Dirjen PSP Sarwo Edhy Dukung Program PKBM

Kementerian Pertanian (Kementan). melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), terus memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) kepada kelompok tani atau gabungan kelompok tani. Hal ini dilakukan sejalan dengan program pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi (PKBM).

“Dengan program ini, pemerintah daerah mampu mengoptimalkan Alsintan melalui usaha pelayanan jasa Alsintan (UPJA),” kata Dirjen PSP, Sarwo Edhy saat menerima kunjungan kerja Kepala Dinas Pertanian Toli-Toli di Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Dia mendukung program prioritas Pemerintah Kabupaten Toli-Toli untuk mempertahankan, bahkan memperluas lahan pertanian. Tujuannya untuk menjamin produksi pangan dan mencukupi kecukupi kebutuhan secara mandiri.

Luas lahan sawah Kabupaten Toli-Toli saat ini sekitar 15.000 hektare (ha) dan lahan untuk pengembangan komoditas hortikultura masih terbuka lebar. Dukungan ini diberikan karena program Pemda Toli-Toli bagus, fokus di bidang pangan, sehingga konversi lahan dapat dihindari.

“Konversi lahan sulit dibendung, tapi Kabupaten Toli-Toli bisa mempertahankannya. Jadi, kami siap berikan bantuan mekanisasi,” katanya.

Sarwo Edhy menjelaskan, salah satu bentuk dukungan nyata Kementan melalui Ditjen PSP adalah bantuan Alsintan. Hal ini sejalan dengan program pengembangan PKBM.

Menurut dia, penggunaan Alsintan dapat menurunkan biaya produksi usahatani, dan meningkatkan produksi dan pendapatan petani serta meningkatkan minat kaum milenial dalan berusaha tani.

Kepala Dinas Pertanian Toli-Toli, Rusran Rewa mengatakan, pengembangan pertanian di Toli-Toli tidak hanya dengan mempertahankan lahan pertanian yang ada, namun menambah luas lahan pertanian melalui bantuan program cetak dari Kementan.

Itu sebabnya, dia sangat mengapresiasi program pertanian selama pemerintahan Jokowi-JK karena benar-benar dirasakan pemerintah daerah dan petani.

“Dengan dukungan Kementan, kami optimis Toli-Toli selain mampu memenuhi sendiri kebutuhan pangan, juga mampu memasok bahan pangan untuk kebutuhan masyarakat di Ibu Kota baru nanti. Tidak hanya komoditas tanaman pangan, komoditas hortikultura sangat berpotensi dikembangkan di daerah kami,” ujarnya.

Rusran menyatakan, berkat bantuan dan program Kementan, kini Kabupaten Toli-Toli menjadi salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah yang pengelolaan pertaniannya secara modern. Penanganan pertanian dari hulu ke hilir sudah menggunakan mekanisasi pertanian yang canggih.

Selama pemerintahan Jokowi-JK, petani banyak menerima bantuan Alsintan. Hal ini yang membuat petani tidak lagi mengolah sawah, panen, dan penanganan pasca panen secara manual.

“Bantuan Kementan sangat kami rasakan memberikan perhatian khusus untuk kemajuan pertanian Toli-Toli,” kata Rusran. Jumlah Alsintan sudah tidak terhitung lagi, sudah banyak. Namun, ke depan, masih dibutuhkan lagi, karena ada pembukaan lahan baru.

Bantuan Alsintan Mengalir

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapatkan bantuan Alsintan sebanyak 76 unit. Bantuan ini dari APBN yang disalurkan Kementerian Pertanian (Kementan) dan APBD dari Provinsi Sulsel.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP), Harun menyatakan, selain Alsintan berupa traktor roda dua sebanyak 76 unit, Bulukumba juga dapat bantuan electric fence pengusir babi 6 unit, pupuk organik kurang lebih 1 ton kepada kelompok tani.

Harun menyebutkan, dengan lahan sawah sekitar 22.000 ha, dibutuhkan handtractor roda dua sebanyak 1.530 unit atau 15 ha/unit. Namun, traktor tangan roda dua sekarang ini baru mencapai kurang lebih 1.000 unit.

“Pada periode sebelumnya, kami telah menyalurkan handtraktor sebanyak 742 unit. Ini luar biasa, karena rata-rata kita menyalurkan Alsintan ratusan per tahun,” ungkapnya.

Mengingat kebutuhan Alsintan sangat mendesak, Pemerintah Kabupaten Bulukumba juga telah membentuk Brigade Alsintan untuk memenuhi layanan alat pertanian para petani.

Brigade itu, lanjut Harun, terdiri dari traktor roda dua sebanyak 120 unit dan traktor roda empat 2 unit, combine harvester besar atau mesin panen sebanyak 15 unit, kemudian pompa air 121 unit, alat tanam 10 unit, alat panen jagung 11 unit, dan hand sprayer 88 unit.

“Itu semuanya adalah alat brigade yang sewaktu-waktu bisa petani gunakan dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan pertanian,” beber Harun.

Selain itu, untuk mengantisipasi gagal panen, Harun menyampaikan bahwa ada kuota dari pemerintah sebanyak 5.000 ha untuk mendapatkan asuransi pertanian di wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami gagal panen. Dirinya meminta para petani untuk memanfaatkan asuransi pertanian itu dengan hanya membayar Rp36.000/ha.

Anjuran tersebut disampaikan karena sampai saat ini, dari 2.500 ha areal sawah yang terancam gagal panen, hanya sekitar 554 ha yang masuk asuransi. Sehingga ada 2.000 ha yang merugi begitu saja. Padahal, jika dimasukkan dalam asuransi, petani bisa mendapatkan jasa asuransi Rp6 juta/ha.

“Sangat disayangkan jika petani tidak menggunakan asuransi pertanian, karena (preminya) hanya senilai dua bungkus rokok,” katanya. PSP