Pot Cantik dari Kain Bekas

Suratilah, Ketua KWT Migunani Druwo

Suratilah, Ketua KWT Migunani Druwo

Stop!! Jangan buang kain bekas kamu. Handuk bekas, kaos bekas, kain bekas yang lain juga jangan dibuang. Soalnya kain-kain bekas ini bisa kamu sulap menjadi pot yang cantik dan unik.

Ini yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Migunani di Drowo, Bangunharjo, Sewon, Bantul, DIY. Beberapa pot bunga dari kain bekas yang baru selesai dibuat berjejer di halaman rumah bu Suratilah, Ketua KWT Migunani Druwo, sekaligus Korwilcam Sewon Bantul DIY.

Pot-pot berbahan kain bekas itu bentuknya beragam. Ada yang agak bulat, ada juga yang memanjang. Sesuai dengan kreativitas yang membuat.

KWT Migunani Druwo yang dibentuk tanggal 22 Desember 2014 ini memang aktif. Keaktifan KWT Migunani ini tidak lepas dari peran Ibu Suratilah sebagai ketuanya. Bagaimana Suratilah yang disapa akrab Rati ini bisa menggerakkan anggotanya di tengah kesibukan lain yang dijalani sehari-hari, Agro Indonesia berkesempatan mewancarainya.

Darimana ide membuat pot dari kain bekas ini bisa muncul?

Ini bukan ide saya. Program ini ini adalah program PKK Desa. Ada undangan di Kelurahan. Saya diundang mewakili KWT dan ada praktek membuat pot dari kain bekas tersebut. Dari informasi dan ilmu yang saya dapat itu, menjadi kewajiban saya untuk menularkan kepada anggota anggota. Jadi dari hasil pot ini kalau sudah jadi, bisa dimanfaatkan sendiri atau kalau mau, juga bisa dijual. Kalau sudah kering, bisa dicat yang membuat pot tambah cantik, sekaligus membuat nilai jual lebih tinggi.

Apa tidak sulit membuat pot kain bekas ini?

Tidak sulit membuatnya dan waktunya juga cepat. Semua saya yakin, punya kain bekas. Selama ini kain-kain dari handuk, baju, kaos bekas dan berbagai kain lainnya yang sudah usang dan tidak terpakai lagi bagi kebanyakan orang, mungkin akan dibuang dan menjadi sampah. Jika pun digunakan, maka hanya untuk lap. Jadi dengan dibuat pot seperti ini, kita bisa manfaatkan kain bekas menjadi menjadi barang yang lebih memiliki manfaat dan nilai ekonomi tinggi,

Membuat pot ini sangat mudah dan bahannya juga tersedia yaitu kain bekas, semen, air, dan pot plastik  atau tempat sampah sebagai cetakan. Jadi siapapun bisa melakukannya. Jika kondisi panas, pot semen ini cepat kering. Tapi kalau hujan, memang butuh waktu agak lama, karena menunggu kering. Kalau hujan, pot yang belum kering ini,  dimasukkan, supaya tidak kena hujan, dan rusak.

Ini menjadi lain, karena membuat produk dari bahan kain memang sudah banyak macamnya, seperti dibuat sarung bantal, sprei, boneka, atau yang lainnya. Tetapi mungkin tidak semua bisa dengan melakukannya, menjahit kain, tidak semua bisa telaten.  Beda dengan membuat pot dari kain bekas, ini tidak sulit, mudah dilakukan siapa saja.

Bagaimana cara membuatnya?

Proses pembuatan pot kain bekas tersebut cukup sederhana. Langkahnya mudah. Pertama Siapkan adonan semen 1 sak semen, bisa jadi sekitar 15 pot tergantung besar kecilnya cetakan. Kemudian kain bekas yang mudah menyerap cairan itu dicelup ke dalam campuran semen. Lalu Siapkan wadah cetakan, bisa dari pot plastik atau tempat sampah. Tengkurapkan wadah dengan tiang penyangga.

Kain yang sudah menyerap semen secara merata diangkat dan dicetak dengan cara menempatkan kain secara tengkurap di ember atau cetakan lain yang sudah disiapkan sebelumnya. Tunggu sampai kering, sambil menunggu kering kainnya dapat dibentuk sesuai bentuk pot yang diinginkan.

