Pemda Cilacap Talangi Premi AUTP Petani Miskin

Pemerintah Daerah (Pemda) menalangi uang premi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) petani yang masuk katagori miskin. Dana talangan ini diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 untuk Kabupaten Cilacap, dengan luas lahan 2.945,30 hektare (ha) dan jumlah petani 22.081 orang.

Petani yang mendapatkan AUTP secara gratis tersebut yang tersebar di 24 kecamatan se-Kabupaten Cilacap, dengan zona merah luasan kurang dari 0,25 ha. AUTP nanti hanya diperuntukan bagi petani padi yang masuk dalam kategori miskin.

Kepala Seksi Pembiayaan dan Investasi Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Cilacap, Endah Tri Wahyuni menyebutkan, data penerima AUTP gratis sudah menyebut nama petani, nama kelompok tani, Nomor Induk Kartu Tanda Penduduk (NIK) dan nomor kartu tani yang diambil dari “Basis Data Terpadu Biro Infrastruktur Daerah Provinsi Jawa Tengah,” kata Endah Tri Wahyuni, yang didampingi Cisilia Sunarti — petugas dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah (Jateng).

Program AUTP yang diluncurkan Distanbun bekerjasama dengan PT Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) sejak tahun 2019. AUTP bertujuan untuk melindungi petani dari risiko dan kerugian gagal panen, misalnya akibat serangan hama dan bencana alam.

Endah Tri Wahyuni mengatakan, biaya premi AUTP sepenuhnya akan ditanggung dari dana APBD Jateng. Kebijakan ini untuk membantu petani agar usaha taninya mendapat jamin asuransi kerugian.

“Lebih penting lagi, kalau usaha taninya gagal panen, petani mendapat ganti rugi dari pihak asuransi,” tegasnya. Ganti ruginya atau klaim akan dibayarkan perusahaan asuransi Jasindo, yang telah bekerja sama dengan Pemprov Jateng.

Premi Sangat Murah

Sementara itu, marketing PT Jasindo, Bambang Katarisman mengatakan, AUTP merupakan program asuransi kepada petani atas risiko kegagalan panen. Klaim bisa diberikan jika lahan pertanian yang ditanami padi mengalami gagal panen akibat banjir, kekeringan, maupun serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

“Asuransi pertanian yang berfungsi meminimalisasi kerugian petani jika gagal panen. Salah satu BUMN, yakni Jasindo, ditunjuk sebagai pelaksana,” katanya.

Seperti diketahui, total premi AUTP sebesar Rp180.000/ha. Dari jumlah ini, petani hanya perlu membayar Rp36.000/ha atau 20%. Sisanya sebesar Rp144.000/ha akan ditanggung pemerintah (subsidi).

Pembayaran premi subsidi ini memang tergolong cukup murah. Hitung-hitungannya, jika masa tanam selama 3 bulan, maka petani hanya menyisihkan uang Rp12.000/bulan/ha. Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, harga premi AUTP itu relatif sangat murah.

Namun, manfaatnya bagi petani cukup besar, terutama di musim hujan jika mengalami gagal panen.  “Hanya seharga dua bungkus rokok, petani yang sawahnya kebanjiran dapat ganti Rp6 juta/ha,” ujarnya di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Sarwo Edhy mengatakan, seperti saat ini, kegagalan panen sangat rawan terjadi karena curah hujan tinggi terjadi di sejumlah daerah. Bahkan, di beberapa tempat lahan sawah terkena musibah banjir. “Saya dorong petani ikut program asuransi agar usaha taninya tidak rugi bila terjadi gagal panen,” tegasnya.

Dia menyebutkan, AUTP merupakan cara Kementan untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT.

“Kami berharap semua petani padi sawah ikut program asuransi. Di samping preminya murah, manfaatnya  jelas ada, yaitu petani dapat ganti rugi,” ungkapnya.

Meningkat

Data Kementan mencatat, jumlah petani peserta AUTP dari tahun ke tahun terus meningkat. Tercatat,  dari target 1 juta ha, realisasi AUTP pada tahun 2018 tercapai 806.199,64 ha atau 80,62%. Sementara itu klaim kerugian yang diajukan petani mencapai 12.194 ha atau sebesar 1,51%.

Sarwo Edhy mengatakan, pengembangan AUTP pun tak menemui banyak kendala. Artinya, pembayaran klaim yang dilakukan PT Jasindo sampai saat ini berjalan lancar.

Bahkan, untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi, Kementan bersama PT Jasindo menerbitkan layanan berbasis online melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).

Selain mendorong ke AUTP, Sarwo Edhy juga meminta para petani selalu menyiagakan pompa air bantuan pemerintah. Tujuannya agar bisa langsung digunakan saat lahan pertanian mengalami kebanjiran.

“Para kelompok tani sudah mendapat bantuan pompa air. Ini bisa langsung digunakan menyedot air banjir agar tanaman tidak terlalu lama terendam. Namun, bila sudah terselamatkan, Kementan akan membantu benih bagi yang belum tercover AUTP,” katanya. PSP