Pemerintah melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pertanian modern dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
Belum lama ini, petani di Kecamatan Duda, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali menerima bantuan 10 unit Alsintan berupa traktor pra-panen. Keberadaan alat ini tentu sangat dibutuhkan petani dalam usaha tani.
Seperti yang sudah-sudah, bantuan Alsintan sangat berdampak dengan produktivitas tanaman. Tidak mengherankan, bantuan Alsintan yang sudah disalurkan Kementan selama ini memberikan kontribusi terhadap produksi pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Alsintan merupakan mekanisasi pertanian yang memang terus dikedepankan penggunaannya oleh Kementan.
“Petani harus beradaptasi dengan era 4.0. Alsintan wujud pertanian yang maju, mandiri dan modern,” katanya. Mentan menambahkan, penggunaan Alsintan memiliki banyak manfaat.
Selain mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern, penggunaan Alsintan juga mempercepat masa tanam guna mengantisipasi kelangkaan pangan.
“Dengan alat dan mesin pertanian (Alsintan), proses pertanian bisa dilakukan dengan cepat, efisien dan mampu meningkatkan produksi. Jadi, gunakanlah alat canggih yang ada supaya (hasilnya) kita bisa ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian ini,” katanya.
Menurut Mentan, Kementerian Pertanian akan terus mendorong petani untuk memaksimalkan penggunaan Alsintan. “Kita ingin membuat petani dan seluruh insan pertanian siap menyongsong era pertanian 4.0. Untuk itu, kita membutuhkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Pertanian yang maju itu adalah pertanian yang memanfaatkan teknologi, temasuk penggunaan Alsintan,” papar Mentan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, Alsintan memang memacu produktivitas pertanian. Alsintan akan meminimalisir losses yang dialami petani ketika melakukan panen raya menggunakan cara tradisional.
“Efektivitas Alsintan dapat menekan losses yang selama ini dialami petani. Artinya, petani akan mendapatkan nilai tambah lebih dari hasil pertanian mereka,” ujar Ali.
Di sisi lain, Alsintan juga membantu petani mempercepat dalam mengolah lahan pertanian. Jika menggunakan pola tradisional membutuhkan waktu tiga hari untuk menggarap sawah, maka dengan Alsintan hanya butuh hitungan jam saja. Begitupun halnya dengan biaya. Alsintan mampu membuat petani menghemat pengeluaran mereka.
“Artinya, Alsintan meminimalisir biaya yang akan dikeluarkan petani. Petani dapat menghemat biaya ketika mengolah lahan pertanian mereka,” tutur Ali.
Ali Jamil menyebutkan, ada berbagai jenis Alsintan pra-panen yang bisa dimanfaatkan oleh petani untuk berbagai macam keperluan usahataninya seperti pengolahan lahan, menanam bibit hingga pengairan dan panen.
“Kesemuanya ini tentu membawa dampak positif bagi petani. Mereka dapat menghemat waktu dan biaya kerja. Pemanfaatan Alsintan juga dapat memberikan nilai tambah hasil usahatani petani,” katanya.
Dalam hal pengolahan lahan, Ali melanjutkan, jika pengolahan lahan seluas satu hektare secara tradisional memerlukan waktu berhari-hari, maka dengan menggunakan Alsintan hanya dibutuhkan waktu beberapa jam saja dan pengerjaannya lebih ringan.
“Dari sisi tenaga juga demikian. Pengolahan lahan secara tradisional dibutuhkan tenaga yang cukup banyak. Sementara dengan menggunakan Alsintan hanya diperlukan operator saja. Tentu ini semakin menghemat biaya petani dari sisi permodalan,” terang Ali.
Ditambahkannya, pengembangan Alsintan tidak hanya mendorong sektor pertanian semakin maju, mandiri dan modern, tetapi juga sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional. Dengan pengembangan Alsintan, produktivitas pertanian dapat terus ditingkatkan yang bermakna meningkatkan kesejahteraan petani.
“Tujuan pembangunan nasional kita adalah menyediakan pangan bagi seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor,” katanya.
Ali Jamil juga mengatakan, Alsintan yang dikelola dengan baik akan memberikan pemasukan lebih kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan).
Selain itu, pengelolaan Alsintan juga didorong melalui UPJA sehingga pemanfaatannya lebih efektif dan optimal. “Dengan begitu, petani akan mendapatkan nilai tambah dari hasil usaha penyewaan Alsintan ini,” katanya.
Dia berharap para petani dapat memaksimalkan pemanfaatan bantuan Alsintan yang diberikan.
Bantuan Terus Mengalir
Sementara itu Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi menyerahkan bantuan Alsintan dari Kementan berupa Traktor Roda Dua, Pompa Air, Hand Sprayer, dan Cultivator.
Bantuan diberikan kepada petani saat Panen Raya Perdana di Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (14/7/2022).
Selain Alsintan, Wamentan Harvick juga membetikan bantuan benih padi hibrida, benih jagung hibrida, benih kedelai, benih cabai, sayur-sayuran, buah-buahan, bibit tebu, hingga pelatihan tematik bagi kelompok yang menjadi sasaran sinergitas.
Wamentan mengatakan, bantuan ini merupakan dukungan Kementan bagi program Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Sebab, dia menilai KTN dapat memperkuat kedaulatan pangan nasional.
“Kami, Kementan terus berupaya memberikan support terhadap upaya-upaya ketahanan pangan,” katanya.
Di tempat terpidah, Bupati Luwu Timur, H. Budiman juga memberikan bantuan Alsintan dari program PKPM PT Vale Indonesia kepada petani Dusun Hulupadang Desa Pongkeru, Kecamatan Malili, Sulawesi Selatan.
Bantuan berupa 2 unit combine harvester dan 4 unit traktor tangan diberikan untuk menunjang pengembangan Produk Unggulan Pedesaan Pertanian di kawasan pedesaan mandiri sebagai wujud pola dukungan program pengembangan dan pemberdayaan Masyarakat, tahun 2018-2023.
“Melalui Program PKPM pada pembinaan dan pendampingan, serta turut mendukung penyediaan berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang efisiensi dalam pengelolaan pertanian. Ini merupakan bentuk kerja sama antara PT Vale Indonesia, Tbk. dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur,” ujar Budiman.
Budiman juga mengucapkan terima kasih kepada PT Vale yang sudah menyalurkan bantuan alat pertanian buat warga Luwu Timur. “Bantuan ini harus disyukuri. Salah satu cara kita mensyukuri pemberian ini dengan cara merawat dan menjaganya. Jika ada yang rusak sedikit harus cepat diperbaiki,”katanya.
Pemerintah Daerah saat ini sdang membangun ke sektor pertanian, karena 80% penduduk Luwu Timur hidup disektor pertanian. Saat ini sudah mengkolaborasikan kebijakan Pemerintah Daerah dengan kebijakan PT. Vale disektor pertanian dengan harapan pertumbuhan ekonomi disektor pertanian bisa melejit cepat.
Dia mengatakan, meskipun 80% penduduk Luwu Timur bergerak di sektor pertanian, tapi pertumbuhan ekonomi Luwu Timur 44% dari sektor Tambang.
“Sektor pertanian baru 23%. Inilah yang terus kita diskusikan sehingga sektor pertanian ini harus di intervensi lewat sebuah kebijakan yang tepat,” tegasnya. PRP