Indonesia berencana untuk mengekspor beras ke tiga negara di Samudera Pasifik yaitu Republik Vanuatu, Fiji, dan Samoa.
“Mereka semua bersedia impor beras dari Indonesia khususnya dari perbatasan yaitu dari Merauke,” kata Mentan Amran Sulaiman kepada pers di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Rabu (9/8/2017).
Amran menuturkan, saat ini harga beras di ketiga negara tersebut mencapai Rp23.000 atau sekitar 2 dolar AS per kilogram. Indonesia menawarkan beras seharga sekitar Rp1 dolar AS per kilogram. “Kami tawarkan 1 dolar mereka bersedia ini poin penting untuk Indonesia,” jelas Mentan.
Mentan menjelaskan, bandrol beras ekspor memang sengaja tidak dibuat mahal. Tujuannya agar tiga negara tersebut mengenal baik beras yang dihasilkan Indonesia. Nantinya, harga jual beras ekspor bisa dinaikkan seiring perjalanan waktu.
“Dulu kita masih ingat harga beras Rp40.000-Rp50.000. Sekarang ini Rp8.000-Rp10.000 per kilo, nah kalau kita berikan harga Rp13.000 per kilo, masih untung. Jangan jual mahal dulu nanti kalau lancar sudah mengenal baik beras Indonesia kita naikkan,” terangnya.
Soal volume ekspor beras, Mentan menjelaskan akan disesuaikan dengan kebutuhan negara tersebut. Mentan menyatakan, ekspor tidak akan menggangu kebutuhan dalam negeri apalagi Indonesia telah membangun sawah di Merauke. “Ekspor sesuai dengan kebutuhan mereka. Kita sudah membangun sawah 10.000 hektare di perbatasan Merauke dan kita akan tambah lagi,” katanya.
Selain siap untuk memasok beras, Indonesia juga memberikan dukungan untuk pembangunan pertanian di tiga negara tersebut. Diantaranya melalui bantuan hand traktor dan pelatihan peningkatan petani dan petugas pertanian. Sabrina