Kementerian Pertanian (Kementan) mengingatkan agar tidak ada lagi bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) dari pemerintah yang mangkrak atau terbengkalai, karena pembeliannya itu tidak murah dan membutuhkan perjuangan.
“Bantuan Alsintan disalurkan, mangkrak. Bantuan sapi (misalnya), setelah dicek di kemudian hari, hilang. Hampir setiap kunjungan kerja, saya sering ditanyakan wartawan mengenai hal itu,” kata Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi di Kabupaten Karawang, Jabar, pekan lalu.
Beberapa bulan lalu, ada sejumlah bantuan Alsintan yang diberikan kepada kelompok tani tidak digunakan alias mangkrak. Saat ini, Alsintan yang mangkrak sudah dimanfaatkan.
Harvick menyampaikan agar ke depan tidak ada lagi bantuan-bantuan dari pemerintah yang sebenarnya untuk mendorong produktivitas, tapi kenyataan di lapangan bantuan tersebut mangkrak atau hilang.
Menurut dia, Alsintan yang disalurkan itu tidak murah harganya, membutuhkan anggaran yang cukup besar. Begitu juga dengan proses penyalurannya. Itu tidak mudah dan perlu perlu perjuangan di lembaga legislatif.
Atas dasar tersebut, pihaknya menegaskan agar kelompok tani yang akan menerima bantuan benar-benar merumuskan jenis bantuan yang dibutuhkan untuk peningkatan produktivitas.
“Kita menyalurkan Alsintan bukan hal murah dan mudah, perlu perjuangan juga dengan kawan-kawan di legislative. Lalu soal CP/CL juga diidentifikasi dengan baik. Jadi, pesan saya ke masyarakat, tepat guna. Artinya, bantuan Alsintan itu harus benar-benar dimanfaatkan, sesuai dengan yang dibutuhkan. Jangan sampai mangkrak,” tegasnya.
Mengenai sparepart bantuan Alsintan, jika sulit diperoleh akibat mengalami kerusakan, Kementerian Pertanian kini tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat, Otong Wiranta menyepakati keinginan Wamentan yang menekankan agar setiap bantuan yang diajukan oleh kelompok tani dirumuskan terlebih dahulu mengenai jenis bantuan yang dibutuhkan.
“Ya, memang seharusnya seperti itu. Bantuan Alsintan yang disalurkan pemerintah bisa sesuai dengan fungsinya. Sesuai perencanaan. Artinya, pengajuannya disesuaikan dengan kebutuhan kelompok tani,” kata dia.
Dia mengajak kelompok tani di wilayah Jawa Barat benar-benar memanfaatkan bantuan Alsintan dan jenis bantuan lainnya dari pemerintah.
“Kalau ada yang kurang pas, silakan tanyakan kepada instansi terkait. Misalnya tidak bisa mengoperasikan. Silakan tanyakan untuk pelatihan operator. Itu penting, agar bantuan dari pemerintah itu bisa termanfaatkan dengan baik,” kata Otong.
Direktur Jenderal Prasarana Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Ali Jamil mengakui memang ada sebagian kecil Alsintan bantuan pemerintah yang belum dimanfaatkan maksimal.
Tapi, lanjutnya, sekarang ini Alsintan bantuan sudah tidak ada lagi yang menganggur. Bengkel, baik yang dikelola kelompok tani maupun perorang, sudah banyak di lokasi sentra pertanian.
Ditjen PSP Kementan mengalokasikan pagu anggaran untuk kebutuhan Direktorat Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan di 2023 mencapai Rp185,92 miliar.
Anggaran ini disebar di 44 kegiatan bimtek, monitoring dan evaluasi lingkup Alsintan sebesar Rp14,66 miliar; bimtek mendukung aspirasi Rp6 miliar; bantuan traktor roda 4 tanaman pangan sebanyak 125 unit setara Rp44 miliar; dan bantuan traktor roda 2 sebanyak 1.805 unit setara Rp59,08 miliar.
Untuk bantuan pompa air sebanyak 1.100 unit setara Rp26,51 miliar; bantuan hand sprayer sebanyak 3.365 unit setara Rp4,01 miliar; bantuan cultivator sebanyak 1.200 unit setara Rp20,52 miliar; serta perbengkelan Alsintan sebanyak 36 unit Rp11,13 miliar.
Kinerja Ditjen PSP sendiri sepanjang tahun 2022 dinilai cukup baik.
Ali Jamil menyebutkan, hingga 15 Desember 2022, kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) mencapai 3.827 unit dan Irigasi Perpompaan 297 unit.
Sementara untuk Irigasi Perpipaan sebanyak 146 unit, Embung/Dam Parit/Long Storage 396 unit, Bangunan Konservasi Air dan Anomali Iklim 396 unit, Optimasi Lahan Rawa 10.623,15 hektare (ha), Optimasi Lahan Kering 9.931 ha.
Sementara ekstensifikasi 934,72 ha, Intensifikasi 4.707 ha, JUT 846 unit, Alsintan (TR-4 730 unit, TR-2 5.000 unit, Pompa Air 3.718 unit, hand sprayer 8.006 unit.
