Transtoto: Investasi Sosial Mampu Mengurangi Politik Uang Dalam Pemilu

Transtoto Handadhari

Tak kurang dari Ketua MPR-RI dan salah satu Ketua Partai mengungkapkan betapa mahalnya politik uang yang harus disiapkan untuk mengkuti Pemilu ataupun kegiatan demokrasi (DPR-RI), sampai legislatif tingkat terendah, ataupun pemilihan Kepala Daerah, bahkan pemilihan lurah, dukuh dan sebagainya yang menguras banyak harta pribadi.

Semua sudah sejak lama diketahui bahwa politik jual beli suara itu terjadi dalam setiap pemilu/pilkada di hampir semua negara.

Namun pemerintah terkesan permissif dan bersikap membiarkannya meskipun diketahui efeknya sangat buruk. Memilih pemimpin dengan membayar, serta akibat cacat akhlak yang akan semakin membudaya.

Dampak yang terjadi jelas, menurunnya kualitas pemimpin terpilih, mendorong korupsi disetiap sisi kehidupan, kemerosotan moral sampai hambatan pembangunan.

“Investasi sosial dengan perilaku keteladanan seorang pemimpin, akhlak mulia calon legislatif yang baik, pendidikan bagi pemilih, kesejahteraan masyarakat, serta penghormatan terhadap martabat dimuliakan, dan keyakinan masyarakat atas keluhuran niat caleg dalam memperjuangkan misi mulia melalui legislatif maupun eksekutif merupakan modal pokok para pemilih untuk tidak akan mau menjajakan harga dirinya ditukar pilihan “kucing” dalam karung,” kata Transtoto Handadhari, Rimbawan Senior, yang kini sedang menjalani proses menjadi Caleg DPR-RI Partai Perindo di DAPIL Jateng 3 Blora Raya.

Kepopuleran diri dan relatif kaya para caleg menurut Transtoto memang merupakan modal untuk dipilih.

Namun tidak selalu signifikan di saat masyarakat mulai cerdas untuk memilih pemimpin jujur, tidak bermewah harta, berperhatian dan kompeten.

“Namun harus diakui masalah “lapar perut” di masyarakat luas dan bengkaknya biaya Nyaleg masih kerap menjadi momok bagi banyak orang untuk maju berlaga”, tutur Transtoto, Dirut Perum Perhutani tahun 2005-2008, yang sukses memimpin lembaga bisnis kehutanan terbesar di negeri ini.

Dengan modal seadanya, Transtoto meskipun dianggap caleg unggulan dan dijuluki “Caleg Bonek” bahkan tanpa bantuan sama sekali terus maju merebut hati masyarakat korsa Perhutani, rimbawan pencinta lingkungan, termasuk mendapat dukungan “Raja” Warga Samin karena jaminan kejujurannya.

Pemegang Award Anti Korupsi dan Nepotisme tahun 2007 dan orang yang dianggap mampu membawa Perhutani ke puncak kejayaan dan kesejahteraan masyarakat desa hutan itu memang meski hidup sederhana memiliki investasi sosial yang sangat sulit dibandingkan.

“Transtoto adalah Bapak kami. Kebijakan beliau merupakan pemimpin sukses luar dalam,” ujar Meydi Arfan, Ketua karyawan Perhutani Angkatan RI-2007.

“Bagi kami beliaulah Direktur Utama sepanjang masa yang layak menjadi corong rimbawan di DPR-RI”, sahut Kokok, M. Gonang, Siwi, Ibnu, Sulewi, Agus SG, Suyono, Triyono, Bawuk dan kawan-kawannya para karyawan Perhutani serta anggota-anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang ditemui Agro Indonesia, Senin (20/11/23). ***