Kementan Optimalkan Alsintan dan Jaringan Irigasi Tersier

* Lahan IP-400

Kementerian Pertanian (Kementan) akan mendorong optimalisasi penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan) dan jaringan irigasi di lokasi pengembangan Indeks Pertanaman (IP) 400.

Seperti diketahui pemerintah telah mencanangkan program budidaya padi dengan IP 400 atau tanam dan panen empat kali dalam setahun. Nantinya, di lokasi IP-400 tersebut dikelola dengan model klaster berbasis korporasi petani. Pengembangan IP-400 ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas.

Untuk mendukung program tersebut diperlukan penggunaan bibit unggul genjah, tanam culik dan lainnya.

Kunci penting lainnya untuk keberhasilan program ini adalah optimalisasi penyediaan atau dukungan Alsintan dan membentuk perairan yang baik.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Ali Jamil mengatakan, Kementan telah menetapkan target produksi komoditas utama tahun 2022. Untuk padi, targetnya sebesar 55,20 juta ton. Target ini dapat dicapai dengan usaha-usaha atau cara baru, seperti gerakan budidaya padi IP-400. Selain itu juga penyediaan Alsintan yang dikelola secara korporasi oleh petani.

Ali Jamil mengatakan, pihaknya saat ini mempunyai program taksi Alsintan. “Bapak boleh menjadi juragan Taksi Alsintan, boleh silakan. Buat saja CV-nya dan sebagainya,” katanya.

Dengan adanya program taksi Alsintan, pemerintah berharap dapat membantu kebutuhan dan memudahkan petani dalam mengolah lahan, tanam hingga panen.

Bagi yang ingin berusaha Taksi Alsintan, kata Ali Jamil, pemilihan jenis Alsintan pun fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan petani di lokasi.

“Adanya Taksi Alsintan pun sangat membantu untuk meningkatkan produksi IP-400. IP-400 harus sukses, kita support IP-400,” ujar Ali Jamil.

Sementara Handi Arif dari Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Ditjen PSP mengatakan, teknologi Alsintan memiliki kontribusi yang besar terhadap waktu kerja, biaya, provitas dan losses (kehilangan hasil panen).

Dia memberikan contoh, Alsintan pengolahan tanah dapat meningkatkan efisiensi waktu kerja 97,4% serta dapat menurunkan biaya kerja sebesar 40%.

Sedangkan Alsintan penanaman dapat menghemat waktu kerja sebanyak 98% serta menurunkan biaya kerja sejumlah 20%. “Program Taksi Alsintan tahun 2022 ini dilaksanakan di 500 kabupaten/kota di sentra produksi dan pembiayaan pengembangannya menggunakan KUR,” ungkapnya.

Lebih Signifikan

Sementara Plh. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Achmad Yusup menambahkan, program IP-400 dapat meningkatkan produksi padi lebih signifikan.

Apalagi, melihat situasi yang kian tidak menentu. Terkait kebijakan pengembangan sarana pascapanen tahun 2022 dinilai sangat erat terkait dengan peningkatan kompetensi operator, penerapan good handling practices dan pengembangan bengkel Alsintan.

“Untuk mendukung kegiatan IP-400 saya rasa alat mesin yang sudah beredar di lapangan atau di kelompok tani sejak tahun 2017-2021 sudah cukup banyak dan dapat mendukung IP-400 tentunya,” paparnya.

Beberapa provinsi sudah mendapat dukungan sarana pascapanen untuk kegiatan IP-400. Dari 33 provinsi yang ada, Provinsi Banten, Jabar, Jatim, dan Sulsel merupakan provinsi yang paling banyak memiliki bantuan sarana pascapanen.

Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen PSP, Rahmanto menjelaskan, lahan persawahan di Indonesia terbagi menjadi dua, yakni sawah teirigasi dan tadah hujan.

Untuk sawah teririgasi perlu dicermati mengenai ketersediaan airnya sepanjang tahun. Dengan demikian, harus dilakukan dukungan kegiatan agar program IP-400 tidak mengganggu golongan (daerah yang lain).

