Jumlah titik panas (hot spot) mengalami tren penurunan sejak tahun lalu. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengklaim ini adalah bukti dari efektivitas pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sudah dilakukan.
Jumlah hotspot berdasarkan satelit NOAA19 per 1 Januari-15 Agustus 2017 dilaporkan terdapat 1.466 titik. Hal ini menurun sebanyak 189 titik atau 11,41%, jika dibandingkan tahun 2016 periode yang sama, dari semula 1.655 titik.
Sementara data hotspot TERRA/AQUA (NASA) per 1 Januari-15 Agustus 2017 (dengan tingkat kepercayaan 80%), juga menunjukkan penurunan. Jumlah hotspot dilaporkan hanya 518 titik, atau turun hingga 1.881 titik (78,4%) dibandingkan periode yang sama tahun 2016 yang sebanyak 2.399 titik.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan KLHK Raffles B Panjaitan mengungkapkan, salah satu penyebab upaya pengendalian karhutla tahun ini sangat efektif adalah pembentukan tim patroli terpadu di tingkat tapak. “Selain pasukan Manggala Agni KLHK, tim patroli melibatkan Desa dan Babinsa,” kata dia di Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Menurut Raffles, dari 1.014 desa rawan karhutla sudah ada 408 posko tim patroli terpadu yang bisa menjangkau 678 desa. Tim, katanya, langsung bergerak melakukan pengecekan di lapangan begitu indikasi karhutla.
Sugiharto