Meski Panen, Bulog Tetap Impor Beras 300.000 Ton

Di tengah musim panen yang sedang berlangsung, Indonesia kembali membuka tender impor beras tambahan sebanyak 300.000 ton untuk April ini.

Akibat musim panen raya yang tertunda selama Maret-April, pemerintah menambah jumlah kuota impor beras tahun ini sebanyak 1,6 juta ton, sehingga total kuota impor tahun 2024 menjadi 3,6 juta ton, lapor Vietnam Food Association (VFA), seperti dikuti The Saigon Times.

Sejak awal tahun 2024 ini, Indonresia sudah memasukkan beras impor sebanyak 650.000 ton dan telah meneken kontrak pembelian beras impor tambahan 350.000 ton. Dari jumlah itu, beras Vietnam memasok separuhnya, sementara sisanya datang dari Thailand, Pakistan dan Kamboja.

Sejumlah perusahaan beras Vietnam sudah mengantongi kontrak pengadaan impor beras sebanyak 108.000 ton dalam tender yang dilakukan oleh Perum Bulog pada akhir Maret 2024, yang dilaporkan mengakibatkan harga beras di dalam negeri melonjak, kata VFA.

Jika para eksportir beras Vietnam ini mampu juga memasok beras impor dalam lelang yang mencapai 300.000 ton beras, kemungkinan besar harga beras dalam negeri di Vietnam akan naik lagi. Hal ini terjadi karena di Vietnam saat ini sudah menjelang akhir musim panen, sehingga pasok beras pun menurun dan berpotensi membuat pembelian beras menjadi sulit.

Pada 8 April, harga beras dunia turun tipis di semua segmen. Beras Thailand untuk kualitas butir pecah (broken) 5% turun 10 dolar AS/ton menjadi 571 dolar AS/ton, sedangkan beras Pakistan untuk kualitas yang sama juga turun 10 dolar AS/ton menjadi 591 dolar AS/ton. Harga beras Vietnam turun 1 dolar AS/ton menjadi 576 dolar AS/ton.

Sementara untuk kualitas broken 25%, harga beras Vietnam tutun 4 dolar AS/ton menjadi 554 dolar AS/ton. Sedangkan untuk beras Thailand di kualitas yang setara juga turun 10 dolar AS/ton menjadi 526 dolar AS/ton. Beras Pakistan dengan kualitas yang sama juga turun 5 dolar AS/ton menjadi 549 dolar AS/ton.

Penurunan harga beras di pasar global terjadi akibat faktor musiman di negara-negara eksportir Asia dan terjadinya depresiasi nilai tukar mata uang mereka terhadap dolar AS.

Di Vietnam, kawasan sentra produksi beras nasional mereka di Delta Mekong, masih terjadi musim panen raya, sementara nilai tukar mata uang dong terhadap greenback melemah.

Hal yang sama terjadi di Thailand. Di saat arus deras beras baru masuk saat musim panen raya saat ini, permintaan baru justru tidak ada. Selain itu, harga beras Thailand juga dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar baht terhadap dolar AS. AI