Keberadaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dapat meningkatkan produksi pertanian. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendukung upaya Pemerintah Daerah (Pemda), seperti Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menggenjot produksi pertanian dengan menggunakan Alsintan.
Menurut dia, Alsintan memiliki peran strategis dalam pertanian karena dengan mekanisasi pertanian membuat proses menjadi lebih cepat. “Dengan mekanisasi, kita dapat melaksanakan pengolahan lahan, panen, dan pascapanen dengan cepat,” kata Mentan Syahrul, Selasa (4/8/2020).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy menambahkan, penggunaan Alsintan bukan hanya sebatas proses budidaya dan pascapanen.
Dia mengatakan, Alsintan juga bisa dimanfaatkan dalam upaya pengembangan proses hasil panen menjadi aneka produk pangan tambahan. “Alsintan menjadi pemicu transformasi teknologi kepada petani menuju pertanian yang lebih modern, efektif, dan ramah lingkungan,” katanya.
Sarwo pun menegaskan, Alsintan menjadi ciri pertanian yang maju, mandiri, dan modern. “Mengapa? Karena dengan Alsintan pekerjaan menjadi lebih efektif, tidak membutuhkan banyak orang. Waktu untuk mengolah lahan, tanam, bahkan panen juga menjadi lebih cepat,” katanya.
Dia mencontohkan, dulu untuk mengolah lahan dibutuhkan waktu berhari-hari. Tapi dengan Alsintan, proses itu hanya beberapa jam. Tak ketinggalan, Sarwo juga menekankan bahwa Alsintan membuat produksi menjadi meningkat dan losses lebih sedikit.
Perlu diketahui, Kabupaten Sukabumi saat ini sedang fokus meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Salah satu upaya yang dilakukan petani adalah memaksimalkan penggunaan Alsintan untuk olah tanah dan tanam.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pertanian (Distan) menyerahkan bantuan Alsintan berupa traktor roda dua kepada puluhan kelompok tani.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri mengatakan, bantuan Alsintan itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Bantuan ini disalurkan untuk mendukung gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT), khususnya padi sawah di Kabupaten Sukabumi.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi Sudrajat sebelumnya juga meminta para petani agar dapat memanfaatkan bantuan traktor tersebut dengan sebaik-baiknya. “Rawat dan pelihara supaya Alsintan untuk mengolah lahan sawah ini tetap awet, sehingga program GPOT dan ketahanan pangan di Kabupaten Sukabumi dapat terwujud,” pesannya.
UPJA Memberdayakan Alsintan
Sejak 2014 sampai 2019, Kementan melalui Ditjen PSP telah menyalurkan Alsintan prapanen sebanyak 447.047 unit. Alsintan tersebut terdiri dari traktor roda 2, traktor roda 4, kultivator, pompa air, rice transplanter, dan hand sprayer.
Dia juga menyebut, penyaluran Alsintan melalui kelompok hingga brigade ini dilakukan karena pengelolaan Alsintan secara perorangan kurang efisien.
Untuk itu, pemberdayaan Alsintan melalui UPJA diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi petani dengan beragam bentuk pelayanan jasa Alsintan yang dikelola dalam usaha tani.
Adapun pelayanan jasa Alsintan dapat berupa jasa sewa Alsintan, jasa olah tanah, jasa tanam, jasa panen, dan jasa simpan pinjam. “Selain memberikan pendapatan, Alsintan juga lebih terawat dan siapa pun bisa menggunakannya,” ungkapnya
Sarwo berharap penggunaan teknologi pada Alsintan mampu meningkatkan produksi padi pada tahun-tahun mendatang. Bahkan, dia pun tidak ingin mendengar ada kabar penurunan produksi lagi karena sudah menggunakan teknologi.
“Gunakanlah alat canggih yang ada supaya kita bisa mencapai swasembada pangan dan ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian ini,” tegasnya.
Sementara itu, selain ke UPJA, petani juga bisa melakukan sewa pinjam Alsintan yang dikelola brigade Alsintan dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) di daerah masing-masing. “Dengan menggunakan Alsintan, petani akan lebih hemat dan lebih cepat dalam proses menanam juga panen,” kata Sarwo.
Selain itu, lanjutnya, penggunaan Alsintan memiliki keuntungan lain, yaitu dapat mengurangi penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10% dan meningkatkan nilai tambah.
Bahkan, penanaman padi yang dulunya hanya satu kali setahun, kini bisa tiga kali karena proses budidaya, pengolahan, dan panen dapat dilakukan dengan cepat, efektif dan efisien. “Produksi yang dicapai petani lebih tinggi, pendapatan petani pun ikut meningkat,” tambahnya.
Sarwo juga menerangkan, Alsintan yang dikelola UPJA di sejumlah daerah sudah banyak yang berhasil dan terbukti mampu memberikan nilai tambah kepada Poktan atau Gapoktan.
“Salah satu UPJA yang mengelola Alsintan dengan baik, sehingga bisa mendapatkan hasil dari sewa Alsintan ke petani sampai memiliki penghasilan bersih ratusan juta rupiah,” katanya.
Dia memberikan contoh keberhasilan UPJA di Bangka Selatan. UPJA Marga Jaya di Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan. “Bantuan Alsintan sangat membantu petani dalam proses usaha taninya,” ungkap Ketua UPJA Marga Jaya Rojim.
Dia menerangkan, UPJA yang turut dikelolanya kini membawahi 33 Poktan dengan areal seluas 2.000 hektar (ha). UPJA ini juga sudah melayani proses pengolahan lahan dan pemanenan dengan penghasilan bersih bisa mencapai Rp 125 juta/musim tanam.
“Dengan adanya UPJA yang berkembang melalui penerapan modernisasi pertanian akan menumbuhkan minat petani-petani di sekitar untuk memulai kembali bekerja di sawah,” terangnya.
Bahkan, Rojim menyebut modernisasi ini juga menambah jumlah petani-petani milenial di sekitar lingkungan dengan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka.
“Luas lahan yang diolah setiap tahun bertambah dengan adanya aktivitas UPJA, memberikan semangat lebih bagi petani-petani pemula yang selama ini lahannya belum diolah menjadi semangat untuk mengolah lahannya kembali,” tambahnya.
Adapun, kegiatan yang dilaksanakan UPJA Marga Jaya meliputi menyewakan alat pra-panen dan pasca-panen, aktivitas perbengkelan, menyediakan spare part Alsintan yang dibutuhkan petani, hingga membeli Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani.
Alsintan yang dimiliki UPJA Marga Jaya terdiri dari traktor roda empat 3 unit, traktor roda dua 36 unit, vertical dryer 1 unit, power thresher 8 unit, dan pompa air 10 unit.
Selain itu, ada pula rice transplanter 12 unit, combine harvester 8 unit (1 unit combine harvester besar yang dibeli dari hasil/keuntungan UPJA) dan beberapa alat yang dibantu Brigade Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan. Kegiatan pengelolaan Alsintan di UPJA Marga Jaya, antara lain jasa sewa traktor roda dua Rp1 juta/ha, traktor roda empat Rp1 juta/ha, dan combine harvester Rp1,6 juta/ha. PSP