“Halo Walton, silakan kalian geser dan turun dulu setingkat. Kini giliran kami dari keluarga Nahyan yang di atas.”
Itu mungkin kira-kira gambaran persaingan di dinasti kerajaan para orang super kaya dunia menurut versi Bloomberg.
Untuk pertama kalinya, House of Nahyan bergabung dalam peringkat tahunan para keluarga tajir melintir Bloomberg, dan bercokol di peringkat teratas.
Dengan kekayaan mencapai 305 miliar dolar AS (sekitar Rp4.500 triliun dengan kurs Rp15.000/dolar AS), keluarga Al Nahyan dari Abu Dhabi menggulingkan keluarga Walton, sang pemilik kerajaan Walmart Inc. dengan selisih kekayaan mencapai 45 miliar dolar AS. Pendatang baru lainnya juga datang dari kerajaan minyak di Timur Tengah lainnya: Al Thani. Keluarga kerajaan Qatar ini menduduki posisi 5.
Di tengah isu iklim global, kekayaan dari emas hitam alias minyak bumi membentuk kembali bisnis global dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kelenturan kekuatan finansial pribadi — dan juga kekayaan negara yang diinvestasikan — menambah kekuatan pengaruh yang semakin besar di kawasan ini. Kekayaan tiga keluarga superkaya asal Teluk yang masuk dalam peringkat Bloomberg kemungkinan besar malah jauh lebih besar dibandingkan perkiraan konservatif ini.
Secara keseluruhan, para keluarga terkaya di dunia telah mengalami peningkatan kekayaan sebesar 1,5 triliun dolar AS sejak pemeringkatan terakhir, dan peringkat baru dari Timur Tengah bukanlah satu-satunya perubahan yang patut dicatat. Di antara kelompok yang memperoleh keuntungan terbesar adalah keluarga kerajaan yang berbeda: dinasti generasi keenam di balik merek mewah Hermès, yang bertambah kekayaan 56 miliar dolar AS untuk menjadi orang terkaya ketiga di dunia berkat loyalitas para pecinta mode.
Kekayaan di dunia ini, yang bisa diperoleh atau musnah sekejap dalam hitungan detik, mampu dipupuk dan dipertahankan klan-klan terkaya di dunia dengan cara tetap bersatu, disatukan oleh rasa tanggung jawab bersama dan keyakinan bahwa mereka akan jadi lebih makmur lagi dengan cara itu.
Itu semua yang membantu para orang yang sangat-sangat kaya tersebut bisa bertahan meski dunia dilanda perang, krisis ekonomi, pemajakan, pertikaian berdarah dan ipar atau mertua yang ngaco. Pasar yang kuat juga membantu, tapi keluarga-keluarga kaya paling sukses justru bertahan berkat capaian selama bergenerasi, bukan hitungan triwulanan, kata Bob Gould, salah satu mitra di Creaghan McConnell Group, firma yang memberi nasihat kepada keluarga bisnis. “Mereka memainkan permainan yang lebih lama.”
Berikut daftar orang-orang terkaya dunia versi Bloomberg.
Satu dari tujuh emirat yang membentuk Uni Emirat Arab, Abu Dhabi adalah ibu kota negara dan tempat sebagian besar cadangan minyaknya ditemukan. Keluarga penguasa Al Nahyan telah memimpin wilayah yang sekarang menjadi UEA selama beberapa dasawarsa, bahkan sebelum minyak mengubah perekonomian dan keuangan para bangsawan. Penguasa Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan juga merupakan presiden negara tersebut. Anggota keluarga lainnya juga memegang peran, baik di pemerintahan maupun di sektor swasta, sehingga sering terjadi batas antara kepentingan negara dan kepentingan pribadi menjadi kabur. Penasihat keamanan nasional Sheikh Tahnoon mengawasi aset — baik dana pribadi maupun negara — senilai hampir 1,5 triliun dolar AS. Bisnis yang dikendalikan kerajaan, International Holding Co., mengalami lonjakan saham hampir 7.000% selama empat tahun terakhir.
Walmart adalah raksasa ritel terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, yakni 611,3 miliar dolar AS pada tahun fiskal terbaru yang diperoleh fdari 10.500 jaringan toko di seluruh dunia. Keluarga Walton memiliki 46% saham perusahaan yang berpusat di Bentonville, Arkansas ini. Jumlah saham sebesar itu menjadi fondasi kekayaan terbesar Amerika.
Keluarga generasi keenam ini memiliki perusahaan fesyen mewah Prancis, Hermès, yang terkenal dengan tas Kelly-nya, yang lelangnya bisa mencapai ratusan ribu dolar AS. Di antara anggota keluarga yang memegang posisi senior di perusahaan tersebut adalah Pierre-Alexis Dumas, direktur artistik, dan ketua eksekutif Axel Dumas. Kerajaan ini dimulai dari Thierry Hermès, yang membuat perlengkapan berkuda untuk para bangsaa tahun 1837.
Di usia 19 tahun, Frank Mars mulai menjual permen molase pada tahun 1902. Bisnis yang kemudian dia ciptakan ini terkenal dengan permen M&M, Milky Way, dan Snickers, meskipun produk perawatan hewan peliharaan menghasilkan lebih dari separuh pendapatan perusahaan yang berjumlah hampir 47 miliar dolar AS. Bisnis yang berbasis di McLean, Virginia ini dimiliki oleh anggota keluarga Mars. Asal tahu, Frank Mars tidak memberikan putranya Forrest saham pengendali dalam bisnis tersebut. Jadi, Forrest membeli kembali saham untuk diambil alih kepemilikan penuhnya bertahun-tahun setelah kematian ayahnya.
