Kinerja Industri Masih Hadapi Tantangan

Kinerja industri masih menghadapi tantangan dari supply. Salah satunya kompleksitas produk, daya saing produk, produktivitas tenaga kerja, adopsi teknologi, kemampuan inovasi, serta partisipasi dalam global value chains (GVC).
“Selain itu ada beberapa permasalahan di bidang industri yang menjadi isu utama antara lain mulai dari akses bahan baku/penolong, skill SDM, tantangan produk impor, pengolahan limbah B3, logistik, data industri,” kata Mentri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, pada pembukaan Rapat Kerja (Raker) Kemenperin di Jakarta, Jumat (16/06/2023).
Menperin mengatakan, pengalaman negara lain menunjukkan bahwa industri memegang peranan penting untuk peningkatan PDB per kapita. Korea Selatan dan Singapura masih menunjukkan peningkatan share industri ketika sudah menjadi negara maju. Sementara share industri Indonesia mengalami tren penurunan setelah booming di tahun 2002.
“Maka dari itu diperlukan peningkatan share industri melalui perbaikan struktur ekonomi dalam agenda transformasi ekonomi,” ujarnya.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam RIPIN 2015 – 2035, yang saat ini dalam proses revisi, Indonesia diharapkan akan menjadi negara industri tangguh yang bercirikan: struktur industri nasional yang kuat, berdaya saing global, berbasis inovasi dan teknologi.
Hal ini yang akan diterjemahkan ke dalam program kerja serta target-target yang harus dicapai baik dalam jangka menengah maupun panjang, seperti pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,4 persen (tahun 2025), kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB sebesar 19,2 persen (tahun 2025), dan kontribusi ekspor produk industri pengolahan nonmigas terhadap total ekspor sebesar 78 persen di tahun 2025.
Target-target itu, ungkap Menperin, bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Karena itu Menperin berharap, selain menganalisa kondisi industri binaan, kegiatan ini dapat menghasilkan rencana aksi yang strategis baik dalam jangka pendek maupun menengah untuk meningkatkan kembali dayasaing dan produktivitas sektor industri.
“Sehingga harapan kita salah satunya yaitu kontribusi sektor industri terhadap PDB bisa kembali mencapai 20 persen dan mimpi kita untuk menjadi negara industri tangguh dapat tercapai,” ucap Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menperin menyatakan kondisi usaha nasional sangat bagus, dimana pada rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Mei 2023 terkait pandangan terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan tercatat sebesar 66.2 persen pelaku usaha lebih optimis.
“Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 64.7 persen, dan menjadi angka tertinggi sejak IKI diluncurkan,” ujar Agus.
Mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik.
“Hal inilah yang harus kita jaga, sebagai pembina industri kita harus tanggap dan respon dengan kondisi perekonomian dunia yang tengah berlangsung saat ini,” ujar Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. Buyung N