Lewat Upland, Pendapatan Petani Dataran Tinggi Naik

Program The Development of Integrated Farming System In Upland Areas (Upland) Kementerian Pertanian, khususnya Rice Milling Unit (RMU/mesin penggilingan padi modern), dirasakan sangat membantu petani dalam mewujudkan industri beras, sehingga pendapatan petani meningkat.

Hal itu disampaikan Ketua Koperasi Gabungan Petani Organik (Gupon) Sekar Langit, Magelang Jawa Tengah, Miftakhul Fuad.  Menurut Fuad, dengan adanya RMU dari bantuan Kementan melalui Proyek Upland ini, pekerjaan petani sangat terbantu.

Dia menuturkan, jika  dibandingkan mesin penggilingan padi sebelumnya, RMU  ini  antara lain pengoperasian mesin sangat mudah, dan prosesnya lebih cepat — dari sebelumnya butuh tujuh hari — hanya butuh waktu tiga hari.

Selain itu, lanjut Fuad, RMU ini memanfaatkan energy listrik bukan lagi diesel, sehingga lebih efisien, padi/beras yang dihasilkan dari RMU lebih berkualitas sehingga mempunyai nilai/harga lebih tinggi, dan biaya perawatan mesin lebih murah.

“Dengan RMU sangat membantu petani untuk pengerjaan pasca panen, apalagi saat ini tenaga pertanian semakin susah. Jadi, RMU ini merupakan suatu solusi,” tegasnya.

Dia menyebutkan, Gupon Sekar Langit mendapat bantuan dari Program Proyek Upland sebanyak tujuh unit Alsintan, yaitu RMU, vertical dryer, destoner, grader, polisher, color sortir, dan packing.

Sementara itu Arifan Sasongko, Manager PIU Program Upland Kabupaten Magelang menjelaskan, budidaya padi organik di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dikelola oleh 97 kelompok tani dan tiga korporasi petani.

Dengan ditopang proyek Upland, petani telah berhasil mewujudkan industri beras organik dataran tinggi Magelang yang lebih baik dan berkualitas, sehingga pendapatan petani meningkat. Selama periode 2021-2024, Kabupaten Magelang mendapat bantuan dari kegiatan proyek Upland Kementan untuk pengembangan padi organik dataran tinggi seluas 2.000 hektare (ha).

“Kegiatan program Upland untuk mewujudkan industri beras organik dilaksanakan dari hulu hingga hilir, antara lain pembangunan jalan usaha tani, pembangunan irigasi tersier, dam, parit, dan pembangunan RMU modern,” jelas Arifan.

Sebelum penerapan RMU modern, lanjut Arifan, penggilingan padinya kecil-kecil dan tenaga kerja banyak. Dengan RMU modern berkapasitas 2 ton/jam, maka bisa dihasilkan beras yang lebih berkualitas dan berkelas premium, sehingga harga jual lebih tinggi.

Di samping itu, ada peningkatan pendapatan petani dari pengurangan ongkos produksi dengan hasil beras organik yang berharga khusus. Menurut perkiraan Arifan, selisihnya bisa mencapai Rp1.000/kg.

Padi Organik di Tasikmalaya

Sementara di Tasikmalaya, Bupati Tasikmalaya, Jawa Barat, Ade Sugianto menyampaikan terima kasih kepada petani dan semua pihak yang telah mendukung dan menyukseskan program Upland untuk berkembang dan menjadikan Kabupaten Tasikmalaya sebagai salah satu kawasan padi organik unggulan di Jawa Barat, nasional bahkan internasional.

Proyek Upland Kabupaten Tasikmalaya sendiri telah dimulai sejak tahun 2021. Program Upland untuk menopang kegiatan pengembangan Kawasan Agribisnis Padi Organik di Kabupaten Tasikmalaya meliputi peningkatan produktivitas dan pembentukan ketahanan pangan.

Untuk pekerjaan fisik antara lain pembuatan jalan usaha tani, embung, dam, parit, perpipaan, lantai jemur, UPPO, serta sarana produksi berupa benih, pupuk, pestisida, alsintan dan pembuatan gudang serta fasilitas pendukung lainnya.

Di samping itu juga mengupayakan dengan fokus kegiatan modernisasi pertanian melalui penyediaan alat mesin pertanian (Alsintan), produksi pertanian, serta peralatan pasca panen untuk mendukung kegiatan pengembangan system pertanian padi organik terpadu.

Tahun 2023 adalah tahun ketiga pelaksanaan program Upland. Program ini telah berhasil antara lain dengan peningkatan rata-rata indeks pertanaman sebesar 0,68 (dari 2,32 menjadi 3,0), peningkatan produktivitas sebesar 4,78 kuintal/ha (dari 52,27 ku/ha menjadi 58,05 ku/ha), dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 59,046 hari orang kerja (HOK).

