Apropi Minta Pemerintah Kendalikan Impor Formulasi Pestisida

Zulkarnain Lubis

Asosiasi Produsen Pestisida Indonesia (Apropi) mengimbau pemerintah untuk mengendalikan impor bahan teknis dan fomulasi pestisida  karena produsen pestisida nasional sudah bisa memproduksi.

“Impor bahan teknis dan formulasi pestisida dari Thailand, Cina dan Malaysia, cukup tinggi. Padahal kita bisa memproduksi sendiri,” kata Ketua Apropi, Yanurius Nunuhitu, kepada Agro Indonesia, Rabu (03/2/2021).

Menurut dia, impor formulasi yang dilakukan itu karena importir tidak memiliki pabrik, sehingga mereka impor kemudian dikemas di Indonesia.

”Masa kita Cuma jadi tukang jahit saja. Padahal kita, sudah mampu memproduksi sendiri,” tegasnya.

Untuk mengendalikan impor tersebut, hanya pemerintah yang punya wewenang, misalnya tidak memberikan surat izin impor. Jika impor bisa ditekan, maka industri pestisida nasional bisa tumbuh dan berkembang.

Sementara itu Direktur Eksekutif Apropi, Zulkarnain Lubis mengatakan dari sekitar  420 perusahaan pemegang pendaftaran, hanya 10%  yang mendedikasikan diri untuk memproduksi pestisida di dalam negeri.

“Selebihnya importir produk jadi, hanya mengemas atau mewadahi dengan memberi merek. Padahal anggota Apropi, sudah mampu memproduksi sendiri,” tegasnya.

Apropi yang baru terbentuk Juli 2020 ini mempunyai 10 anggota  yang semuanya adalah produsen pestisida. Kesepuluh anggota Apropi adalah PT Sari Kresna Kimia, Saprotan Utama, CBA Chemical Industry, Mahkota Agro Industry.

Selain itu ada PT Mitra Kreasidharma, Sinar General Indonesia, Samudra Utama Narapati, Tiga Muara Emas Makmur, Prima Karya Berjaya dan PT Yanno Agro Science Indonesia

Zulkarnain menyebutkan pelaku usaha pestisida tidak begitu berminat berinvestasi di bidang produksi pestisida di Indonesia karena berbagai macam alasan. Dengan adanya Apropi diharapkan saling mendukung agar mampu meningkatkan kemampuan produksi pestisida.

“Dengan begitu kita menjadi tuan rumah di negara sendiri. Kita punya kemampuan memproduksi. Soal harga bersaing tentu bersaing dengan impor.,” katanya.

Jamalzen