AMKRI Mendapatkan Dukungan Teknologi

Asosiasi mebel dan kerajinan Indonesia (AMKRI) menyambut baik adanya dukungan teknologi dalam kegiatan produksi mebel dan furnitur di dalam negeri.

“AMKRI menyambut baik adanya dukungan teknologi dalam kegiatan industri karena hal ini akan mendorong pencapaian target ekspor yang dicanangkan AMKRI,” ujar Adi Nugraha, ketua divisi pengembangan produk AMKRI, di sela pameran mesin untuk industri mebel dan kerajinan, iFMAC dan WoodMac di Jakarta, Kamis (17/9).

Menurutnya, keberadaan pameran ini akan memberikan kesempatan kepada industri mebel dan kerajinan di dalam negeri untuk meningkatkan kualitas produknya.

Adi menilai keberadaan teknologi yang ditawarkan perusahaan-perusahaan pembuat mesin industri mebel dan kerajinan dari mancanegara ini bisa membuat produk mebel dan kerajinan Indonesia memiliki daya asaing yang lebih tinggi lagi karena kualitas produk yang dihasilkan akan lebih baik lagi dengan menggunakan teknologi terbaru.

“Pameran teknologi ini akan mendukung pencapaian target ekspor yang telah dicanangkan AMKRI. Target tidak akan tercapai tanpa adanya dukungan dari sisi teknologi industri,” ujar Adi.

Seperti diketahui, dari total ekspor produk mebel dan kerajinan dunia di tahun 2014 sebesar 124 miliar dolar AS, Indonesia hanya mampu mengekspor senilai 1,87 miliar dolar.

Dari peringkat eksportir dunia, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-18 sebagai negara pengekspor industri mebel dan kerajinan. Kondisi ini jauh di bawah kemampuan eksportir mebel Vietnam yang ekspornya mampu mencapai 5,3 miliar dolar AS dan sekaligus menduduki peringkat eksportir ke -7 terbesar di dunia.

Dengan melimpahnya ketersediaan bahan baku, SDM terampil dan kondusifnya iklim investasi, AMKRI memasang target perolehan ekspor produk mebel dan kerajinan sebesar 5 miliar dolar AS di tahun 2019 nanti atau setiap tahun terjadi kenaikan nilai ekspor sebesar 20 persen.

Sementara itu Sofyanto Widjaja, GM Wakeni—organizer pameran—menyatakan kalau pameran teknologi industri mebel dan kerajinan ini diikuti oleh 178 peserta yang berasal dari 18 negara, baik dari Asia, Amerika maupun Eropa.

“Teknologi yang ditampilkan adalah teknologi baru di industri mebel dan kerajinan,” ujarnya. Buyung N