Untuk Alat Tanam Jagung Dorong 1.754 unit, Cultivator 2.240 unit, UPPO 991 unit, AUTP 250.511 ha, AUTS 58.251 ekor, Pupuk Bersubsidi 7.082.147 ton, 67.956 liter, KUR Rp108.196.898.986.434.
Wujudkan Ketahanan Pangan
Sementara pada acara PENAS XVI di Padang, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, keberadaan para peneliti dan pelaku industri bidang pertanian mampu membantu mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Saya kira banyak hal yang membuat semua optimistis menatap masa depan,” kata Mentan RI Syahrul Yasin Limpo di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (10/6/2023).
Menurut Syahrul, para peneliti dan pelaku industri bidang pertanian yang ikut mengambil peran dalam kegiatan Penas Tani XVI di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) dengan menghadirkan varietas baru tahan panas untuk menghadapi el nino, merupakan upaya nyata mewujudkan ketahanan pangan.
“Pemerintah mengapresiasi kehadiran pelaku industri dan para peneliti pertanian Indonesia yang menghadirkan berbagai varietas unggul terutama untuk menghadapi musim kemarau panjang,” ujar dia.
Kehadiran industri dan peneliti semakin menambah daya gedor produktivitas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Kemudian yang tidak kalah penting ialah kolaborasi semua pihak harus terus ditingkatkan untuk menjaga posisi Indonesia aman dari ancaman krisis dunia.
Pemerintah akan mengawal permodalan pelaku usaha tani melalui serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program ini sejalan dengan perintah Presiden Jokowi yang menginginkan tumbuh kembangnya usaha tani sebagai penguat ekonomi nasional.
“Salah satu yang Presiden dorong ialah memberi modal pada petani,” ucap Mentan.
Terkait hal ini, Mentan Syahrul, berharap peranan perbankan menjadi sentra utama dalam memberikan layanan modal kepada para petani Indonesia. Kehadiran bank akan semakin memperkokoh ketersediaan pangan, baik di sisi hulu maupun hilir.
“Kehadiran perbankan menjadi penting untuk menambah aktivitas pertanian baik di budidaya, pascapanen maupun proses perdagangan agrobisnis,” katanya, PRP
Mentan: KUR Sangat Membantu Pembiayaan Petani
Menteri Syahrul Yasin Limpo mendorong pemerintah daerah, provinsi maupun kabupaten/kota untuk merubah gaya pembiayaan yang selama ini sangat bergantung kepada anggaran negara dengan melibatkan partisipasi perbankan dan swasta.
“Kalau dulu, zamannya big goverment, Gubernur, Bupati seperti Sinterklas. Kalau tidak suka bagi-bagi, katanya tidak bagus. Tapi faktanya tidak. Jadi, yang harus didorong adalah mereka yang memiliki gagasan-gagasan untuk ikut bertanggung jawab di dalamnya dan kemudian menggulirkan sesuatu berskala ekonomi yang kita asistensi. Dan ini yang berhasil dalam 2 tahun menghadapi COVID-19,” kata Mentan, Sabtu (10/6/2023).
Mentan Syahrul, yang pernah menjabat sebagai Bupati dan Gubernur, menjelaskan bahwa kemampuan APBD itu hanya mampu memutar 9% sampai 11%, paling besar 20%.
“Kalau begitu, harus mulai digulirkan penggunaan dana-dana dari perbankan melalui skema KUR yang ada atau investasi dari private sector, not just government sector,” ujarnya.
Tahun 2023 ini, target penyerapan KUR sektor pertanian sebesar Rp100 trilliun. Sampai dengan tanggal 10 Juni 2023 tercatat telah terserap sebesar Rp25,12 triliun atau 25,12% dengan debitur sebanyak 532.321 orang.
“Melihat angka penyerapan KUR ini tentunya menggembirakan buat kita semua, sektor pertanian telah memanfaatkan sumber pembiayaan KUR dengan baik,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil menjelaskan, kegiatan hari ini dimaksudkan untuk membangun dan memantapkan komitmen bersama antara Bank Himbara, Bank Daerah, BSIP, Gubernur dan Walikota seluruh Indonesia untuk penyerapan KUR dan KUA.
“Setiap Gubernur berkomitmen menyerap KUR dan KUA ini sebesar Rp 100 miliar, dan setiap Bupati/Walikota sebesar Rp 50 miliar. Melalui komitmen ini minimal akan terserap KUR sektor pertanian sebesar 30 triliun,” sebut Ali Jamil.
Ali Jamil melaporkan, penyerapan Kredit pembelian Alsintan tahun 2023 mencapai Rp9,5 miliar untuk pembelian Alsintan sebanyak 22 unit. Antara lain untuk pembelian Combine Harvester dan TR 4.
“Selanjutnya untuk akselerasi implementasi penyerapan Kredit Usaha Alsintan akan dilakukan dengan mengoptimalkan Brigade Alsintan di seluruh Indonesia bekerjasama dengan Badan Standarisasi lnstrumen Pertanian (BSIP) melalui BPSIP di seluruh Indonesia yang menjadi komandannya,” katanya. YR