Impor Beras Kuras Devisa Belasan Triliun

Foto: Antara

Indonesia menghabiskan devisa belasan triliun rupiah untuk mengimpor beras dari sejumlah negara sampai September 2023. Bahkan, impor beras dari Vietnam selama 9 bulan pertama 2023 mencapai 462 juta dolar AS atau tembus Rp7,1 triliun (dengan kurs Rp15.500/dolar AS).

Pemborosan devisa itu bakal makin bengkak jika impor dari Thailand, yang tercatat sebagai sumber beras impor terbesar Indonesia, selain India, Pakistan dan Kamboja, juga ikut dihitung.

Menurut data statistik yang dirilis General Department of Vietnam Customs per 10 Oktober 2023, Vietnam telah mengapalkan beras total sebanyak 884.177 ton ke Indonesia dalam 9 bulan pertama 2023, seperti dimuat vietnamplus.vn, Kamis (12/10). Dan total devisa yang diraup petani dan pengusaha Vietnam mencapai 462 juta dolar AS, yang secara hitungan tahun ke tahun mencetak kenaikan 17,7 kali lipat untuk volume dan 19,2 kali lipat untuk nilai devisa.

Indonesia dipuji Vietnam karena telah memilih negerinya sebagai pemasok beras utama dan ini memperkuat posisi Vietnam dari sisi produsen beras maupun kualitas beras, kata seorang pejabat Kantor Dagang Vietnam di Indonesia, menyusul keluarnya pernyataan Indonesia akan mengimpor 1,5 juta ton beras lagi dari Vietnam dan Thailand.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo saat panen padi di Desa Ciasem, Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10), menegaskan pemerintah akan mengimpor lagi 1,5 juta ton beras. Hal itu terjadi karena produksi beras dalam negeri tidak mencukupi, yang ditambah dengan fenomena El Nino. Sementara cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog sampai saat ini mencapai 1,7 juta ton. “Tapi kita akan menambah impor lagi sampai akhir tahun kira-kira 1,5 juta ton,” ujar Presiden.

Baca: Indonesia Impor Beras 1,5 Juta Ton Lagi

Sebagai pelaksana impor 1,5 juta ton beras itu adalah Perum Bulog, sehingga dengan penugasan tersebut, selama 2023 ini Bulog secara total akan memanen beras di pelabuhan sebanyak 3,5 juta ton!

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal mengatakan, pemerintah telah memberikan tambahan kuota penugasan impor kepada Bulog sebanyak 1,5 juta ton. Namun pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran di dalam negeri saat ini.

Untuk impor 1,5 juta ton, Bulog sudah mulai melakukan negosiasi kepada sejumlah negara yang berpotensi mengekspor berasnya untuk Indonesia, di antaranya Thailand, Vietnam, dan Pakistan.

Baca: Stabilkan Harga, BULOG Siap Terima Tambahan Impor Beras

Impor dari Thailand

Selain Vietnam, sumber utama pasok beras impor Indonesia adalah Thailand. Bahkan, beras eks Thailand tercatat paling besar dari sisi volume. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras Indonesia selama delapan bulan pertama 2023 (Januari-Agustus) sudah mencapai 1,59 juta ton.

Menurut Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, impor beras itu didominasi oleh golongan semi-milled atau wholly-milled rice. “Golongan tersebut mendominasi impor beras selama ini. Pangsanya sekitar 88,52%,” kata Amallia dalam jumpa pers virtual, Jumat (15/9/2023).

Nah, dari total impor beras hampir 1,6 juta ton tersebut, mayoritas berasal dari Thailand, yakni 802.000 ton atau 50,36%. Sementara beras dari Vietnam di posisi kedua dengan jumlah total 647.000 ton atau 42,33%.

Sisa beras lainnya datang dari India (66.000 ton atau 4,16%), disusul kemudian Pakistan sebanyak 45.000 ton atau 2,85% dan dari lainnya sebanyak 5.000 ton (0,30%).

Jumlah impor itu kemungkinan juga akan datang dari Kamboja. Pasalnya, Presiden Jokowi sudah mengatakan Indonesia akan mengimpor beras Kamboja sebanyak 250.000 ton, yang akan dipakai untuk memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP).

Sejauh ini, harga beras Thailand untuk kualitas butir patah (broken) 5% memang cenderung melemah. Berdasarkan data Thai Rice Exporters Association (TREA) per 11 Oktober 2023, harga FOB untuk beras broken 5% mencapai 595 dolar AS/ton, turun dibandingkan 621 dolar AS/ton pada 13 September.

Jika dibandingkan, harga beras Thailand untuk kontrak saat ini memang lebih murah ketimbang harga beras Vietnam dengan kualitas yang sama. Dari data TREA mencatat, beras Vietnam broken 5% lebih mahal dengan kisaran harga 618-622 dolar AS/ton. Sementara beras Pakistan untuk kualitas yang sama mencapai 548-552 dolar AS/ton.

Jika beras Thailand yang dibeli Bulog rata-rata di kisaran harga 590 dolar AS/ton saja, maka dengan volume impor sebanyak 802.000 ton sampai Agustus 2023, devisa yang terkuras untuk menebusnya mencapai 473 juta dolar AS. Dengan kurs sekitar Rp15.500/dolar AS, maka Indonesia membuang devisa Rp7,3 triliun lebih hanya untuk beras.

Jika beras Vietnam, Thailand, India, Pakistan dan Kamboja dihitung, maka devisa yang terkuras untuk impor beras saja bisa Rp15 triliun. Apalagi, jika impor beras 3,5 juta ton benar-benar direalisasikan. AI