Stok Beras Nasional Aman

Di tengah kekhawatiran global terjadinya lonjakan harga pangan, Indonesia masih bisa bernafas lega karena ketersediaan dan harga pangan pokok, yakni beras, tetap stabil terkendali. Tidak keliru jika Presiden Jokowi memberi apresiasi kepada petani dan Kementerian Pertanian yang terus mengawal produksi. Terbukti, selama tiga tahun terakhir Indonesia tidak lagi impor beras.

Presiden Jokowi jauh-jauh hari mengingatkan potensi terjadinya krisis pangan saat dunia dilanda pandemi COVID-19. Ancaman itu muncul karena adanya pembatasan mobilitas warga serta distribusi pangan dan barang antarnegara. Kondisi makin mencekam ketika Rusia menyerbu Ukraina. Harga energi dan pangan pun terbang dan mencekik banyak negara.

Indonesia juga mengalami lonjakan harga sejumlah bahan pangan, terutama minyak goreng sawit. Untungnya, beras, pangan pokok rakyat dan komoditi paling sensitif secara politik, sampai kini masih terkendali. Hal ini mengundang apresiasi langsung Presiden Jokowi kepada petani. “Alhamdulillah rakyat kita, utamanya petani, masih berproduksi beras dan sampai saat ini harganya belum naik. Semoga saja tidak naik. Karena stoknya selalu ada,” ujar Presiden saat menyampaikan arahan pada Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 Tahun 2022 di Medan, Rabu (7/7/2022).

Bahkan, Presiden menyebut sudah tiga tahun terakhir Indonesia tidak impor beras. Padahal, kata Jokowi, “Biasanya kita impor 1,5 juta ton sampai 2 juta ton. Ini sudah tidak impor lagi. Ini Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) hadir di sini. Terima kasih Pak Menteri,” katanya.

Stabilnya harga beras diakui Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Cipinang (KOPPIC), Zulkifli Rasyid. “Pasokan beras beras dari Jawa masih berjalan normal. Meski bukan panen raya, namun panen yang terjadi secara berkesinambungan di sentra-sentra produsen membuat beras yang masuk ke Cipinang tetap normal,” ujar Rasyid, Jumat (8/7/2022). Data Food Station/PIBC menunjukkan, hingga tanggal 7 Juli 2022, stok beras ada di PIBC mencapai 35.204 ton. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan stok yang tersedia pada 2 Juli 2022 yang mencapai 34.959 ton.

Dalam tiga tahun terakhir, produksi beras memang terhitung mencukupi, kalau bukan surplus. Produksi beras nasional pada 2019 mencapai 31,31 juta ton, kemudian naik jadi 31,36 juta ton pada 2020. Pada 2021, produksi beras kembali naik menjadi 31,33 juta ton. Kenaikan produksi memang tak lepas dari banyak program yang digeber Kementeran Pertanian, terutama di Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).

Sebut saja program modernisasi pertanian melalui Alsintan, pembangunan embung, damparit, optimalisasi lahan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier (JIT) hingga proyek lumbung pangan alias food estate (FE) di Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Humbang Hasundutan (Sumut). Dari tiga FE tersebut sekitar 30.000 hektare (ha) lebih yang sudah terlaksana 100%, dan rencananya FE lainnya akan dibuka di Wonosobo dan Temanggung. “Tiga tempat baru untuk food estate tersebut secara keseluruhan 100% berhasil dengan baik,” ujar Mentan Syahrul. AI