Kementerian Pertanian ( Kementan) saat ini terus gencar merealisasikan program pembangunan konservasi air atau embung untuk sejumlah desa-desa di seluruh Indonesia. Manfaat embung ini dirasakan Kelompok Tani (Poktan) Sinagi di Desa Giwu, Kecamatan Klaurung, Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Dengan adanya embung, para petani di Sorong bisa meraup untung. Hal ini terjadi lantaran budidaya pertanian dan peternakan mereka berkembang pesat.
Ketua Poktan Sinagi, Salmon Malasame mengatakan, berkat program embung, dia dan rekan sesama petani siap menghadapi kemarau panjang pada tahun ini
“Lewat embung ini kami siap menghadapi kemarau. Kami percaya bisa menyiapkan lahan hijau pakan ternak dan menyediakan air untuk ternak kami,” terang Salmon.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan keadaan tahun lalu, sebelum adanya embung. Saat itu, banyak petani di Desa Giwu merasa kesulitan air akibat mengalami kekeringan
Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan, Rahmanto berharap, adanya embung di Sorong bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Tidak hanya untuk sektor tanaman pangan, tapi juga peternakan. Embung ini faktor teknis untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Jika produktivitas naik, kesejahteraan petani juga meningkat,” ujarnya.
Data Agro Indonesia mencatat, Ditjen PSP telah melaksanakan program pengembangan bangunan konservasi air, yakni embung, dam parit, dan long storage sebanyak 2.785 unit.
Untuk irigasi perpompaan, Ditjen PSP mencatat hingga 5 November 2018 telah membangun 2.978 unit. Dengan estimasi luas layanan per unit 20 hektare (ha), maka luas oncoran atau yang dapat diairi saat musim kemarau mencapai 59,78 ribu ha.
Tahun 2014, Kementan sukses membangun sebanyak 9.504 unit embung di 30 provinsi. Sementara tahun 2015, embung yang dibangun 318 unit di 16 provinsi.
Pengembangan embung, dam parit, long storage dalam empat tahun terakhir (2015-2018) mencapai 2.956 unit (untuk realisasi per 5 November 2018).
Dengan estimasi luas layanan 25 ha/unit, maka mampu memberikan dampak pertanaman seluas 73,90 ribu ha. “Bila dapat memberikan dampak kenaikan Indeks Pertanaman (IP) 0,5 saja, maka potensi penambahan produksi pertanaman mencapai 384,28 ribu ton,” kata Rahmanto.
Menurut dia, sarana dan prasarana tersebut dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau. “Tahun ini kami membangun embung, memperbaiki jaringan irigasi tersier serta membuat Irigasi Perpompaan/Perpipaan,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Rahmanto, pihaknya akan memprioritaskan dan mengawal pemanfaatan sumber-sumber air sebagai suplesi pada lahan sawah yang terdampak kekeringan.
“Kami segera mengindentifikasi sumber air alternatif yang masih tersedia dan dapat dimanfaatkan melalui perpompaan dan irigasi air tanah dangkal,” tegasnya.
Mendukung Potensi Peternakan
Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan, Ali Jamil menjelaskan bahwa Kementan juga sudah melakukan optimalisasi pemanfaatan sumber air untuk melakukan mitigasi kekeringan di sejumlah daerah.
Hal tersebut diwujudkan antara lain melalui pembangunan embung, bendungan, waduk, serta penggunaan pompa dan alat mesin pertanian (Alsintan).
“Untuk langkah mengatasi banjir, kami melakukan kegiatan normalisasi saluran penampungan air, termasuk perbaikan embung, optimalisasi bantuan pompa sumur suntik, serta kegiatan setara lain,” paparnya.
Dia menambahkan, pembangunan embung dilakukan untuk mendukung potensi peternakan di daerah. Ketersediaan air yang cukup diharapkan dapat membantu penghijauan lahan pakan ternak atau kebutuhan air ternak.
“Ketika musim kemarau tiba, petani dan peternak tidak perlu khawatir karena ada embung ini yang memasok air, sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga,” katanya
Ali Jamil menyebutkan, keberadaan embung membuat petani tak khawatir meski memasuki musim kemarau. Sebab, embung akan memasok air, sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga.
