Tanaman Durian Turunkan Efek GRK

Tanaman buah tahunan seperti durian memiliki peran penting dalam penyerapan karbon di udara. Untuk memastikan kemampuan durian menyerap karbon, telah dilakukan sinergi dan kolaborasi antara Direktorat Jenderal Hortikultura dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan pengukuran stok karbon di lapangan.

Lokasi yang dipilih adalah sentra kawasan durian di Desa Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Kawasan ini merupakan salah satu sentra durian dengan luas lahan lebih dari 100 ha.

“Petani di Kecamatan Carita sudah menanam durian sejak lama. Bahkan durian di sini ada yang berumur 100 tahun!”, pungkas Udi, petani durian sekaligus Ketua Kelompok Tani Cori Bendung.

I Putu Santikayasa, dosen IPB mengatakan, metode pengukuran yang dilakukan kali ini adalah non destruktif (tanpa melukai tanaman). Pengukuran stok karbon perlu dilakukan untuk mengetahui potensi penyerapan karbon di suatu wilayah.

“Untuk tanaman durian ini merupakan komoditas unggulan dalam upaya mitigasi DPI untuk mengurangi emisi karbon. Sehingga kita perlu mengetahui perhitungan stok karbon pada suatu komoditas”, jelasnya, Jumat ( 24/7/2020)

I Putu Santikayasa menambahkan, terdapat empat komponen pengukuran stok karbon.  Pertama, tanaman itu sendiri yaitu lingkar batang dan tinggi tanaman. Kedua, seresah di bawah tajuk tanaman.

Ketiga, tanaman bawah yang masih hidup. Terakhir, komponen tanah pada lapisan atas dan tanah pada lapisan bawah itu sendiri.  Dari empat komponen ini dihitung jumlahnya untuk mengetahui total karbon yang disimpan oleh tanaman durian.

“Pengambilan sampel dilakukan pada 3 kelompok umur tanaman, yaitu kurang dari 10 tahun, 10 – 20 tahun dan lebih dari 20 tahun,” jelas Putu.

Hasil analisis di Laboratorium IPB menunjukkan bahwa tanaman durian mampu menyimpan karbon sebesar 43,22 ton/ha untuk tanaman durian yang memiliki umur lebih dari 20 tahun.

Untuk tanaman durian dengan umur 10 – 20 tahun dan kurang dari 20 tahun memiliki cadangan karbon total sebesar 18,45 ton/ha dan 3,27 ton/ha.

Jika dihitung nilai cadangan karbon per pohonnya, durian yang berumur kurang dari 10 tahun memiliki cadangan karbon sebesar 0,16 ton/pohon, kelompok umur 10-20 tahun memiliki cadangan karbon sebesar 0,92 ton/pohon, dan kelompok umur lebih dari 20 tahun memiliki cadangan karbon sebesar 2,16 ton/pohon.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, mitigasi DPI dapat dilakukan dengan pengembangan kawasan durian. Saat ini Indonesia memiliki tujuh juta lebih pohon.

“Jika kita asumsikan setiap pohon dapat menyerap 1,42 ton/tahun, maka stok karbon total pada tanaman durian bisa mencapai 9-10 juta ton/tahun!”, jelasnya.

Kasubdit Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam, Agung Sunusi menjelaskan bahwa pemilihan lokasi pengambilan stok karbon untuk komoditas durian didasarkan pada lokasi sentra yang selama ini menjadi penyangga buah durian nasional.

“Desa Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang sudah dikenal sejak lama sebagai sentra utama,” katanya. Dalam pengambilan sampel di lapangan, antusias petugas PPL Carita sangat merespon baik kegiatan ini. Jamalzen