
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dikenal sebagai sosok yang aktif dan pekerja keras. Tak heran, saat kunjungan kerja (kunker) ke wilayah Jawa Barat pada 20-22 Maret 2019, wilayah yang dikunjungi tidak hanya satu atau dua kabupaten, tapi empat kabupaten!
Mengawali kunker Jabar, lokasi yang dikunjungi pertama kali adalah Kabupaten Cianjur pada Rabu (20/3/2019). Di Cianjur, Amran melepas ekspor bunga krisan 14 juta stek ke Jepang dan teh hitam 60 ton ke Taiwan, Malaysia, Uzbekistan, Turkmenistan dan Tajikistan.
Amran juga melepas bantuan ke petani Cianjur sebanyak 58 truk yang terdiri dari benih padi, jagung pakan, jagung manis, kedelai, bawang putih, kangkung, cabai rawit, bibit manggis, alpukat, kopi, bibit ayam (DOC) plus kandang, obat-obatan dan pakan, serta bantuan ternak seperti anak ayam dan kambing. Selain itu, dia juga memberikan bantuan berupa green house dan alat mesin pertanian (Alsintan) meliputi power tresher, cultivator, traktor dan motor roda tiga.
“Hari ini kami bawa bantuan terbesar sepanjang sejarah. Ada ayam 600.000 ekor yang nilainya Rp45 miliar, kopi 200.000 batang, kemudian bantuan bibit, traktor dan lainnya. Bantuan langsung kami serahkan semuanya ke petani di lokasi acara ini,” ujar Mentan Amran di acara Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian 2019 di lapangan Binaraga Ciherang, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet. Turut hadir Bupati Cianjur, Herman Suherman, Dirjen Hortikultura, Suwandi, Dirjen Perkebunan, Kasdi Subagiyono, Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat, Hendy Jatnika dan para penyuluh.
Keesokan harinya, pada Kamis (21/3/2019), Amran dan rombongan beralih ke Lembang, Bandung Barat. Di sana, Amran berdiskusi dengan para peternak sapi perah pada acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Lembang. Kementerian Pertanian (Kementan), kata Amran, memiliki komitmen yang besar untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mendorong kesejahteraan peternak.
“Produksi susu peternak meningkat karena kami menerbitkan Permentan No.26 tahun 2017, kemudian direvisi menjadi Permentan No.33 tahun 2018 yang mendukung mereka. Intinya, peternak rakyat didorong menjalin kemitraan dan susu yang dihasilkan ternak bisa terserap oleh industri,” papar Amran.
Kebijakan yang diambil dalam Permentan tersebut, kata Amran, adalah hasil dialog intensif dengan para peternak, khususnya sapi perah langsung di lapangan pada 2017. Dia berkeras agar peternak sapi perah jangan sampai merugi, meski sempat menuai protes dari dunia internasional. Ke depan, Amran menyatakan pemerintah akan selalu mendukung agar pencapaian saat ini terus berkembang, sehingga nantinya bisa memenuhi kebutuhan susu dalam negeri 100%.
“Kita berharap apa yang sudah kita lakukan bersama, terutama di KPSBU Lembang ini, bisa menjadi inspirasi dan menyebar ke berbagai daerah. Kabar bahwa Lembang mampu menghasilkan susu 140 ton/hari patut disebarkan dan ditiru untuk menjadi semangat peternak Indonesia,” papar Amran.
Tingkatkan Ekspor
Seakan tak mengenal lelah, pada hari yang sama Amran melesat ke Kabupaten Garut. Secara langsung, dia melepas ekspor 5 ton kentang. Ekspor tersebut merupakan tahap pertama dari target ekspor ke Singapura pada tahun 2019 yang diperkirakan bernilai Rp340 miliar.
Amran juga melepas dua komoditas lainnya, yakni 19 ton manggis senilai Rp392 juta, dan barecore atau plywood 591,3 m3 dengan nilai Rp1,4 miliar tujuan China. Pelepasan ekspor perdana komoditas hasil panen petani asal Kabupaten Garut ini dilakukan di lapangan GOR Ciateul.
