Optimalkan Pemanfaatan Limbah Budidaya Jamur untuk Media Tanam

Kohar, Pemilik Usaha Budidaya Jamur, Suplier dan Pelatihan Pertanian

Kohar, Pemilik Usaha Budidaya Jamur, Suplier dan Pelatihan Pertanian

Peluang budidaya jamur tiram putih (Pleurotusostreatus) cukup diminati oleh masyarakat karena usaha ini memiliki banyak kelebihan. Diantaranya adalah modal murah, cepat perkembangbiakan dan cukup menguntungkan. Namun limbah media tanam jamur atau baglog yang dihasilkan belum maksimal dimanfaatkan. Padahal, limbah baglog  dapat dijadikan kompos, dengan menggunakan aktivator alami dengan  dosis tertentu.

Nah, bagaimana  mengurai permasalahan  limbah media tanaman jamur berupa Baglog yang tidak termanfaatkan menjadi  media tanam sayuran terutama di perkotaan? Berikut perbincangan Agro Indonesia dengan Kohar, pemilik Koharu, usaha kecil yang bergerak di bidang budidaya jamur dan pelatihan pertanian di Cianjur, Jawa Barat.

Menurut anda apakah media tanam limbah baglog jamur tiram ini  cukup potensial?

Pada umumnya komposisi Baglog jamur terdiri dari hasil fermentasi beberapa bahan, seperti sisa serbuk kayu, bekatul, pupuk TSP, kapur, dan air. Dari komposisi tersebut ada beberapa bahan yang sangat dibutuhkan tanaman dan sangat potensial bila diolah dan difermentasi menjadi media tanam. Media tanam  ini bisa menjadi peluang usaha baru sebagai sampingan dari budidaya jamur tiram.

Di samping itu, mendaur ulang limbah Baglog  berarti kita sudah peduli terhadap lingkungan, karena limbah Baglog juga  berdampak terhadap kesehatan lingkungan dan bagi budidaya jamur.  Mengingat, jamur liar sering kali tumbuh digundukan limbah Baglog yang berperan sebagai sumber kontaminan menyebabkan kegagalan budidaya jamur. Jamur-jamur liar tersebut menghasilkan miliiaran spora, jika terbawa angin atau melalui pakaian dan anggota tubuh pekerja akan menyebar ke seluruh penjuru ruang, termasuk ke ruang inokulasi jamur.

Di sisi lain, pengelolaan limbah Baglog jamur tiram  pada usaha ini merupakan  bentuk dukungan dan perhatian terhadap potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia,  sekaligus bersama-sama menciptakan hubungan yang harmonis dalam melestarikan lingkungan serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang kreatif.

Produk turunan apa saja yang sudah dihasilkan Koharu?

Produk turunan dari pengolahan limbah baglog jamur pada usaha kami sebenarnya cukup banyak, tidak hanya media tanam untuk buah dan sayur. Diantaranya Wood Pelet yang digunakan sebagai bahan bakar kompor kayu. Selain itu kami juga memproduksi pupuk organik yang diolah melalui proses penguaraian cacing (kascing) dan yang ketiga adalah si subur, media tanam yang cocok diaplikasikan untuk tanaman bunga dan sayuran.

Mengapa si subur diarahkan sebagai media tanam bunga dan sayuran?

Daerah Cipanas merupakan daerah yang memiliki potensi di bidang sayur mayur. Disadari juga, saat ini mencari tanah subur di perkotaan sangatlah tidak mudah. Di saat pandemi Covid 19 sedang booming urban farming, sehingga menanam sayur dan bunga  menjadi momen yang pas saat berdiam diri di rumah, dan menjadi momen yang tepat bagi usaha kami untuk memproduksi media tanam si subur.

Alasan yang mendasar apakah yang kemudian menjadi pemikiran anda untuk mengolah limbah media tanam jamur tiram (baglog)?

Alasan utamanya bahwa media tanam jamur tiram ini sudah lumrah menjadi permasalahan pencemaran lingkungan. Kami tidak bisa membiarkan media tanam ini bertumpukan dan menimbulkan masalah pada lingkungan. Sebagai orang yang bergerak di bidang pertanian tentunya kami terus berinovasi bagaimana limbah ini diolah dan menghasilkan produk turunan yang bermanfaat sekaligus meningkatkan perekonomian dan tentu saja memberikan lapangan pekerjaan baru bagi lingkungan sekitar.

Idealnya berapa lama penggunaan media tanama jamur tiram?

Limbah media tanam jamur tiram ini per tiga bulan sekali akan dibuang oleh petani jamur seperti kami ini. Yang sangat luar biasa jumlahnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan ribu baglog. Karena itu, kami berusaha mengolahnya untuk produk yang memberikan nilai manfaat lebih sekaligus membantu menanggulangi pencemaran lingkungan.

Bagaimana proses pembuatan media tanam dari limbah baglog ini?

Untuk memproduksi media tanam dari limbah baglog ini proses pembuatan maupun penyerapannya lebih cepat. Dalam satu kali produksi Koharu bisa memproduksi 10 hingga 30 ton media tanam dengan lahan yang digunakan seluas 100 m2. Proses produksi yang cepat dan tidak perlu menggunakan teknologi yang rumit serta bisa menggunakan peralatan sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang besar sangat menguntungkan bagi usaha kami dalam memberikan nilai tambah.

Pemasaran media tanam dan produk turunan lainnya yang diproduksi Koharu sudah kemana saja?

Untuk pemasaran belum besar,  kami baru bisa memenuhi permintaan di Cipanas- Cianjur dan Sebagian dipasarkan di Sukabumi. Menang ada keinginan untuk merambah pasar di beberapa daerah di wilayah Jawa Barat bahkan mungkin ke daerah lain, tetapi tentu kami membutuhkan  dana dan tenaga yang lebih banyak lagi.

Apakah tidak melirik pemasaran ke Jawa Timur, mengingat anda orang Jawa Timur?

Belum, belum sampai kesana tetapi saya justru kepikiran dari pada memasarkan ke Jawa Timur, justru saya lebih ingin melakukan transfer ilmunya ke beberapa petani jamur tiram di Jawa Timur karena di Jawa Timur juga banyak petani jamur tiram yang tentunya juga bermasalah dengan limbah baglog.

Apa rencana anda ke depan?

Rencana kami ke depan ingin semua petani jamur tiram khususnya di wilayah Cianjur dan umumnya seluruh Indonesia  bisa memperhatikan limbah media tanam yang seharusnya dibuang begitu saja menjadi suatu potensi yang besar untuk diolah dan dimanfaatkan baik itu untuk pupuk organic atau sebagai media tanam. Hal ini mengingat ceruk pasar sangat terbuka lebar terutama dioalah sebagai media tanam yang saat penjualannya laris manis.

Manfaat apa yang sudah anda peroleh dari pengolahan limbah media tanam jamur tiram ini?

Manfaatnya cukup banyak ya… Di samping mengurangi pencemaran lingkungan juga kami turut mengubah sampah menjadi berkah sebagai produk yang bermanfaat. Selain itu, kami turut membantu pemerintah mengurangi kemiskinan dan penganguran. Karena dengan produk turunan ini kami menyerap tenaga kerja di sekitar usaha kami dan satu hal yang perlu diingat, “Lebih Baik Hidup Dari Sampah Dari Pada Hidup Menjadi Sampah”.

Shanty