Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan program Jalan Usaha Tani (JUT) bagi Kelompok Tani Sido Makmur di Desa Kemukus, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Jalan Usaha Tani itu dibangun dengan panjang 178 meter, lebar 2,25 meter dan dan tinggi 0,25 meter. Program Jalan Usaha Tani itu mempermudah petani untuk mendistribusikan hasil pertanian mereka. Cakupan pasar pun semakin luas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menerangkan, JUT sendiri bertujuan untuk mempermudah akses para petani dalam memperluas jalur distribusi hasil pertanian serta meningkatkan pendapatan petani.
“JUT menjadi salah satu program strategis yang dilaksanakan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP),” katanya.
Pembangunan JUT menjadi salah satu program strategis yang dilaksanakan Kementan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).
Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil mengatakan, prasarana dan sarana pertanian pada era pertanian modern memang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.
Menurutnya, hal tersebut berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas petani. “Untuk memenuhi persyaratan penggunaan Alsintan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen diperlukan fasilitas jalan, jembatan, serta kelengkapannya yang memadai,” ujarnya.
Ali menambahkan, majunya sistem pertanian tak hanya ditandai dengan modernisasi pertanian saja, tetapi juga meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan para petani.
Dalam konteks sistem pertanian modern, diperlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang dapat menunjang usaha tani, mengangkut sarana produksi pertanian (saprodi) dan hasil pertanian, baik dari maupun menuju lokasi.
“Jalan usaha tani ini akan mempermudah akses Alsintan serta alat angkut lainnya yang dapat menjangkau area persawahan. Jalan pertanian ini akan memutus cost produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” tuturnya.
Dikatakan Ali, pembangunan Jalan Usaha Tani merupakan upaya menuju pertanian modern serta berwawasan agribisnis. Oleh karena itu memerlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang menunjang.
Sebagai informasi, JUT merupakan akses infrastruktur yang dibangun untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu juga tentunya agar distribusi hasil pertanian menjadi lancar. Pembangunan JUT menjadi salah satu program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) yang dilaksanakan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).
Ali Jamil mengatakan, prasarana dan sarana pertanian pada era pertanian modern memang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.
“Untuk memenuhi persyaratan penggunaan Alsintan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen, diperlukan fasilitas jalan, jembatan, serta kelengkapannya yang memadai,” katanya.
Menurut dia, majunya sistem pertanian tak hanya ditandai dengan penggunaan Alsintan saja, tetapi juga meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan para petani.
Dia menyebutkan, JUT merupakan program yang sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor.
“Jalan usaha tani ini akan mempermudah akses Alsintan menjangkau areal persawahan. Jalan pertanian ini akan memutus cost produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” jelasnya.
Ali Jamil mengatakan, pihaknya menjalankan program pembangunan jalan pertanian untuk mendongkrak produktivitas sebagai bagian dari upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional yang terdampak COVID-19.
“Sebagai bagian dari pemulihan perekonomian nasional, Ditjen PSP menyalurkan bantuan, salah satunya melalui wujud pembangunan jalan pertanian di berbagai daerah dengan pengupayaan tenaga kerja padat karya,” katanya.
Dia menyebutkan, saat ini Kementan menargetkan seribu titik pembangunan jalan pertanian di seluruh penjuru Nusantara. “Pembangunan jalan pertanian ini meliputi budidaya tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan,” tuturnya.
Ali menambahkan, ada tiga ketentuan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan program terebut, yakni lahan harus clear and clean, status lahan jelas, dan terdapat petani penerima manfaat.
Untuk spesifikasinya, tambah Ali, dimensi lebar badan jalan minimal dua meter yang dapat dilalui kendaraan roda tiga. “Untuk dimensi jalan seperti bahu jalan, badan jalan, gorong-gorong, jembatan, saluran drainase dan lainnya disesuaikan dengan kondisi lokasi. Prinsipnya, pembangunan jalan pertanian ini mampu memangkas biaya produksi pertanian,” tegasnya
Sinjai Bagun JUT
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai di bawah nahkoda Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) kembali akan merealisasikan salah satu program di bidang pertanian, yaitu Jalan Usaha Tani (JUT).