Setelah kering pot diangkat dari cetakan dan bisa diwarnai menggunakan cat dengan warna sesuai yang diinginkan

Besok 22 Desember 2020 KWT Migunani ultah yang ke 6. Kita agendakan ada lomba seperti tanaman cabe, terong dan tomat. Jika dimulai pada bulan ini menanam, Desember sudah terlihat hasilnya. Pot pot ini juga kita siapkan. Nanti yang menang lomba, akan kita ikutkan, kita persiapkan dalam lomba tanaman di asosiasi KWT Kabupaten.

Sebagai Ketua dan Korwilcam, yang membawahi sekitar 15 KWT, apa tidak sulit menggerakkan anggota?

Memang tidaklah mudah bagi saya mengkoordinir dengan banyak anggota yang beraneka ragam kemauannya. Kadang ada benturan-benturan, dan banyak juga alasan, jauh, termasuk kesibukan lain yang membuat tidak aktifnya anggota. Tapi saya memaklumi dan menyadari, dan tetap berusaha untuk membuat anggota paham akan pentingnya kegiatan di KWT. Karena pada dasarnya KWT juga dibuat untuk memberi hasil yang lebih baik bagi anggota khususnya,

Apa ada trik supaya anggota mau aktif dan datang?

Ya Itu sebabnya harus selalu ada ide-ide kreatif seperti membuat pot dari kain bekas ini. Ini ide baru bagi kami. Ikut dalam stand-stand juga sangat membantu dan bisa mengundang anggota untuk hadir. Termasuk aktif dalam memasarkan hasil taninya (hasil dan olahan). Salah satunya adalah di stand stand yang sudah disiapkan dari Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan. Meski ada juga yang tidak aktif, kita tetap tawarkan dan ajak.

Stand-stand seperti itu sangat membantu kami, stand itu dibuat untuk memasarkan produk kita juga. Tapi kadang ada juga yang tidak hadir. Sebenarnya tidak hadir kalau ada acara, disarankan bisa tetap hadir produknya, karena bisa dititipkan, dibantu jualkan. Dan jika produk itu dibeli atau dikenal orang, maka akan menguntungkan yang membuat, dan membuka pasar baru. Memang pada awal awal berdirinya, seperti babat alas, hasil sedikit. Ini kadang membuat anggota nggak sabar, patah semangat. Padahal kalau rutin dijalankan, ke depannya hasil akan terlihat. Apalagi sekarang, sudah banyak yang tahu, ada pasar pasar tani yang diadakan rutin jadwalnya. Seperti pasar tani Aspartan dan di Manding Gabusan. Sudah mulai banyak yang datang. Saat pandemi kemarinpun, kita pantau untuk KWT omsetnya bisa sampai Rp10 jutaan.

Apa KWT benar membantu?

KWT selalu aktif dengan kegiatan yang menunjang ekonomi keluarga. Dengan memanfaatkan pekarangan yang ada yang ditanami berbagai sayuran. Misalnya, saat keuangan tidak ada, tidak harus belanja ke pasar untuk kebutuhan sehari hari.  Hasil tanaman dipekarangan bisa diolah. Ini jelas sangat membantu. Terlebih saat kondisi sedang sulit, seperti ini, pandemi covid 19. KWT sangat membantu. Jika lahan bisa dimanfaatkan, diolah, ditanami dengan sayuran atau tanaman lain yang menghasilkan, tidak ada dana, bisa ambil sendiri sayuran, buah buiahan atau yang lainnya dari kebun kita sendiri, masak dari kebun sendiri sehat dan irit, dan kalau mau, ada lebih bisa kita jual, yang bisa menambah ekonomi keluarga. Itu sebabnya saya selalu ngoyak-oyak, ayo-ayo giatkan  KWT, manfaatkan lahan kita. Jadi KWT memang punya peran yang penting dalam peningkatan produktivitas usaha tani dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan menuju kesejahteraan rumah tangga petani. Untuk itu  kegiatan  dari KWT ini harus tetap jalan.

Anna Zulfiyah