Optimal, Penggunaan Traktor Bantuan Kementan

Hasil monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap penggunaan bantuan Alsintan, terutama traktor, sudah maksimal

Bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) sudah optimal, terutama untuk jenis traktor roda 2 (TR-2) dan roda 4 (TR-4).

“Hasil monitoring dan evaluasi (Monev) kami terhadap bantuan Alsintan, terutama traktor, sudah maksimal,” kata Penanggungjawab Monev Alsintan, Kementan, Momon Rusmono di Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Data Ditjen PSP mencatat telah menyalurkan bantuan Alsintan sekitar 385.170 unit. Bantuan terdiri dari traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air, rice transplanter, chopper, cultivator, excavator, hand sprayer, implemen alat tanam jagung dan alat tanam jagung semi manual.

Adapun rincian per tahun adalah, pada tahun 2015 Alsintan yang disalurkan sebanyak 54.083 unit. Tahun 2016 sebanyak 148.832 unit, tahun 2017 sebanyak 84.356 unit, dan tahun 2018 sebanyak 115.435 unit (per Oktober 2018). Total yang sudah diberikan sebanyak 385.170 unit.

Namun, dari jumlah bantuan tersebut, kata Momon, yang dilakukan monitoring dan evaluasi (Monev) hanya traktor dan combine harvester (CH). Khusus untuk traktor, pemanfaatannya hampir maksimal, sehingga hampir tidak ada yang direlokasi.

Sedangkan untuk CH, 30%-50% alat ini harus direlokasi karena penggunaan tidak maksimal. Namun, sayangnya, Momon — yang juga Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian — tidak mau menjelaskan relokasi CH karena pemberian oleh Ditjen Tanaman Pangan tidak tepat sasaran.

“Karena Alsintan tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh kelompok tani, maka kita pindahkan kepada kelompok lain yang lebih membutuhkan,” tegasnya.

Opsin di Daerah

Sementara itu laporan Penanggungjawab Optimalisasi Alsintan (PJ Opsin) Magelang, Budi Wijayanto mengatakan, capaian TR-2 mencapai 1.234 hektare (ha) dari target 3.275 ha atau 37,67%; target TR-4 450 ha realisasi 124 ha (27,56%); target PA (Pompa Air) 303 ha realisasi 163 ha (53,72%).

Untuk Kabupaten Kebumen, PJ Opsin Kodrat Winarno menyebutkan, target TR-2 adalah 6.600 ha, realisasinya 256 ha (3,88%); target TR-4 2.625 ha realisasi 282 ha (10,74%); pemanfaatan PA melampaui target, dari 1.153 ha ternyata realisasinya mencapai 1.664 ha (144,37%).

PJ Opsin Daryanto mengurai realisasi TR-2 di Purworejo mencapai 975 ha dari target 3.425 ha (28,47%); target TR-4 525 ha, realisasi 28 ha (5,33%), realisasi PA 90 ha dari target 147 ha (61,24%).

PJ Opsin Akimi mengurai realisasi TR-2 di Wonosobo melampaui target, dari 913 ha ternyata realisasinya 975 (106,85%); sementara TR-4 dan PA nihil lantaran kondisi lahan pertanian.

PJ Opsin Wiyarto mengurai realisasi TR-2 di Temanggung mencapai 79,52% dari target 1.238 ha realisasi 984 ha; TR4 ditarget 300 ha realisasi 54 ha (17,87%); target PA 283 ha dan realisasi 137 ha (48,22%).

Kepala BPTP Balitbangtan Sulut, Yusuf mengatakan, alat dan mesin pertanian yang ada harus menghasilkan luas tambah tanam (LTT), sehingga akan meningkatkan produktivitas di daerah. “Bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah harus kita dorong penggunaannya serta optimalkan agar termanfaatkan oleh masyarakat,” kata Yusuf dalam rapat koordinasi tim monitoring dan evaluasi penataan alsin di Manado, Sulut, Rabu (28/11/2018).

Menurut Yusuf, BPTP Balitbangtan Sulut bertanggung jawab atas evaluasi dan monitoring bantuan alsin pemerintah. Sebab, sesuai surat tugas Kepala Badan SDM Nomor:B-8959/TU.040/1/08/2018, BPTP Sulut ditunjuk menjadi koordinator Opsin.

Karena itu, Yusuf  mengajak tim kerja Opsin agar mengoptimalkan pemanfaatan Alsintan yang telah dibagikan kepada petani. ”Jangan sampai ada lahan yang nganggur atau lahan yang tidur dan petani tertidur lelap. Padahal, bantuan alat untuk membantu petani mengolah tanah banyak yang telah digelontorkan pemerintah,” ujar dia.

Yusuf melanjutkan, total realisasi olah lahan untuk TR-2 dan TR-4 di Sulut masih kurang optimal, yakni baru 70,77% per Senin (26/11/2018).

Strategi paling efektif untuk meningkatkan pencapaian target olah lahan adalah memastikan para penanggung jawab di kabupaten berada di lapangan untuk mencari lahan-lahan bera, lahan baru panen, dan lahan potensi padi gogo.

Keberadaan mereka tentunya untuk mendorong agar petani cepat mengolah tanah. “Terus lakukan koordinasi di tingkat kecamatan dan desa, bersama gapoktan, UPJA, penyuluh kecamatan, BPP, Babinsa, serta Danramil untuk gerakkan olah tanah dan tanam.”

Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut, Titov B Manoi menyatakan, tanpa adanya bantuan Alsintan, tidak mungkin Sulut bisa meningkatkan angka pencetakan sawah baru.

Selama ini, angka cetak sawah baru Sulut dalam setahun tidak mencapai 5% dari luas sawah yang ada. “Dengan bantuan alsin yang cukup banyak di Sulawesi Utara, tentunya meningkatkan LTT dan produksi,” tegasnya.

Luas sawah yang ada di Sulut mencapai 57.000 ha. Luasan itu cukup dengan alsin yang ada bila dioptimalkan. Namun, karena petani memang belum terampil dalam mengoperasikan Alsintan yang ada, maka penggunaan Alsintan pun tidak optimal. PSP