Menggairahkan Wisata Dengan Ikan Hias

Aktivitas Kontes Guppy di Kadisoro

Ada yang menarik di Desa Wisata Kadisoro, Bantul Yogyakarta pada 21-27 September 2020 lalu. Bendera dan spanduk selamat datang terpajang.  Di sana sedang ada hajatan untuk menggalakkan pariwisata, “Bersama Ikan Hias Kuatkan Ekonomi Rakyat.”

Ini adalah agenda Mina Muda Sejahtera yang berkolaborasi dengan Yogya Fancy Guppy. Serangkaian acara digelar untuk menggiatkan pariwisata di Desa Kadisoro. Rangkaian acara yang digelar dari berupa bursa ikan hias, workshop dan kontes guppy yang memperebutkan Piala Bupati Bantul.

Seperti diketahui sektor pariwisata merupakan sektor yang paling terkena dampak dari Covid 19. Lewat kegiatan yang diadakan oleh Mina Muda Sejahetera dengan Yogya Fancy Guppy itu pariwisata khususnya di Kadisoro Bantul diharapkan bisa kembali bergairah.

Muhammad Eko Atmojo, pengajar Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyatakan pandemi sangat mempengaruhi aktivitas pariwisata. Menurut dia, covid-19 memberi dampak paling besar pada sektor pariwisata dan UMKM, sektor perpajakan, perdagangan dan industri, dan sektor migas. Ini adalah sektor sektor yang punya peran penting dalam perekonomian Indonesia.

“Wisata dan UMKM ini adalah sektor satu paket menurut saya, dimana ada pariwisata disana ada UMKM. Dimana ada UMKM, di situ ada pariwisata. Ini memang tidak bisa dilepaskan atau dilupakan. karena ada kaitan yang sangat erat. Dua sektor ini merupakan sektor yang paling krusial dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Eko

Menurut dia, covid-19 memberi dampak serius pada sektor pariwisata karena pembatasan sosial membuat orang tak bisa bepergian. Oleh karena itu butuh strategi agar wisatawan tetap bisa datang dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Lebih lanjut Eko menambahkan untuk menghidupkan pariwisata konten budaya bisa diangkat.

Sementara itu Yus Warseno, Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kota Bantul, mengungkap peluang-peluang yang dapat dilakukan di sektor perikanan, seperti program mina padi, udang galah, pemanfaatan tumbuhan enceng gondok, dan lain-lain. Di level pemerintah pusat, banyak program yang dapat diakses untuk pengembangan ikan hias di Kadisoro. Yus juga menyoroti pentingnya organisasi dan tindakan yang nyata dan bertanggungjawab.

Lebih lanjut Yus menyampaikan, inovasi juga diperlukan.  Seperti membuat viral sebuah lokasi wisata dengan memanfaatkan teknologi telefon seluler. Hal lain yang cermati oleh Yus adalah kemauan yang kuat dari warga Kadisoro khususnya, untuk mandiri dan tidak tergantung kucuran dana bantuan untuk membangun di sana.

Yus mengatakan, Kadisoro jika digarap betul, justru malah banyak mendatangkan uang karena potensinya yang besar. “Pertaniannya harus digarap. Ada mina padi, ada UGADI (udang galah bersama padi). Bisa digarap juga dengan teknologi sederhana, dengan eceng gondok yang sudah ada. Dan punya pabrik udang di Samas, yang bisa di link-kan,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama,  Kwintarto Heru Prabowo, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, menyatakan Pokdarwis dan Desa Wisata merupakan wadah untuk meningkatkan nilai lebih dari pengelolaan ikan hias yang ada di Kadisoro.

Dia juga menyatakan brand Kadisoro yang lekat dengan ikan hias jangan sampai hilang.  Pasalnya secara historis berkembangnya budidaya ikan di Kadisoro sudah dimulai sejak tahun 1980-1982. Kadisoro adalah juara nasional minapadi. Kemudian berkembang denan ikan hias dan kegiatan lain.

Hal itu, kata Kwintarto, bisa dimaknai bersama bahwa Kadisoro memiliki kemampuan. “Nilai ekonomi produktif kalau dikembangkan itu luar biasa sebenarnya. Tapi kadang kadang kita tidak telaten. Jadi kalau Kadisoro akan bangkit, yuk diawali dari ketelatenan kita. Opo sing ono digemeni di openi. Sudah ada bukti dari ikan, sekarang punya rumah, punya mobil,” katanya.

“Mari dawali dari keseriusan, kesungguhan In Syaa Allah, mudah mudahan nanti Kadisoro tetep terbukti, Dewi Kaji memang Kadisoro dadi kawiji, dadi siji,” tambah Kwintarto.  Anna Zulfiyah

 Kontes Guppy untuk Edukasi

Kontes Guppy yang digelar tanggal 27 September 2020 di Desa Wisata Kadisoro sukses dilaksanakan. Ada 15 kelas yang dilombakan dari berbagai jenis dengan jumlah ikan kontes sebanyak 788 ekor guppy. Peserta yang hadir tidak hanya dari Yogya tapi juga dari berbagai daerah di Nusantara, seperti Cilacap, Temanggung, Solo, Jakarta, Semarang, Cirebon, dan lainnya. Tak heran jika event ini boleh dibilang event nasional.

Menurut Gemma, panitia acara dan koordinator kontes Guppy, event  ini  adalah trobosan kolaborasi antara Mina Muda Yogya dengan Yogya Fancy Guppy (YFG). Mina Muda yang basisnya masyarakat didampingi YFG yang basisnya umum.

Di YFG ini didalamnya ada banyak pakar. Perlu YFG untuk mem-branding, mengedukasi, menyebarluaskan, bahwa guppy ini menarik untuk dikenal masyarakat lebih jauh. Bahwa ajang kontes guppy Kadisoro ini juga akan berkelanjutan. Kadisoro sudah ditunjuk sebagai Desa Wisata Ikan Hias akan diarahkan untuk menjadi tempat belajar, edukasi untuk masyarakat.

Menurutnya, Kadisoro  memang diproyeksikan akan jadikan sebagai sebuah ajang kontes yang rutin, setahun 1x atau 2x minimal. Kadisoro baik dari Desa, Kecamatan, Kabupaten maupun Provinsi, telah ditunjuk sebagai sentra budidaya ikan hias. Bahkan sudah ada keputusan formal sebagai pusat pelatihan budidaya ikan hias.

“Kita tunjukkan eksistensi kita bahwa setiap kita dapatkan tugas itu, kita mengemplementasikan bahwa kita mengedukasi masyarakat, dengan event-event yang menunjang. dengan jualan, dengan budidaya,  dengan bursa, dengan kontes dan sebagainya. Mungkin nanti akan menjual paket-paket edukasi, harapan ke depan,” tandasnya. Anna Zulfiyah

Juara kontes guppy di Kadisoro