Kekuasaan keluarga Al Thani atas Qatar dimulai pada pertengahan abad ke-19 dan bertahan melalui imperialisme Ottoman (Turki) dan Inggris, berdirinya Qatar modern, peperangan, dan dua kudeta. Minyak ditemukan sekitar tahun 1940. Namun, keputusan untuk menambang ladang gas lepas pantai yang sangat besarlah yang benar-benar mengubah negara ini dan membawa para penguasanya ke jajaran tertinggi para orang kaya global. Anggota keluarga mereka menduduki berbagai jabatan politik dan mendominasi perekonomian lokal, memiliki bisnis mulai dari hotel, perusahaan asuransi, hingga kontraktor, selain aset asing yang berharga seperti rumah di Mayfair London, peternakan, dan label fesyen Valentino. Jumlah anggota keluarga Al Thani mencapai ribuan orang, meskipun kekuasaan terkonsentrasi di beberapa cabang utama. Menurut penelitian Harvard, pada suatu waktu mereka mencakup hampir setengah dari jumlah penduduk Qatar yang kecil.
Empat bersaudara Koch, yakni Frederick, Charles, David dan William mewarisi perusahaan minyak milik Fred Koch, sang ayah. Perseteruan keluarga atas kendali perusahaan pada awal tahun 1980-an menyebabkan Frederick dan William hengkang meninggalkan bisnis keluarga, sementara Charles dan David tetap bertahan. Perusahaan ini berkembang menjadi Koch Industries, konglomerat yang berbasis di Wichita, Kansas dengan pendapatan tahunan sekitar 125 miliar dolar AS. Keluarga mengelola sebagian kekayaannya melalui bendera usaha 1888 Manajemen.
Kerajaan Arab Saudi yang telah berusia 91 tahun dapat menumpuk kekayaan berkat cadangan minyak yang sangat besar dan tak tertandingi, sehingga menjadi sumur uang kolektif negara tersebut. Perkiraan kekayaan bersih dinasti Saud ini didasarkan pada pembayaran kumulatif yang diterima anggota keluarga kerajaan selama 50 tahun terakhir dari Royal Diwan, kantor eksekutif raja. Total kekayaan yang dikendalikan oleh sekitar 15.000 anggotanya kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Banyak bangsawan yang menghasilkan uang melalui perantaraan kontrak pemerintah dan kesepakatan tanah serta dengan mendirikan bisnis yang melayani perusahaan negara, seperti Saudi Aramco. Dana kekayaan kerajaan atau SWF yang bernama Public Investment Fund (PIF), memiliki aset lebih dari 700 miliar dolar AS. Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) secara pribadi mengendalikan aset senilai lebih dari 1 miliar dolar AS.
Dhirubhai Ambani, ayah dari Mukesh dan Anil, mulai membangun usaha pijakan menuju Reliance Industries pada tahun 1950-an. Ketika Dhirubhai meninggal dunia tahun 2002 tanpa meninggalkan surat wasiat, jandanya menjadi perantara penyelesaian antara putra-putranya untuk menguasai kekayaan keluarga. Mukesh kini memimpin konglomerat yang berbasis di Mumbai, India yang memiliki kompleks penyulingan minyak terbesar di dunia. Dia tinggal di rumah besar berlantai 27 yang disebut-sebut sebagai tempat tinggal pribadi termahal di dunia.
Alain dan Gerard Wertheimer bersaudara memperoleh manfaat dari pendanaan kakek mereka untuk desainer Coco Chanel di Paris tahun 1920-an. Keluarga mereka memiliki rumah mode, yang memperkenalkan “gaun hitam kecil” ke dunia dan menghasilkan pendapatan sebesar 17,2 miliar dolar AS pada tahun 2022. Keluarga Wertheimer juga memiliki kuda pacuan dan kebun anggur. Saudara tiri mereka, Charles Heilbronn, menjalankan kantor keluarga Mousse Partners.
Kekayaan keluarga paling tajir di Kanada ini bermula pada awal tahun 1930-an, ketika Roy Thomson membuka stasiun radio di Ontario. Dia merambah ke surat kabar dan menjadi pemilik terkemuka di negara itu dan akhirnya menjadi Baron Thomson dari jajaran bisnis yang pertama. Keluarga tersebut memegang sekitar 69% saham di penyedia data dan layanan keuangan Thomson Reuters melalui perusahaan investasi Woodbridge. Perusahaan yang berbasis di Toronto ini memiliki pendapatan 6,6 miliar dolar AS pada tahun lalu.
Indonesia menyumbang satu keluarga di jajaran top 20 lewat dinasti Djarum yang diwakili oleh Michael dan Budi Hartono. Kekayaan keduanya didapat dari usaha rokok yang dibeli ayahnya, Oei Wie Gwan, pada tahun 1950 dan dinamai Djarum. Bisnis ini dimulai dengan operasi 10 orang dan berkembang menjadi salah satu pembuat rokok terbesar di Indonesia. Setelah Oei meninggal pada tahun 1963, putranya Michael dan Budi melakukan diversifikasi dengan berinvestasi di Bank Central Asia (BCA). Taruhan itu kini menyumbang sebagian besar kekayaan keluarga. AI