Amankan Kebutuhan Nasional, Volume Ekspor CPO Dipangkas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau pasar (foto: Antara)

Demi mengamankan pasokan dalam negeri dalam menghadapi bulan Ramadhan, pemerintah mengurangi volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) di tahun 2023 ini. Hal itu dilakukan  Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan mengubah aturan Domestic Market Obligation (DMO) dari 1: 8 menjadi 1: 6.

Dengan kebijakan baru tersebut, volume ekspor CPO yang diperoleh eksportir produsen adalah enam kali lipat dari pasokan yang dikucurkan untuk kebutuhan dalam negeri..

“Ini dilakukan untuk persiapan hadapi puasa dan Lebaran, mungkin kebutuhan dalam negeri akan meningkat,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam konferensi pers awal tahun secara virtual, di Jakarta, Senin (2/1/2023).

Walaupun dilakukan pengetatan, namun Zulhas yakin kebijakan ini  tidak akan mempengaruhi nilai ekspor CPO dan produk turunannya tahun ini.  “Juga data ekspor para pengusaha lebih kurang 6 juta, kalau satu bulan 3 juta, jadi Januari-Februari masih ada. Saya kira 1:6 ini tidak akan begitu berpengaruh. Namun, ini sinyal agar kepentingan dalam negeri diutamakan dan ditambah,” paparnya.

Pasokan CPO dan produk turunannya, khususnya minyak goreng, sempat menimbulkan masalah di dalam negeri pada tahun lalu dengan melambungnya harga minyak goreng. Pada tahun 2022 lalu, harga minyak goreng sempat menyentuh angka Rp 25.000 per liter. Padahal saat normal, harganya sekitar Rp 12.000/liter

Namun setelah Presiden Jokowi mengangkat Zulhas sebagai menteri perdagangan menggantikan M Lutfi, harga minyak goreng di dalam negeri berangsur turun.

Untuk menstabilkan kembali harga minyak goreng di dalam negeri, Zulhas telah menerapkan sejumlah kebijakan. Selain penerapan pengalokasian volume impor CPO berdasarkan DMO, Zulhas juga  meluncurkan produk Minyakita yang telah dijual ke 34 provinsi dengan harga Rp 14.000/liter. Termasuk dijual ke Nusa Tenggara Timur (NTT) , Papua dan  Papua Barat, .

“Pada saat dilantik menjadi Mendag 15 Juni 2022, janji saya kepada Pak Presiden menurunkan harga minyak goreng. Dalam kurung waktu  satu bulan, padahal Presiden kasih waktu dua bulan, sejak pelantikan harga minyak goreng kemasan merek Minyakita sudah dijual seharga Rp 14.000 per liter,” ucapnya. Buyung N