
Setelah tertunda 2 tahun karena pandemi Covid-19 gagasan Dr. Transtoto Handadhari, Ketua Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI), melaksanakan Deklarasi Peduli Hutan dapat dilaksanakan tanggal 22 Februari 2022 di Gunung Kidul.
Perwujudan deklarasi yang disertai peresmian gerakan tanam jadi Nusantaraku (GERTAM-NUSAKU) yang dihadiri oleh Menteri LHK yang diwakili oleh Wakil Menteri Dr. Alue Dohong, disertai anggota Komisi IV DPRRI Ir. KRT. Darori Wonodipuro, Irjenpol (Pur) Drs. Bekto Suprapto Ketua Gerakan Tanam Jadi Nusantara (GERTAM-NUSAKU), Yohanis C. Walean Dirut KOPRABUH dan NUSAKU COIN, perwakilan dari Gubernur DIY serta para pejabat dan masyarakat.
Deklarasi Peduli Hutan diharapkan merupakan awal dimulainya era “hati bersih dan tanpa kecurangan” dalam pengelolaan dan pengusahaan hutan Indonesia.

Diakui bersama bahwa deklarasi Peduli Hutan 22.2.22 memiliki nilai luhur yang sangat strategis dan penting bagi kelestarian fungsi hutan. Dan gerakan penanaman tanam jadi melalui pemanfaatan uang kripto NUSAKU adalah wujud upaya nyata perbaikan hutan.
Namun Transtoto sendiri menyatakan tidak mudah mewujudkannya, meskipun kita semua harus berusaha melakukannya.
“Saya melihat sifat kemunafikan dan kesadaran untuk bersikap jujur dan mengutamakan kepentingan umum masih rendah, bahkan tetap menggejala,” ujarnya tersenyum.
“Baik itu di pemerintahan, penguasa dan pengusaha hutan bahkan di masyarakat umumpun masih tidak mudah bagi kami mendapatkan dukungan untuk “tidak cheating” dalam hal pemanfaatan hutan.”
“Dalam kasus menyiapkan deklarasi inipun saya menghadapi antara lain asosiasi yang paling berpotensi merusak hutan dan lahanpun sangat sulit diminta perhatian dan dukungannya,” tambah Transtoto di balik optimisme dan semangat yang terus dikembangkannya. AI