Indeks pertanaman (IP) Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sido Makmur di Desa Tebing Kaning, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu mengalami peningkatan. Hal itu terjadi berkat realisasi program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier ( RJIT) dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang diterima P3A Sido Makmur.
Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Rahmanto mengatakan, RJIT yang direalisasikan panjang salurannya 113 meter dan dapat meningkatkan IP pada lahan seluas 55 hektare (ha).
“Program RJIT Kementan mampu meningkatkan luas area tanam dan partisipasi P3A, gabungan P3A, kelompok tani (poktan), serta gabungan poktan dalam mengelola jaringan irigasi,” papar Rahmanto.
Salah satu contoh yang bisa dilihat, kata dia, adalah Poktan Gema Rahayu di Desa Suwakan, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Berkat RJIT, poktan ini berhasil meningkatkan produktivitas pertanian mereka.
“Produktivitas (Poktan Gema Rahayu) dari rata rata 6,5 ton gabah kering panen (GKP) menjadi 7,5 ton GKP/ha,” katanya. Tak hanya itu, kata Rahmanto, program RJIT juga dapat meningkatkan kesempatan kerja dan membuka lahan sawah baru seluas 10 ha.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, air harus selalu ada dalam pertanian. Karenanya, manajemen air penting untuk diperhatikan. “Program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air,” ujar Mentan SYL.
Adapun Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil menambahkan, pengelolaan air dalam kegiatan pertanian perlu ditata dengan baik.
“Misalnya, (diatur) di mana sekundernya, di mana primernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, sehingga air dapat betul-betul dimanfaatkan untuk mencapai tiga kali panen,” paparnya.
Lebih lanjut, Ali Jamil mengatakan, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai hilir.
Menurutnya, kerusakan atau tidak berfungsinya salah satu bangunan irigasi dapat mempengaruhi seluruh kinerja sistem irigasi. Akibatnya, efisiensi dan efektivitas irigasi menjadi berkurang.
“Kami berharap program RJIT dari Kementan mampu meningkatkan infrastruktur jaringan agar fungsi layanan irigasi dan produktivitas lahan juga ikut meningkat,” ujarnya.
JUT Tingkatkan Pendapatan Petani
Kementerian Pertanian (Kementan) juga merealisasikan program Jalan Usaha Tani (JUT) di Desa Pekon Tugu Ratu, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Pembangunan Jalan Usaha Tani yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani Sido Makmur itu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani setempat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menerangkan, Jalan Usaha Tani sendiri bertujuan untuk mempermudah akses para petani dalam memperluas jalur distribusi hasil pertanian serta meningkatkan pendapatan petani. “Pembangunan JUT menjadi salah satu program strategis yang dilaksanakan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP),” katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Ali Jamil menambahkan, prasarana dan sarana pertanian pada era pertanian modern memang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.
Menurutnya, hal tersebut berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas petani. “Untuk memenuhi persyaratan penggunaan Alsintan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen diperlukan fasilitas jalan, jembatan, serta kelengkapannya yang memadai,” katanya.
Ali menambahkan, majunya sistem pertanian tak hanya ditandai dengan penggunaan Alsintan saja, tetapi juga meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan para petani.
Dalam konteks sistem pertanian modern, diperlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang dapat menunjang penggunaan Alsintan.
Selain itu, diperlukan pula penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian untuk mengangkut sarana produksi pertanian (saprodi) dan hasil pertanian, baik dari maupun menuju lokasi.
“Jalan Usaha Tani ini akan mempermudah akses Alsintan menjangkau area persawahan. Jalan pertanian ini akan memutus cost produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” jelasnya.
Jalan Usaha Tani yang dikerjakan bersama Kelompok Tani Sido Makmur ini dibangun dengan panjang 448 meter, lebar 1,5 meter, sebagai sarana pendukung dalam proses produksi pertanian. PSP
Berkat Embung, Produktivitas Pertanian Kabupaten Gowa Naik
Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan program embung untuk Kelompok Tani Mandiri di Desa Mangempang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Embung yang dibangun Kementan meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Gowa.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, embung merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan pertanian. Embung akan menjaga irigasi pengairan pertanian, karena pertanian tak boleh terganggu oleh faktor apapun.
“Ketika musim kemarau tiba, petani tak perlu khawatir karena ada embung ini yang akan memasok air, sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga,” ujarnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan menambahkan, keberadaan air menjadi faktor penting bagi keberlanjutan sektor pertanian. Air mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) petani.
Dikatakannya, keberadaan embung menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Mengapa demikian? Karena embung memberikan pasokan air stabil kepada lahan sawah, sehingga perkembangan budidaya padi petani berjalan dengan baik.
Ada tiga aspek dari keberadaan embung ini yaitu produktivitas, peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pertanian dan meningkatnya kesejahteraan petani,” ujarnya.
Ali menerangkan, embung adalah water management. Embung berfungsi mengatur air, baik air hujan maupun air tanah.
“Embung bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas perkebunan, hortikultura, juga ternak,” jelas Ali.
Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto berharap embung bisa dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan pendapatan petani,” harapnya.
“Embung adalah faktor teknis bagi terungkitnya produktivitas pertanian. Pada akhirnya, kesejahteraan petani juga meningkat,” kata dia.
Dia mengatakan, selama ini petani kesulitan pengairan lahan untuk pertanian mereka. Embung yang dibangun Kementan sukses mengaliri areal lahan pertanian milik petani.
“Diharapkan dapat meningkatkan pola tanam dan percepatan tanam, produktivitas hasil pertanian yang meningkat sehingga pendapatan petani dan keluarganya juga meningkat serta keragaman pola tanam yang tepat waktu,” tuturnya.
Embung Percepat Masa Tanam
Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan program embung untuk Kelompok Tani Giri Mulya di Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Embung yang dibangun Kementan mempercepat masa tanam petani Pangandaran.
Menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, embung merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan pertanian. Embung akan menjaga irigasi pengairan pertanian, karena pertanian tak boleh terganggu oleh faktor apapun.
“Ketika musim kemarau tiba petani tak perlu khawatir karena ada embung ini yang akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga,” ujarnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan menambahlan, keberadaan air menjadi faktor penting bagi keberlanjutan sektor pertanian. Air mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) petani.
Dikatakannya, keberadaan embung menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Hal itu terjadi karena embung memberikan pasokan air stabil kepada lahan sawah, sehingga perkembangan budidaya padi petani berjalan dengan baik.
“Ada tiga aspek dari keberadaan embung ini, yaitu produktivitas, peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pertanian dan meningkatnya kesejahteraan petani,” ujarnya.
Ali menerangkan, embung adalah water management. Embung berfungsi mengatur air, baik air hujan maupun air tanah. “Embung bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas perkebunan, hortikultura, juga ternak,” jelas Ali.
Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto berharap embung bisa dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan pendapatan petani. “Embung adalah faktor teknis bagi terungkitnya produktivitas pertanian. Pada akhirnya, kesejahteraan petani juga meningkat,” kata dia.
Dia mengatakan, selama ini petani kesulitan mengairi lahan untuk pertanian mereka. Embung yang dibangun Kementan sukses mengaliri areal lahan pertanian seluas 30 hektare.
“Diharapkan dengan adanya embung dapat membantu percepatan tanam dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian sehingga pendapatan petani dan keluarganya juga meningkat,” tutur Rahmanto. PSP