Kementan Blacklist 56 Importir Bawang Putih Nakal

Mentan menggelar operasi pasar pangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, terutama untuk bawang putih. Hingga saat ini, Kementan telah memasukkan 56 importir bawang putih dalam ‘daftar hitam’ karena tidak menaati aturan wajib tanam.

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama beberapa pelaku usaha menggelar operasi pasar pangan di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Minggu (5/5/2019). Kegiatan ini langsung dipimpin Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman guna menjamin pasokan serta menstabilkan harga pangan strategis, khususnya bawang putih, selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri.

Hadir para Pejabat Eselon I Kementan, Pejabat Kementerian Perdagangan, perwakilan Satgas Pangan dan 14 importir bawang putih di seluruh Indonesia.

Mentan Amran menyebutkan, operasi pasar pangan murah ini salah satunya menggelontorkan empat kontainer bawang putih dengan kapasitas mencapai 30 ton/kontainer dengan harga Rp25.000/kg dan ditargetkan harga maksimal sampai ke konsumen Rp30.000/kg. Harga ini sudah ditandatangani atau disepakati para importir.

“Hari ini kita bertemu di pasar untuk menstabilkan harga pangan strategis yang biasanya selama ini naik. Dalam rapat terbatas kemarin, arahan Bapak Presiden Jokowi, kami diminta turun langsung mengecek ke lapangan harga komoditas pangan strategis, khususnya bawang putih,” demikian dikemukakan Amran saat operasi pasar pangan murah.

Amran menegaskan, stok bawang putih selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri tahun ini dua kali lipat daripada kebutuhan biasanya. Stok tersebut sebanyak 115.000 ton, sementara kebutuhan hanya 50.000 ton.

Oleh karena itu, sambung Amran, pemerintah meminta para importir di seluruh Indonesia untuk bertanggung jawab agar harga bawang putih turun dari Rp46.000/kg menjadi Rp25.000/kg. Para importir juga bertanggung jawab harga tersebut berlaku sampai ke konsumen.

“Sebanyak 14 importir pagi ini sudah bertanda tangan bahwa harga bawang putih Rp25.000/kg. Kami beri target maksimal harga Rp30.000/kg, tidak boleh lebih dari harga ini. Setiap hari pasokan kami kirim masuk ke pasar. Jadi, tidak ada lagi alasan harga naik,” ujarnya.

Jaminan Harga Stabil

Guna menjamin harga bawang putih stabil selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri, Amran menekankan bahwa importir yang sudah bertandatangan untuk harga Rp25.000/kg, apabila tidak komit dipastikan akan diberikan sanksi berat, yakni diblacklist, sehingga tidak lagi bisa mengimpor bawang putih. Kementan bersama Satgas Pangan Mabes Polri melakukan monitoring harga secara harian untuk menjaga harga pangan selama bulan suci Ramadhan.

Lebih jauh Amran mengatakan, Kementan hingga saat ini sudah memblacklist 56 importir bawang putih nakal yang terdiri dari 41 importir saat ini dan 15 importir tahun lalu — yang tidak menaati aturan wajib tanam dan berproduksi 5% dan selalu mempermainkan harga. Mayoritas importir yang masuk dalam “daftar hitam” ada di  Jakarta, Surabaya, dan Medan.

“Dengan demikian, harga bawang putih dan komoditas lainnya ke depan stabil. Petani dan pedagang sama-sama untung serta konsumen menikmati harga pangan yang murah,” tuturnya.

Selain bawang putih, dalam operasi pangan murah di Pasar Induk Kramat Jati ini, Kementan juga menyediakan komoditas pangan lainnya, di antaranya beras, minyak goreng dan gula. Untuk harga cabai, daging ayam dan telur ayam, Amran menyebutkan komoditas pangan ini justru mengalami deflasi di bulan Februari-Maret.

“Tahun ini kita jaga stabil. Kita harapkan harga menguntungkan di tingkat petani, peternak dan di tingkat konsumen harga tetap stabil. Caranya, disparitas harganya kita perkecil karena rantai pasoknya terlalu panjang,” jelasnya.

Buktinya, pasokan cabai besar pada Mei 2019 sebesar 113.000 ton, sedangkan kebutuhan hanya 76.000 ton sehingga masih surplus 37.000 ton. Untuk cabai rawit pasokan 99.000 ton, kebutuhan 64.000 ton, jadi surplus 35.000 ton.

“Sedangkan pasokan bawang merah 132.000 ton, sementara kebutuhan 112.000 ton sehingga surplus 20.000 ton,” papar Amran.

Usai melakukan operasi pasar murah di Pasar Induk Kramat Jati, Mentan Amran melanjutkan peninjauan harga pangan di pasar tradisional, yakni Pasar Jaya Kramat Jati. Amran mengatakan, dari hasil pengecekan ini terpantau harga pangan, khususnya beras, stabil. Amran menjamin harga beras ke depan terus stabil karena stok beras nasional saat ini sebesar 2 juta ton lebih.

“Kemudian saat ini pun sedang panen raya. Nah, yang kita jaga, kami sudah diskusi dengan Bulog, yaitu harga di tingkat petani jangan sampai petani rugi,” ujarnya.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menambahkan, ketersediaan bawang putih nasional saat ini berangsur normal karena sudah mulai masuk bawang putih impor. Selain dari pasokan 115.000 ton yang sudah masuk, Kementan juga sudah menerbitkan rekomendasi 19 Rekomendasi Izin Produk Hortikultura (RIPH), setara 245.000 ton bawang putih.

“Terdiri dari tahap pertama pada akhir Maret 2019 sebanyak 8 importir setara 120.000 ton dan tahap dua sebanyak 11 importir setara 125.000 ton,” bebernya.

“Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan bawang putih, kami tidak segan-segan memberikan tindakan tegas kepada importir yang tidak melaksanakan kewajiban tanamnya sesuai ketentuan. Importir yang mempermainkan harga pun pasti ditindak keras,” tambahnya. MAL