Total jalan usaha tani yang akan dibangun tahun 2022 ini sebanyak delapan paket yang tersebar di beberapa kecamatan, seperti Sinjai Borong, Sinjai Barat, Tellulimpoe dan Kecamatan Bulupoddo.
Menurut Bupati ASA, pembangunan jalan usaha tani yang terus dilaksanakan setiap tahunnya ini merupakan realisasi dari program yang telah dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Tujuannya, kata dia, untuk memudahkan akses maupun mobilisasi para petani mengangkut hasil pertanian mereka dari kebun atau sawah untuk kemudian dipasarkan.
“Alhamdulillah, tahun ini kita akan kembali merealisasikan pembangunan jalan tani. Karena kalau akses yang lancer, yakin dan percaya juga akan berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian kita,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sinjai, melalui Kasubag Program Laode Ahmad Patu mengatakan, rencana pembangunan jalan tani di Kabupaten Sinjai bersumber dari Dana Insentif Daerah (DID) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Delapan jalan tani yang akan dibangun tersebut adalah 5 paket di kecamatan Bulupoddo, dan masing-masing satu paket di Kecamatan Sinjai Borong, Sinjai Barat dan Tellulimpoe,” kata Laode.
Pembangunan jalan tani di Kabupaten Sinjai, kata La Ode, juga mempunyai manfaat yang besar bagi petani dan peningkatan produktivitas pertanian. Oleh karenanya, program ini terus direalisasikan sejak awal pemerintahan Bupati ASA.
“Manfaatnya sangat besar karena bisa digunakan untuk mengangkut mulai dari pupuk, benih hingga hasil pertanian, bahkan bisa meningkatkan harga lahan di sekitar jalan tani. Kita patut bersyukur Pak Bupati sangat menaruh perhatian yang besar kepada petani kita untuk melakukan komunikasi dan koordinasi hingga ke pusat,” jelasnya.
Pihaknya menyebut, jumlah pembangunan infrastruktur pertanian di Sinjai kemungkinan bertambah, sebab bakal ada bantuan dari pemerintah provinsi (Pemprov) Sulsel mengenai pembangunan jalan tani.
“Insyaa Allah, kita tunggu prosesnya dari Provinsi Sulsel, tapi yang pasti itu ada delapan yang akan dibangun tahun ini,” jelasnya.
Bireun, Berkembang Berkat JUT
Sementara itu di Aceh, Ditjen PSP juga merealisasikan program JUT untuk Kelompok Tani Keupula Jaya di Desa Gampong Manis Kupula, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireun, Aceh.
Jalan Usaha Tani yang dibangun dengan dengan panjang 545 meter dan lebar 3 meter itu mendorong sektor pertanian di Bireun semakin berkembang pesat.
Syahrul mengatakan, dalam era 4.0, sektor pertanian ditandai dengan penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan). “Agar dapat menjangkau areal persawahan, maka diperlukan akses berupa jalan usaha tani agar alsintan dapat dioperasionalkan,” ujarnya.
Ali Jamil menerangkan, JUT merupakan akses infrastruktur yang dibangun untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Keberadaan JUT akan memperluas jangkauan distribusi budidaya pertanian.
Dikatakannya, prasarana dan sarana pertanian pada era pertanian modern memang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas. “Untuk memenuhi persyaratan penggunaan alsintan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen, diperlukan fasilitas jalan, jembatan, serta kelengkapannya yang memadai,” kata Ali.
Dia menambahkan, majunya sistem pertanian tak hanya ditandai dengan penggunaan Alsintan saja, tetapi juga meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan para petani.
Menurut Ali Jamil, JUT merupakan program yang sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor.
“Jalan usaha tani ini akan mempermudah akses Alsintan menjangkau areal persawahan. Jalan pertanian ini akan memutus cost produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” jelas Ali Jamil.
Dalam konteks sistem pertanian modern, kata dia, diperlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang dapat menunjang penggunaan alsintan.
Selain itu, diperlukan pula penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian untuk mengangkut sarana produksi pertanian (saprodi) dan hasil pertanian, baik dari maupun menuju lokasi. YR/SW