Kementan Bangun JUT Agar Alsintan dapat Beroperasi

Kementerian Pertanian (Kementan) terus merealisasikan program membangun Jalan Usaha Tani (JUT) atau jalan pertanian. Tahun ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan sedikitnya ada sekitar 1000 titik jalan yang akan dibangun.

“Dalam era 4.0, sektor pertanian ditandai dengan penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan). Agar dapat menjangkau areal persawahan, maka diperlukan akses berupa jalan usaha tani agar Alsintan dapat dioperasionalkan,” katanya, Rabu (1/9/2021).

JUT merupakan akses infrastruktur yang dibangun untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pembangunan JUT menjadi salah satu program strategis Kementan yang dilaksanakan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).

Menurut Syahrul, keberadaan JUT akan memperluas jangkauan distribusi budidaya pertanian. Selain itu juga dapat memangkas biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam membudidayakan pertanian.

“Pembangunan jalan pertanian ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yakni menyediakan pangan bagi seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot produktivitas,” terangnya.

Menurutnya, untuk memenuhi persyaratan penggunaan peralatan dan mesin pertanian serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen, maka diperlukan fasilitas jalan, jembatan serta kelengkapannya yang memadai.

“Dalam konteks sistem pertanian modern, diperlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang menunjang untuk penggunaan peralatan dan mesin untuk pra dan pasca panen, serta pengangkutan saprodi dan hasil pertanian dari dan ke lokasi,” katanya

Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil mengatakan, prasarana dan sarana pertanian pada era pertanian modern memang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.

“Untuk memenuhi persyaratan penggunaan Alsintan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen, diperlukan fasilitas jalan, jembatan, serta kelengkapannya yang memadai,” katanya.

Dia menambahkan, majunya sistem pertanian tak hanya ditandai dengan penggunaan Alsintan saja, tetapi juga meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan para petani.

Menurut Ali Jamil, JUT merupakan program yang sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor.

“Jalan usaha tani ini akan mempermudah akses Alsintan menjangkau areal persawahan. Jalan pertanian ini akan memutus cost produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” jelas Ali Jamil.

Dalam konteks sistem pertanian modern, kata dia, diperlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang dapat menunjang penggunaan Alsintan.

Selain itu, diperlukan pula penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian untuk mengangkut sarana produksi pertanian (saprodi) dan hasil pertanian, baik dari maupun menuju lokasi.

Dia menyebutkan, saat ini Kementan menargetkan 1.000 titik pembangunan jalan pertanian di seluruh penjuru nusantara. “Pembangunan jalan pertanian ini meliputi budidaya tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan,” tuturnya.

Ali menambahkan, ada tiga ketentuan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan program terebut, yakni lahan harus clear and clean, status lahan jelas, dan terdapat petani penerima manfaat.

Untuk spesifikasinya, lanjutnya, dimensi lebar badan jalan minimal dua meter yang dapat dilalui kendaraan roda tiga. “Untuk dimensi jalan seperti bahu jalan, badan jalan, gorong-gorong, jembatan, saluran drainase dan lainnya disesuaikan dengan kondisi lokasi. Prinsipnya, pembangunan jalan pertanian ini mampu memangkas biaya produksi pertanian,” tegasnya.

JUT Tingkat Produksi Petani Serang

Pembangunan JUT yang dilakukan Ditjen PSP, di Desa Kubang Puji, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, terbukti dapat mendorong peningkatan produksi petani setempat. Menteri Pertanian SYL memang menegaskan bahwa dalam era 4.0, sektor pertanian itu ditandai dengan penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan).

Agar dapat menjangkau areal persawahan, maka diperlukan akses berupa jalan usaha tani agar Alsintan dapat dioperasionalkan.

“Jalan usaha tani ini adalah akses infrastruktur yang dibangun untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Akses jangkauan petani untuk mendistribusikan hasil pertanian mereka juga semakin mudah,” katanya.

Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil menyebutkan, JUT ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.

“Prasarana dan sarana pertanian di era pertanian modern dibutuhkan untuk mendorong terjadinya peningkatan produktivitas. Majunya sistem pertanian tak hanya ditandai dengan penggunaan alsintan, tapi juga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” tutur Ali.

Dia melanjutkan, jalan usaha tani ini akan mempermudah akses Alsintan menjangkau areal persawahan. Jalan pertanian ini akan memutus ongkos produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani.

Menurut Ali, keberadaan jalan pertanian amat penting bagi petani dan merupakan suatu peluang yang dapat ditingkatkan kualitas dan fungsinya menjadi suatu jalan pertanian yang sesuai dengan standar dalam pembangunan dan rehabilitasinya.

Untuk memenuhi persyaratan penggunaan peralatan dan mesin pertanian serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen diperlukan fasilitas jalan, jembatan serta kelengkapannya yang memadai. “Jadi, keberadaan JUT itu sangat penting dan dibutuhkan petani,” katanya.  PSP

Berkat Irigasi Perpipaan, Air Selalu Tersedia

Guna meningkatkan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) merealisasikan program pembangunan irigasi perpipaan. Kali ini, Kelompok Tani Karya Cinta Asih di Desa Pasirhalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat yang mendapat bantuan.

Irigasi perpipaan tersebut dibangun dengan bak penampungan dengan panjang 4 meter, lebar 3 meter, kedalaman 2 meter dan tinggi bangunan 3 meter. Sedangkan untuk perpipaan sepanjang 400 meter dengan diameter 2 inch.

Direktur Irigasi, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Rahmanto mengatakan, irigasi perpipaan untuk Kelompok Tani Karya Cinta Asih ini diselenggarakan juga untuk menjaga tingkat kesejahteraan petani.

“Kementan memastikan air selalu tersedia untuk mendukung produksi pertanian, salah satunya melalui irigasi perpipaan,” katanya. Kementan kembali menggencarkan optimalisasi irigasi.

Jenis irigasi yang saat ini dikembangkan Kementan adalah Irigasi Perpompaan dan Perpipaan. Cara kerja Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah mengambil air dari sumber (diverting).

Kemudian mengalirkan air ke lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air kepada tanaman (distributing), dan mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring).

Rahmanto menyebutkan, tujuan dari kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak.

“Meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi,” katanya.

Tahun 2020 lalu, Irigasi Perpompaan dibangun sebanyak 1.000 unit di 32 provinsi dan 285 Kabupaten/Kota. Untuk Irigasi Perpipaan alokasi sebanyak 138 unit di 25 Provinsi dan 59 Kabupaten/Kota. “Luas layanan minimal 20 hektare (ha) untuk tanaman pangan, dan 10 ha untuk hortikultura, perkebunan, dan peternakan,” ungkapnya.

Dia mengatakan, kunci utama dari jenis Irigasi Perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Meski posisi air berada di bawah permukaan lahan pertanian, tidak jadi masalah. Ini karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.

Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil mengatakan, irigasi perpipaan bisa menjadi solusi saat kemarau. Irigasi perpipaan merupakan bagian dari water management.

“Dengan sistem ini, kita memastikan air selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, termasuk saat kemarau. Sehingga produksi pertanian benar-benar tidak terganggu,” kata Ali.

Ali berharap masyarakat sekitar bisa menjaga dan memaksimalkan fungsi irigasi perpipaan ini. “Sehingga bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga pendapatan para petani,” katanya. PSP