Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta para eksportir harus dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia.
Hal itu disampaikan dalam pertemuan Mentan dengan beberapa pememimpin perusahaan dan eksportir di kantor Kementan, Rabu (8/1/2020). Pertemuan tersebut membahas akselerasi gerakan tiga kali ekspor (Geratieks) di sektor perkebunan
Mentan SYL menegaskan bahwa gerakan ekspor harus dimulai dengan kehadiran eksportir di tengah-tengah rakyat. Maka dari itu, dia berharap peranan eksportir harus bisa membuka lapangan pekerjaan secara luas.
“Saya menitipkan pesan kepada eksportir agar kalian membuka lapangan pekerjaan secara luas. Kami butuh tangan eksportir agar rakyat kita banyak yang kerja. Caranya tingkatkan ekspor kalian menjadi tiga kali lipat,” ujar Mentan SYL.
Gerakan tersebut merupakan bagian dari gerakan rakyat untuk menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara kuat yang memiliki potensi besar dan derajat tinggi di mata dunia. Gerakan ini harus menjadi titik balik bangkitnya pertanian Indonesia.
“Kalau begitu pertanian di tangan kita tidak boleh mundur. Yang ada adalah maju. Pertanian di tangan kita harus berjalan efektif dan maksimal. Harus berkembang dan lebih baik,” katanya.
Kemudian, SYL menambahkan, Indonesia merupakan negara subur yang seluruh kekayaan alamnya selalu dibutuhkan penduduk dunia. Lebih dari itu, sektor pertanian menjadi bagian penting dalam meningkatkan ekonomi bangsa dan menekan angka kemiskinan.
SYL juga mengatakan bahwa perkebunan di Indonesia ini memiliki prospek yang sangat luar biasa terutama Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki komoditas yang spesifik. “Maka dari itu yang harus kita benahi. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi tanggung jawab bersama,” lanjutnya
Dia juga berpendapat bahwa perbaikan mekanisme, sistem dan komunikasi perlu ditingkatkan untuk mencapai target ekspor tiga kali lipat. Pemerintah melakukan penguatan jaringan dan fasilitas ekspor, serta aksistensi yang mengarah terkait capaian target tiga kali ekspor itu. Kemudian para pengusaha dan masyarakat melakukan pengembangan penanaman dari bibit hasil penelitian litbang pertanian.
“Pemerintah tidak bekerja sendiri, harus dibantu dengan pemikiran stock holder dan eksportir lainya, kita akan coba melakukan networking pada kementerian-kementerian terkait terutama kementerian luar negri untuk mencoba menanggulangi kendala ekspor dan akan melakukan pendekatan,” tambah Syahrul.
“Negara ini butuh kita semua kok. Karena ini menjadi kewajiban kebangsaan kita. Apa gunanya kita menjadi eksekutif tapi sebenarnya negara melayang dari tangan kita. Toh saya sangat yakin kita cukup memiliki kemampuan. Hanya membutuhkan sedikit lagi kemauan yang tidak kalah dengan negara lain. Intinya kita tidak boleh berpura-pura dalam mengurus negara ini,” ujarnya.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyo mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah menyisir dan memperbesar pemanfaatan sejumlah komoditas yang memiliki potensi ekspor cukup besar. “Kita juga akan membangun milenial menjadi enterpreneurship dan mengenal pertanian secara dalam. Untuk itu, kami mohon eksportir dan pengusaha juga turun sampai level kecamatan,” tukasnya.
Atiyyah Rahma