Pelaku usaha di Indonesia berkomitmen untuk mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060. Bahkan, sejumlah pelaku usaha bergerak lebih jauh melakukan dekarbonisasi untuk menuju Carbon Negative.
Salah satunya adalah dilakukan Marubeni Corporation lewat anak usahanya PT Musi Hutan Persada (MHP) dan PT Tanjung Enim Lestari (TEL), yang beroperasi di Sumatera Selatan.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan serapan karbon melalui Musi Pulp Project,” kata Hiroyuki Moriyasu, General Manager Pulp Departemen Marubeni Corporation, saat diskusi bertajuk ‘Scaling Up Carbon Neutral to Carbon Negative’ di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC, Dubai Uni Emirat Arab, Senin, 4 Desember, 2023.
MHP merupakan perusahaan Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) yang mengelola hutan tanaman industri dengan luas tanaman mencapai 115.000 hektare, serta 43.000 hektare dikelola sebagai areal perlindungan.
Dibangun sejak tahun 1989 di lahan mineral yang berupa alang-alang dan tidak produktif, MHP memproduksi kayu untuk bahan baku pulp berkelanjutan sebanyak 2,2 juta m3 per tahun.
Menurut Moriyasu, untuk meningkatkan serapan karbon, produktivitas tanaman di PBPH yang dikelola terus ditingkatkan. Salah satunya dengan mengganti jenis tanaman ke eukaliptus yang lebih tahan hama. Bibit tanaman yang dimanfaatkan sangat produktif yang dihasilkan melalui riset berkelanjutan.
Pengelolaan tanaman pun dilakukan dengan rendah karbon seperti dengan meminimalisasi penggunaan pupuk kimia dan melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
“Kami menargetkan untuk meningkatkan cadangan karbon di PBPH dari 11 juta ton C02 pada tahun 2020 menjadi 19 juta ton CO2 pada tahun 2030,” katanya.
Kayu tanaman yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan untuk memproduksi pulp di PT TEL. Moriyasu menjelaskan, dekarbonisasi di TEL dilakukan dengan penerapan teknologi carbon capture storage.
“Kami bekerja sama dengan Pertamina untuk implementasi carbon capture storage,” kata Moriyasu.
Nota kesepahaman antara Marubeni dan Pertamina untuk Bio Energy and Carbon Capture and Storage Project telah dilakukan pada Februari tahun 2022 lalu.
Senior Vice President Pertamina Oki Muraza menjelaskan, karbon yang dihasilkan dari proses produksi TEL akan ditangkap, untuk kemudian ditransportasikan dan diinjeksikan pada sumur migas dengan teknologi mutakhir.
Turut menjadi pembicara pada sesi diskusi tersebut Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM Profesor Eko Bhakti Hardiyanto, dan Co Founder Futures Inc Mahadevan Ramachandran. ****