Pada kesempatan tersebut, Amran mengapresiasi para pelaku usaha di bidang agribisnis yang telah turut mendukung dan memberi nilai tambah bagi petani. Sebagai komoditas wajib lapor Karantina, sesuai dengan persyaratan mitra dagang, Amran menjamin jajarannya di Badan Karantina Pertanian (Barantan) akan lakukan tugasnya dengan baik. Barantan juga tengah gencar galakkan ekspor dengan memberikan bimbingan teknis pelaku agribisnis masuki pasar ekspor melalui program Agro Gemilang.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah ekspor komoditas pertanian berbasis wilayah sekaligus menambah jumlah eksportir di sektor pertanian dari kalangan muda. Tidak saja sebagai trade facilitator, memperlancar perdagangan, jajaran Barantan juga siap kawal petani,” terang Amran.
Pada hari ketiga kunker Jabar, Amran melaju ke Ciamis. Kabupaten ini, ungkap Amran, memiliki keunggulan komparatif beberapa komoditas seperti kelapa dan kopi karena kultur tanam dan agroklimat yang cocok. Untuk itu, Kementan membagikan bibit unggul gratis untuk dimanfaatkan oleh petani Ciamis.
“Masyarakat di sini sudah punya tradisi tanam kelapa saat mau lahiran, nikahan dan mau sekolah, ini harus diteruskan,” kata Amran pada acara Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian Tahun 2019 di Kabupaten Ciamis pada Jumat (22/3/2019).
Bupati Ciamis Iing Syam Arifin menyatakan, komitmen dan bantuan Kementan di Kabupaten Ciamis sudah sangat besar, bahkan kunjungan Menteri Amran tercatat sudah 4 kali dilakukan. Program Kementan yang fokus di Kabupaten Ciamis sangat penting, mengingat 24% PDRB Kabupaten Ciamis disumbang dari sektor pertanian.
Iing mengatakan, bantuan Kementan untuk merevitalisasi komoditas kelapa adalah dengan menargetkan penanaman 1 juta kelapa, dan dilaksanakan oleh masyatakat Ciamis dengan menggalakkan Gerakan Masyarakat Babarengan Melak Kalapa (Gema Balaka). “Dari target tersebut, saat ini, sudah 600.000 kelapa yang berhasil ditanam. Hari ini kita dapat bantuan lagi dari Kementan,” terang Iing.
Rajin Blusukan
Sejak menjabat sebagai Menteri Pertanian pada Oktober 2014, blusukan sudah menjadi gaya rutin pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini. Tak hanya dirinya yang blusukan, Amran pun turut menungaskan semua jajaran Kementerian Pertanian untuk turun ke lapangan. Dia bahkan membuat istilah ‘kantor berjalan’. Dengan konsep kantor berjalan, Urusan administrasi turut diselesaikannya sambil melakukan kunjungan.
“Saya minta semua harus turun ke lapangan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Dengarkan keluhan petani dan segera laporkan. Berikan yang terbaik untuk petani,” kata Amran dalam berbagai kesempatan.
Blusukan yang digiatkan oleh Amran selama bergabung dalam Kabinet Kerja, nyatanya memungkinkan Amran dan jajarannya untuk melihat langsung dan memetakan masalah yang dihadapi di sektor pertanian. Berdasarkan pengamatan Mentan, setelah melakukan kunjungan kerja di sejumlah daerah tersebut, masalah-masalah pertanian seperti kerusakan irigasi, rendahnya penyerapan benih, keterlambatan distribusi pupuk, kekurangan tenaga penyuluh dan minimnya penggunaan Alsintan
Dalam setiap kunjungannya, dia tidak hanya berdialog dengan pemerintah setempat, namun juga turun langsung ke lokasi persawahan dan mengecek proyek-proyek yang sedang berjalan. “Bicara tentang pertanian kita tidak bisa melakukan sendiri, harus ada langkah-langkah perbaikan melalui kerja sama dengan seluruh stakeholders, mulai dari pemerintah, kepala desa, petani, babinsa, penyuluh, bahkan akademisi,” tegasnya. t@n/Adn