
Sejumlah peneliti menungkap penemuan spesies baru tokek endemik di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Spesies tersebut diberi nama Cyrtodactylus jatnai. Penamaan diberikan sebagai penghargaan kepada ahli konservasi, ekologi dan primatologi Universitas Indonesia kelahiran Bali, Profesor Jatna Supriatna karena kontribusinya yang luar biasa bagi konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dan juga atas kebaikan serta dukungan yang diberikan selama kegiatan penelitian.
Penemuan spesies Cyrtodactylus jatnai telah dimuat di jurnal TAPROBANICA Vol.09, No.1, Mei 2020, yang ditulis bersama oleh para peneliti yang terdiri dari A.A. Thasun Amarasinghe (Research Center for Climate Change Universitas Indonesia/RCCC UI), Awal Riyanto (Museum Zoologicum Bogoriense/MZB), Mumpuni (Museum Zoologicum Bogoriense/MZB), dan Lee L. Grismer (La Sierra University, California, AS).
Kepala Balai TNBB Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Ngurah Krisna menyatakan, penemuan ini merupakan hasil penelitian dalam rangka kerjasama antara Balai TNBB dengan Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia (RCCC UI) tentang Pelaksanaan Demonstrasi Proyek The Rainsforest Standard Protected Area Credit di Kawasan TNBB pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016.
“Masih terdapat kemungkinan bertambahnya spesies baru dari hasil kegiatan penelitian ini. Beberapa jenis herpetofauna masih unidentified dan sedang dalam penelitian mendetail oleh Tim Peneliti RCCC UI dan MZB,” ujarnya, di Gilimanuk, Balai Taman Nasional Bali Barat, Jumat (22/5/2020)
Spesies Cyrtodactylus jatnai sebelumnya dikenal sebagai Cyrtodactylus fumosus. Namun berdasarkan pemeriksaan mendetail ditemukan bahwa Cyrtodactylus dari Bali, setidaknya adalah satu spesies yang berbeda. Secara morfologi dan contoh dari beberapa daerah biogeografi lainnya menunjukkan kemiripan dengan Cyrtodactylus seribuatensis dari Pulau Seribuat di Malaysia bagian barat. Tetapi ada ciri morfologi yang membedakan yaitu pada bagian sisiknya.
Menurut Agus temuan spesies baru menambah keanekaragaman hayati Kawasan TNBB. Sebelumnya tercatat terdapat 18 jenis mamalia, 205 jenis burung, 13 jenis reptil, 10 jenis amfibi, 67 jenis kupu-kupu dan lebih dari 120 jenis ikan.
Hal ini juga didukung oleh keberadaan ekosistem yang cukup lengkap mulai dari ekosistem hutan hujan dataran rendah dengan 72 jenis pohon, ekosistem hutan musim dengan 66 jenis pohon, ekosistem savana dengan 55 jenis pohon, ekosistem mangrove dengan 18 jenis pohon, ekosistem hutan pantai dan ekosistem terumbu karang.
Sugiharto