Ditjen PSP Garap Potensi Sumber Air

* Antisipasi Musim Kemarau

Ketersediaan air sangat penting bagi pertanian.  Namun, di tengah perubahan iklim yang kian sulit ditebak, tantangan peningkatan produksi pangan pun menjadi kian berat.

Bagaimana petani harus menyiasati semakin terbatasnya ketersediaan air? Apalagi, kini musim kemarau sudah di depan mata. Diperkirakan pada Agustus menjadi puncak musim kemarau. Untuk itu, langkah antisipasi perlu dilakukan agar kegiatan pertanian tetap berjalan.

Koordinator Iklim, Konservasi Air dan Lingkungan Hidup, Direktorat Irigasi, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP), Kementerian Pertanian, Andi Halu mengakui, ke depan kondisi iklim makin ekstrem. Kadang air berlimpah sehingga menyebabkan banjir. Namun, suatu saat berkurang drastis dan menyebabkan kekeringan.

Contohnya, pada tahun 2015 terjadi kekeringan cukup tinggi. Namun, pada tahun 2016 justru ada kejadian banjir. Tapi empat tahun berselang kekeringan lagi, setelah itu banjir. “Jadi, banjir terjadi setelah kekeringan panjang,” ujarnya.

Di sisi lain, Andi Halu mengakui, banyak kendala dalam sumberdaya air. Di antaranya, menurunnya fungsi DAS, alih fungsi lahan dan perubahan iklim yang makin ekstrem. Kendala lain adalah rusaknya infrastruktur dan menurunnya kualitas air karena terjadi pencemaran air.  Untuk itu, kata Andi Halu, perlu efsiensi penggunaan air.

“Upaya yang kami lakukan sekarang adalah konservasi sumberdaya air. Misalnya dengan teknik panen air dengan embung, dam parit, serta long storage,” katanya. Kegiatan lainnya adalah sistem pemberian dan pendistribusian air dengan irigasi suplementer dan peningkatan efsiensi penggunaan air.

Kebijakan Panen Air

Andi Halu menjelaskan, dalam kebijakan irigasi pertanian, pihaknya berupaya melakukan peningkatan efisiensi pemanfaatan air irigasi. Salah satunya dengan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (JIT).

“Saat ini hampir separuh luas lahan pertanian merupakan tadah hujan dan sebagian lain irigasi desa yang salurannya masih tanah. Itu yang kita perbaiki. Irigasi yang masih saluran tanah kita rehabilitasi agar air yang ada bisa dimanfaatkan optimal,” katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah juga mendorong penggunaan sistem irigasi berselang dan irigasi tetes.

Menurut Andi Halu, saat ini terdapat 25.000 unit  embung pertanian dan 15.000 unit irigasi perpompaan/pipanisasi dan rehabilitasi JIT seluas 3,5 juta ha. Semua itu dibangun Kementerian Pertanian sejak 2014-2021.

Untuk tahun 2022, total rehabilitasi JIT seluas 4.385 ha di 30 provinsi dan sekitar 300 kabupaten/kota. Kegiatan rehabilitas tersebut diutamakan pada lokasi yang telah dilakukan SID (Survei dan Identifikasi) pada tahun sebelumnya.

“Rehabilitasi juga diutamakan pada daerah yang saluran primer dan skeundernya dalam kondisi baik. Dengan demikian, diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanamn padi sebesar 0,5,” katanya.

Upaya antiispasi kekeringan dengan pemanfaaran sumber air lainnya adalah pengembangan sumber air seperti embung, dam parit dan long storage. Dengan demikian, semua sumber air bisa dioptimalkan. “Kami juga lakukan peningkatan kapasitas P3A,” ujarnya.

Pada tahun 2022, Ditjen PSP mengalokasikan pembangunan embung pertanian sebanyak 400 unit di 32 provinsi dan 226 kabupaten/kota. Kegiatannya dapat berupa embung, dam parit dan long storage dengan luas layanan minimal 25 ha untuk tanaman pangan dan 20 ha untuk komoditas hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Sementara itu program pembangunan irigasi perpompaan dan perpipaan, menurut Andi Halu, diharapkan dapat mendistribusikan air dari sumber yang lebih rendah dari lahan pertanian. Total alokasi kegiatan irigasi perpompaan sebanyak 650 unit di 32 provinsi dan 285 kabupaten/kota.

