Pemerintah Kawal Stabilitas Harga Pangan

Pemerintah terus mengawal stabilitas harga pangan selama Ramadan dan menjelang dan hingga Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Idul Fitri. Pengawalan dilakukan bersama Satgas Pangan yang beranggotakan Bareskrim Polri, Polda, Polsek, Perum Bulog, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan demi ketenangan dan rasa aman bagi konsumen.

Pemerintah kawal stabilitas harga pangan selama Ramadan dan menjelang dan hingga Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Idul Fitri. Dengan pengawalan tersebut, diharapkan akan memberikan ketenangan dan rasa aman bagi konsumen.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, berdasarkan hasil Rakortas Menteri untuk menjaga stabilisasi harga pangan, pengawalan dilakukan selama Puasa hingga dan setelah Idul Fitri.

Pengawalan tersebut dilakukan bersama Satgas Pangan yang beranggotakan Bareskrim Polri, Polda, Polsek, Perum Bulog, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

“Khusus bawang putih, kami juga sudah minta importir untuk mengawal sampai ke konsumen untuk menjaga stablisasi pangan. Jadi, tidak ada alasan lagi bawang putih naik,” tegas Amran di Jakarta, pekan lalu.

Bahkan, untuk menjaga stabilisasi harga bawang putih, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor bawang putih sebanyak 100.000 ton.

Dengan pengawalan tersebut, Amran berharap konsumen bisa tenang merayakan Lebaran karena mendapatkan harga kebutuhan pangan pokok yang terjangkau. Salah satu upaya pemerintah adalah mengadakan operasi pasar dan pasar murah.

Untuk komoditas bawang merah dan bawang putih yang sempat bergejolak, pemerintah menggelar OP dengan harga Rp25.000/kg untuk bawang putih dan Rp22.000/kg untuk bawang merah. Data Pasar Induk Kramat Jati menunjukkan, saat ini harga bawang putih sudah Rp23.000/kg.

Upaya pemerintah menjaga stabilisasi pangan selama tiga tahun sudah terbukti. Bahkan, untuk tahun ini pun harga komoditas pangan relatif stabil. “Ini kita bisa lihat dari angka inflasi komoditas pangan. Misalnya, jika tahun 2014 mencapai 10,5%, maka kini hanya 1%. Ini sebuah lompatan tertinggi dalam sejarah pangan dan ini tidak mudah,” papar Amran.

Di tempat terpisah, untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat juga sudah melakukan stabilisasi harga dengan menyeimbangkan ketersediaan dan kebutuhan pangan konsumsi rumah tangga, hotel, restoran dan katering (horeka).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, Kusmayadi mengatakan, stabilisasi harga dilakukan dengan menyeimbangkan penyediaan bahan pangan dan kebutuhan masyarakat sudah dilakukan sejak Januari-April 2019.

“Memang ada sejumlah bahan pangan pokok selama Ramadan dan jelang Lebaran mulai naik harganya. Namun, ada juga bahan pangan pokok yang harganya stabil dan ketersediaannya melebihi kebutuhan atau surplus,” katanya.

Guna mengantisipasi lonjakan harga bahan pangan, khususnya daging, telur, ayam, bawang merah, bawang putih dan cabai, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jabar jelang Lebaran tahun ini bekerjasama dengan Bulog Divre Jabar  dan pihak terkait untuk melakukan OP.

Selain melakukan OP, pihaknya bersama pihak terkait juga menggelar pasar murah dan bazar di sejumlah pasar tradisional. Pasar modern diimbau jangan menimbun bahan pangan jelang lebaran tahun ini.

Diharapkan menyimpan bahan pangan sesuai kebutuhan. Begitu juga, bagi masyarakat diharapkan belanja bahan pangan sesuai kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan. HMS