Universitas Indonesia melalui Direktorat Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat (“DPPM UI”), mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mengajarkan pengelolaan dan pengolahan sampah menggunakan eco-enzyme kepada siswa sekolah dasar.
Kegiatan tersebut dilakukan di SD Negeri Muncul 01, Tangerang Selatan. Kegiatan ini melibatkan serangkaian lokakarya interaktif dan kegiatan edukatif yang dirancang untuk mengedukasi anak peserta didik tentang pentingnya pengolahan dan pengelolaan sampah agar dapat menerapkan kehidupan minim sampah secara berkelanjutan.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Eco-Enzyme, Dr Evi Frimawaty mengatakan, tujuan dari sosialisasi pembuatan eco enzyme adalah untuk menyelamatkan bumi.
“Mengapa harus eco enzyme? Sebab, rata-rata 70% sampah yang terbuang ke TPA adalah sampah organik. Sampah organik di TPA menimbulkan bau tak sedap di lingkungan serta memberi resiko terjadinya ledakan TPA, karena pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Selasa 19 September 2023.
Evi menjelaskan, pembuatan eco enzyme dapat mengolah sebagian besar sampah organik makanan di tingkat sumber sehingga dapat mengurangi beban TPA. Eco enzyme sendiri dapat digunakan sebagai pembersih alami yang ramah lingkungan, sebagai pupuk.
“Pemanfaatan sampah organik makanan dapat membantu mengurangi polusi, serta dampak negatif terhadap lingkungan,” jelasnya.
Pada kegiatan sosialisasi ini, diajarkan bagaimana cara membuat eco enzyme, yang bahan dan alatnya telah disiapkan oleh panitia.
“Eco enzyme dapat digunakan untuk pengganti cairan pel lantai, pembersih toilet/kamar mandi, pembasmi minyak membandel, cairan pencuci piring yang berasal dari bahan kimia,” ungkap Evi.
Pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia dan didukung oleh PT Pertamina (Persero) & PT Bumi Resources Minerals Tbk. ***