“Untuk sawah tadah hujan, kita perlu membuat bendungan atau tanggul untuk menambah irigasi. Jadi, prinsipnya, saya sarankan untuk lokasi IP-400 buatlah irigasi suplesi, tentunya dengan melihat cadangan airnya banyak atau tidak,”  katanya.

RJIT Pulihkan Ekonomi

Sementara itu, Kementan juga terus merealisasikan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk petani, salah satunya untuk petani di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Program tersebut dijalankan dalam kerangka melakukan pemulihan perekonomian nasional. Program RJIT untuk Kelompok Tani Kalen Jahe di Desa Jatiwangi, Kecamatan Jatiwangi itu direalisasikan dengan panjang 150 meter.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sistem irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga produktivitas sektor pertanian.

Seperti diketahui, air merupakan faktor penting dalam pengembangan budidaya pertanian. Tanpa air, produktivitas pada sektor pertanian tidak akan berkembang dengan maksimal.

“Dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman yang diperoleh dari air hujan, sistem irigasi atau sumber air permukaan menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil mengatakan, irigasi merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan.

Oleh karena itu, sistem irigasi pada sektor pertanian harus berjalan baik. Sebab, pertanian tidak boleh terganggu oleh faktor apapun. “Keberadaan irigasi pertanian membuat petani tak khawatir meski memasuki musim kemarau. Sebab, irigasi akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga,” katanya.

Ali menambahkan, selain penting bagi keberlanjutan sektor pertanian, keberadaan air mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) petani.

“Ada tiga aspek dari keberadaan irigasi pertanian, yakni produktivitas, peningkatan IP pertanian, dan meningkatnya kesejahteraan petani,” imbuh Ali.

Tak hanya itu, lanjut Ali, keberadaan irigasi juga menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Hal tersebut terjadi lantaran irigasi dapat memberikan pasokan air stabil untuk lahan sawah sehingga perkembangan budidaya padi petani bisa berjalan dengan baik.

“Irigasi adalah water management dan berfungsi untuk mengatur air, baik air hujan maupun air tanah. Irigasi bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas lainnya,” jelas Ali.

Melihat pentingnya peran tersebut, Ali berharap agar sistem irigasi bisa dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan pendapatan petani.

Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP Kementan Rahmanto mengatakan, dirinya berharap agar irigasi pertanian tidak hanya dimanfaatkan untuk sektor tanaman pangan, tetapi juga sektor hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

“Air adalah faktor teknis untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pada akhirnya, kesejahteraan petani juga meningkat,” kata Rahmanto

JUT, Distribusi Jadi Lancar

Terkait dengan makin luasnya penggunaan Alsintan, Kementan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) juga merealisasikan program Jalan Usaha Tani (JUT), salah satunya untuk para petani di Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar).

JUT dengan panjang 509 meter dan lebar 3 meter itu diberikan kepada Kelompok Tani (Poktan) Mekar Sekuntum yang ada di Desa Seruolmoun Buluh, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas.

Adanya program JUT bertujuan untuk mendorong perluasan produk atau hasil budidaya pertanian di Sambas.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, JUT bertujuan untuk mempermudah akses para petani dalam distribusi hasil pertanian. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani.

“Pembangunan JUT menjadi salah satu program strategis yang dilaksanakan melalui Ditjen PSP,” katanya, Selasa (1/3/2022).

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil mengatakan, prasarana dan sarana pertanian sangat dibutuhkan pada era pertanian modern.

Sebab, kata dia, prasarana dan sarana pertanian memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas petani.

“Untuk memenuhi persyaratan penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen diperlukan fasilitas jalan, jembatan, serta kelengkapannya yang memadai,” katanya.

Dia melanjutkan, sistem pertanian yang maju tidak hanya ditandai dengan penggunaan Alsintan, tetapi juga peningkatan produktivitas dan kesejahteraan para petani.

“Dalam konteks sistem pertanian modern, diperlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang dapat menunjang penggunaan Alsintan,” imbuhnya.

Di samping itu, Ali melanjutkan, diperlukan pula penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian untuk mengangkut sarana produksi pertanian (saprodi) dan hasil pertanian, baik dari maupun menuju lokasi.

“Jalan Usaha Tani akan mempermudah akses Alsintan menjangkau area persawahan serta memutus cost produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” jelasnya. PSP