Dengan realisasinya program Upland, lanjut Asep, telah banyak memberikan manfaat bagi petani, khususnya petani di Kawasan Agribisnis Padi Organik Kabupaten Tasikmalaya seperti peningkatan penyediaan dan ketersediaan sumber air sebagai suplesi irigasi di tingkat usaha tani tanaman pangan, peternakan, perikanan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari terutama untuk pengairan padi organik. PRP

Dorong Ekspor, Upland Optimalisasi Lahan Dataran Tinggi

Guna mengakselerasi program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks), Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong sejumlah negara yang tergabung dalam organisasi The Lives and Livelihoods Fund (LLF) Partners membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia. Apalagi, Indonesia memiliki aneka produk pertanian yang diminati pasar manca negara.

“Kami yakin Upland bisa mendukung program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks) yang digagas Mentan SYL (Syahrul Yasin Limpo),” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto.

Prihasto juga mengatakan,  Kementan sedang melakukan percepatan program modernisasi pertanian berbasis integrated farming yang ada di 13 provinsi Indonesia.

Kementan juga sedang fokus melakukan penanaman hortikultura yang ada di dataran tinggi Indonesia dengan mengusung konsep ramah lingkungan.

Integrated farming sudah dikembangkan di 13 kabupaten dan diharapkan mampu memberi nilai tambah bagi petani. Pertanian terpadu ini dikembangkan dari hulu-hilir dan ke depannya akan meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, sehingga petani sejahtera.

Prihasto juga mengungkapkan, Kementan mendorong sejumlah negara yang tergabung dalam organisasi The Lives and Livelihoods Fund PartneR (LLF IsDB) untuk membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia. Dukungan Upland mampu memperkuat posisi pertanian Indonesia agar bisa bertahan dari berbagai guncangan krisis dunia.

“Kami mengapresiasi dukungan LLF bersama lembaga mitra lainnya melalui proyek Upland guna mengoptimalisasi dataran tinggi di Indonesia dan hasil rekomendasi ini akan terus ditindaklanjuti,”  papar Prihasto.

Seperti diketahui, kegiatan Upland merupakan kegiatan yang sumber pembiayaannya berasal dari pinjaman luar negeri. Sedangkan pemberi pinjaman berasal dari Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Jumlah pinjaman mencapai 120 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang terdiri dari 70 juta dolar AS dari LLF Patners, termasuk Abu Dhabi Fund for Development, Bill and Melinda Gates Foundation, King Salman Humanitarian Aid and Relief Center, Islamic Solidarity Fund for Development, serta Fund for Development serta 50 juta dolar AS bersumber dari pinjaman IFAD.

Perwakilan IsDB, Salah Jalessi mengucapkan terima kasih atas perhatian Indonesia terhadap ketahanan pangan dunia, khususnya terkait pengembangan sektor pertanian di dataran tinggi. Penguatan tersebut dapat diimplementasikan melalui beberapa kegiatan Upland dan menjadi kolaborasi berkelanjutan bagi Indonesia dan juga lembaga organisasi internasional.

Kegiatan Upland berjalan selama lima tahun, mulai dari tahun 2020-2024, yang fokus pada pengembangan 14 komoditas di 13 kabupaten. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi petani.

“Kegiatan ini sangat dirasakan manfaatnya bagi petani, sehingga perlu adanya perpanjangan waktu untuk dapat merealisasikan seluruh rencana program yang dapat dilihat progres di lapangan dan program sudah berjalan sesuai perencanaan,”  katanya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Ali Jamil mengatakan, saat ini Kementan menyampaikan 3 program utama yang disebut sebagai strategi baru dalam menghadapi krisis pangan global.

“Yang pertama adalah tetap meningkatkan produksi dalam konteks menekan inflasi, yaitu komoditas yang menyebabkan inflasi seperti cabai merah, bawang merah ada produk-produk lain,” katanya.

Kedua, melakukan substitusi impor dengan membuat program pertanian yang berfokus pada komoditas impor, seperti kedelai dan gandum.

“Apakah dengan sorgum yang sudah di-launching Presiden untuk mengembangkan sorgum ke depan, dan untuk kedelai kita sudah memiliki program mengembangkan komoditas tersebut,” jelasnya.

Ketiga, tetap meningkatkan ekspor melalui program 3 kali lipat ekspor, dengan memperbanyak komoditas yang diekspor mencapai lebih dari 500 komoditas tumbuhan maupun hewan.

“Karena itu, untuk menghadapi krisis pangan global ini, kita terus meningkatkan peran program Upland yang sudah running di 13 kabupaten, salah satunya dengan memfasilitasi pembiayaan pertanian dengan KUR dan perlindungan petani melalui asuransi,” ungkapnya.

Menurut Ali Jamil, Upland merupakan program pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir di dataran tinggi yang sumber dananya berasal dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank (IsDB).

“Dataran tinggi itu komoditasnya bermacam-macam. Ada padi, kopi, kakao, berbagai macam sayuran dan lain-lain. Dan dengan adanya program Upland ini tujuannya adalah untuk mengangkat pertanian berbagai komoditas tersebut,” tegasnya. SW