“Embung merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan pertanian. Embung akan menjaga irigasi pengairan pertanian, karena pertanian tak boleh terganggu oleh faktor apapun,” tegasnya.
Menurut dia, keberadaan air menjadi faktor penting bagi keberlanjutan sektor pertanian. Air mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) petani.
Keberadaan embung juga menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Ada tiga aspek dari keberadaan embung ini, yaitu produktivitas, peningkatan IP dan meningkatnya kesejahteraan petani. “Mengapa demikian? Karena embung memberikan pasokan air stabil kepada lahan sawah, sehingga perkembangan budidaya padi petani berjalan dengan baik,” paparnya.
Ali mengatakan, embung adalah water management, yang berfungsi mengatur air, baik air hujan maupun air tanah. Embung bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas lainnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan, embung merupakan kebutuhan mendesak yang harus dihadirkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan di Sorong.
Sebab, lanjut dia, sebagai daerah tadah hujan, embung menjadi solusi strategis bagi petani dalam mengembangkan budidaya pertanian serta memenuhi kebutuhan air ternak.
“Embung merupakan program strategis agar produktivitas dan tingkat kesejahteraan petani juga meningkat. Embung ini akan menjadi solusi bagi pertanian dan peternakan di Sorong,” ujarnya.
Mentan mengatakan, pembangunan embung merupakan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengantisipasi kekeringan di musim kemarau.
“Pemanfaatan sumber-sumber air seperti embung, bendungan, waduk, penggunaan pompa dan alat mesin pertanian (Alsintan) harus lebih dioptimalkan untuk mitigasi kekeringan,” ujarnya.
Selain embung, lanjut Syahrul, melakukan percepatan tanam dapat menjadi salah satu upaya mitigasi bencana kekeringan akibat musim kemarau. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian. “Di mana ada sumber air, maka di situ pula harus dilakukan akselerasi yang lebih intensif,” katanya.
Dia menuturkan, hingga kini, Kementan terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satunya melalui pembangunan konservasi air atau embung yang direalisasikan untuk Kelompok Tani (Poktan) Sinagi di Desa Giwu, Kecamatan Klaurung, Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Selain meningkatkan produktivitas, Kementan berharap pembangunan embung dapat mengantisipasi kekeringan pada musim kemarau. PSP
Irigasi Perpipaan di Sorong Tingkatkan Produktivitas
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengatakan, pasokan air amat penting untuk menggenjot produktivitas pertanian di Kabupaten Sorong.
“Aktivitas pertanian tidak boleh terganggu. Pertanian tidak boleh bermasalah. Oleh karena itu, kami memastikan air selalu tersedia untuk mendukung produksi pertanian, salah satunya melalui irigasi perpipaan,” ujarnya.
Ali menuturkan, irigasi perpipaan bisa menjadi solusi saat kemarau. Sebagai bagian dari water management, irigasi perpipaan ini memastikan air bisa selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian,
“Pemenuhan kebutuhan ini termasuk saat kemarau, sehingga produksi pertanian benar-benar tidak terganggu,” katanya.
Ali berharap, masyarakat sekitar bisa menjaga dan memaksimalkan fungsi irigasi perpipaan ini. “Dengan begitu, bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga pendapatan para petani,” harapnya.
Perlu diketahui, Kementan merealisasikan program irigasi perpipaan untuk Kelompok Tani Insap I di Desa Klaru, Kecamatan Mariat, Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Realisasi program irigasi perpipaan tersebut diharapkan dapat mendorong sektor pertanian di Sorong berkembang semakin pesat.
Direktur Irigasi Direktorat Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Rahmanto menambahkan, irigasi perpipaan untuk Kelompok Tani Insap I juga diselenggarakan untuk menjaga tingkat kesejahteraan petani.
“Untuk jaringan pipa sepanjang 1.860 meter untuk hamparan 10 ha mendukung tanaman pangan kelompok tani tersebut dan juga untuk daerah sekitarnya,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, air merupakan kebutuhan mutlak untuk sektor pertanian. Tanpa air, menurutnya, mustahil pertanian akan berkembang dengan baik.
“Air itu salah satu faktor penting bagi pertanian. Untuk itu, irigasi perpipaan ini merupakan program strategis untuk mengaliri lahan persawahan milik petani agar tak terganggu,” ujarnya. PSP