Sedangkan untuk irigasi perpipaan untuk mendistribusikan air dari sumber yang lebih tinggi dibandingkan lahan pertanian. Total alokasi irigasi perpiapan sebanyak 154 unit di 22 provinsi dan 59 kabupaten/kota.

Program perpompaan dan perpipaan ini diberikan untuk luas layanan minimal 20 ha (tanaman pangan), 10 ha (perkebunan), 5 ha (hortikultura) dan 1 ha (peternakan). “Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman sebesar 0,5,” kata Andi Halu.

“Kami berharap bantuan pemerintah tersebut bisa berfungsi dan terjaga dengan baik. Karena itu, prioritas kami adalah pengawalan pemanfaatan sumber air sebagai suplesi pada lahan warga yang terdampak kekeringan,” tuturnya. PSP

Irigasi Pertanian Pacu Produktivitas Meningkat

Irigasi pertanian yang menjangkau areal persawahan dirasakan betul manfaatnya oleh petani. Salah satunya dirasakan petani di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Produktivitas pertanian meningkat pesat berkat irigasi pertanian. Boleh dibilang, irigasi pertanian membawa sektor pertanian di Sumedang ke arah yang maju, mandiri dan modern.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan memiliki banyak jenis program irigasi, seperti irigasi perpipaan, perpompaan, embung, dan lainnya. Irigasi bertujuan menjaga tingkat produktivitas petani dalam mengembangkan budidaya pertanian mereka.

“Tujuan irigasi adalah untuk memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplai air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak,” katanya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, irigasi juga bisa meningkatkan intensitas pertanaman atau luas areal tanam.

Selain itu juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi.

Menurutnya, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Sebab, tidak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan infrastruktur irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi. Akibatnya, efisiensi dan efektivitas irigasi akan berkurang.

“Irigasi merupakan solusi saat kemarau, sehingga produksi pertanian benar-benar tidak terganggu. Sebagai bagian dari water management, irigasi ini memastikan air bisa selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian dalam kondisi dan situasi apapun,” katanya.

Ali berharap masyarakat sekitar bisa menjaga dan memaksimalkan fungsi irigasi perpipaan ini. “Sehingga bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga pendapatan para petani,” katanya.

Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menuturkan, irigasi merupakan faktor penting bagi petani untuk dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) mereka. Air yang mengalir dengan baik mampu meningkatkan IP pertanian.

“Kementan memastikan air selalu tersedia untuk mendukung produksi pertanian, salah satunya melalui irigasi perpipaan,” katanya.

Tingkatkan Produktivitas

Sementara petani di Kabupaten Tabanan, Bali, merasakan betul manfaat irigasi pertanian. Produktivitas pertanian mereka melonjak dengan baik yang berimbas positif terhadap peningkatan pendapatan petani.

Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil menambahkan, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Sebab, tidak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan infrastruktur irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi.

“Akibatnya efisiensi dan efektivitas irigasi akan berkurang. Tentu hal itu akan berpengaruh terhadap pengembangan budidaya pertanian dan produktivitas hasil tani,” kata Ali.

Selain itu, Ali menilai irigasi juga bisa meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani.

“Berangkat dari hal itu, maka kita harus memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi,” katanya.

Dikatakan Ali, irigasi merupakan solusi pengairan bagi petani saat musim kemarau, sehingga produksi pertanian benar-benar tidak terganggu. “Sebagai bagian dari water management, irigasi ini memastikan air bisa selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian dalam kondisi dan situasi apapun,” tutur Ali.

Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto, berharap masyarakat sekitar bisa menjaga dan memaksimalkan fungsi irigasi perpipaan ini. “Sehingga bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga pendapatan para petani,” katanya.

Sebab, kata Rahmanto, irigasi merupakan faktor penting bagi petani untuk dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) mereka. “Air yang mengalir dengan baik mampu meningkatkan IP pertanian,” tutur Rahmanto.

Oleh karenanya, Rahmanto menjamin instansinya akan terus memastikan jika air selalu tersedia untuk mendukung produksi pertanian, salah satunya melalui program irigasi pertanian. PSP