Irigasi Bantu Petani NTT Kembangkan Program Food Estate

Program irigasi pertanian membantu petani di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengembangkan program Food Estate, yang dicanangkan Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Irigasi pertanian yang bersumber dari Bendungan Rotiklot berhasil mengairi areal Food Estate seluas 53 hektare (ha) yang berada di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, NTT. Nantinya, lumbung pangan di Belu ini akan diperluas menjadi 500 ha.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sistem irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga produktivitas sektor pertanian.

Seperti diketahui, air merupakan faktor penting dalam pengembangan budidaya pertanian. Tanpa air, produktivitas pada sektor pertanian tidak akan berkembang dengan maksimal.

“Dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman yang diperoleh dari air hujan, sistem irigasi atau sumber air permukaan menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” ujarnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil mengatakan, irigasi merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan.

Oleh karena itu, sistem irigasi pada sektor pertanian harus berjalan baik. Sebab, pertanian tidak boleh terganggu oleh faktor apapun.

“Keberadaan irigasi pertanian membuat petani tidak khawatir, meski memasuki musim kemarau. Sebab, irigasi akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga,” ucap Ali.

Ali menambahkan, selain penting bagi keberlanjutan sektor pertanian, keberadaan air mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) petani.

“Ada tiga aspek dari keberadaan irigasi pertanian, yakni produktivitas, peningkatan IP pertanian, dan meningkatnya kesejahteraan petani,” katanya.

Tak hanya itu, lanjut Ali, keberadaan irigasi juga menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Hal tersebut terjadi lantaran irigasi dapat memberikan pasokan air stabil untuk lahan sawah sehingga perkembangan budidaya padi petani bisa berjalan dengan baik.

“Irigasi adalah water management dan berfungsi untuk mengatur air, baik air hujan maupun air tanah. Irigasi bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas lainnya,” jelas Ali.

Melihat pentingnya peran tersebut, Ali berharap agar sistem irigasi bisa dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan pendapatan petani.

Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP Kementan Rahmanto mengatakan, dirinya berharap agar irigasi pertanian tidak hanya dimanfaatkan untuk sektor tanaman pangan, tetapi juga sektor hortikultura, perkebunan dan peternakan.

“Air adalah faktor teknis untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pada akhirnya, kesejahteraan petani juga meningkat,” kata Rahmanto.

Pertanian Sekadau Berkembang

Sementara itu, petani di Desa Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat juga mendapatkan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT).

Program yang digulirkan olrh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) ini sukses membuat sektor pertanian di Kabupaten Sekadau berkembang pesat.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dalam pertanian air harus selalu tersedia dengan baik. Pasokan air harus berjalan dengan baik, karena menjadi indikator tumbuh kembang pertanian.

Oleh karena itu, manajemen air menjadi sangat penting. “Program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan dari Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air,” katanya.

Untuk itu, perlu penataan air, di mana sekundernya, di mana primernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, sehingga air dapat betul-betul dimanfaatkan untuk mencapai tiga kali panen raya.

Dirjen PSP Kementan Ali Jamil mengatakan, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Kerusakan atau tidak berfungsinya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi seluruh kinerja sistem irigasi.

“Pada akhirnya, hal tersebut akan menyebabkan efisiensi dan efektivitas irigasi menjadi berkurang,” kata Ali.

Ali berharap, program RJIT dari Kementan dapat meningkatkan infrastruktur jaringan, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan.

“Kegiatan RJIT ini bisa meningkatkan luas areal tanam dan indeks pertanaman, termasuk meningkatkan partisipasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan P3A, Poktan, atau Gabungan Poktan dalam pengelolaan jaringan irigasi,” jelas Ali.

Direktur Irigasi Dirjen PSP Kementan, Rahmanto memaparkan, program RJIT yang diperuntukkan bagi Kelompok Tani Lubuk Terutung itu sudah rampung 100%. “Untuk spesifikasi teknis, panjang saluran adalah 66,4 meter, lebar penampang luar 30 cm, tinggi kedalaman penampang dalam 75 cm. Untuk pintu bangunan konservasi air lebar 40 cm, tinggi 1,50 cm dan tebal 3 cm,” katanya.

Program RJIT ini mengairi lahan seluas 25 ha dengan produktivitas hasil panen 5,7 ton/ha.

Embung di Blora, Produk Naik

Sementara di Blora, Kementan merealisasikan program embung untuk UPKK Purwo Suci di Desa Ngraho, Kecamatan Kedung Tuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Embung yang direalisasikan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan itu sukses meningkatkan produktivitas pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, embung merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan pertanian. Embung akan menjaga irigasi pengairan pertanian, karena pertanian tak boleh terganggu oleh faktor apapun.

“Ketika musim kemarau tiba, petani tak perlu khawatir karena ada embung ini yang akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga,” ujarnya.

Keberadaan air menjadi faktor penting bagi keberlanjutan sektor pertanian. Air mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) petani, seperti yang terlihat di di Desa Ngraho, Kecamatan Kedung Tuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. “Dengan meningkatkanya Indeks Pertanaman, maka meningkat pula produktivitas pertanian mereka,” kata Mentan Syahrul.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, keberadaan embung menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Mengapa demikian, oleh karena embung memberikan pasokan air stabil kepada lahan sawah, sehingga perkembangan budidaya padi petani berjalan dengan baik.

Ada tiga aspek dari keberadaan embung ini yaitu produktivitas, peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pertanian dan meningkatnya kesejahteraan petani,” ujarnya.

Ali menerangkan, embung adalah water management. Embung berfungsi mengatur air, baik air hujan maupun air tanah.

“Embung bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas perkebunan, hortikultura, juga ternak. Kita harapkan embung bisa dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan pendapatan petani,” harapnya.

Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menerangkan, embung adalah faktor teknis bagi terungkitnya produktivitas pertanian. Pada akhirnya, kesejahteraan petani juga meningkat. Dikatakannya, jenis bangunan menggunakan konstruksi pasangan batu yang dilengkapi dengan pintu di bagian outlet. Panjang bangunan 23 meter, lebar 10 meter, kedalaman 2,2 meter dengan volume 500 meter kubik.

“Embung mengairi sekitar minimal 25 ha serta memfasilitasi sumber tampungan air untuk sawah karena sebelum ada embung agak jauh mengambil sumber airnya,” kata Rahmanto.

Pembangunan embung sesuai dengan Visi Misi Bupati Blora, yakni “Dalane Alus, Banyune Lancar Terus” (Jalannya halus, airnya mengalir terus). Penyediaan infrastruktur khusus pertanian didorong Pemerintah Kabupaten Blora untuk mendukung produksi padi dan jagung di Kabupaten Blora.

Bupati Blora, Arief Rohman mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian karena sudah mengalokasikan banyak kegiatan di Kabupaten Blora.

Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora drh. Gundala Wejasena, MP menyampaikan pembangunan embung sangat membantu petani di Desa Ngraho Kecamatan Kedungtuban. Embung dapat dimanfaatkan untuk mempercepat tanam padi dan mengairi sawah di musim kemarau. PSP