Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika mendorong penggunaan teknologi Alat Mekanik Multifungsi Pedesaan (AMMDes) di berbagai desa di Indonesia.
Direktur Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan , Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan fleksibilitas desain dan juga ketangguhan yang dimilki oleh AMMDes dapat dimanfaatkan oleh perangkat desa dan juga masyarakat desa untuk pelbagai kebutuhannya.
Melalui AMMDes juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani di desa. Sifatnya yang multiguna membuat AMMDes memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh jenis mobil pedesaan lainnya. Puji menambahkan melalui AMMDes, petani dapat menikmati hasil tanamnya dengan lebih baik.
Mengacu pada data riset Kemenperin di Sukabumi dan juga Cianjur, Jawa Barat, rata-rata ongkos angkut hasil bumi ke kota menghabiskan dana sekitar Rp1,7 juta per bulan. Hal itu disebabkan oleh kecilnya ruang pengangkutan, maklum selama ini para petani menjual hasil taninya ke Kota menggunakan sepeda motor.
Sehingga jarak pengangkutan jadi “terlihat” lebih jauh, karena petani harus bolak-balik mengantar dan menjemput kembali hasil taninya. Namun dengan menggunakan AMMDes, ongkos kirim menyusut menjadi Rp900 ribu-an.
“Itu mengapa dalam AMMDes 2nd Summit akan kita undang seluruh stakeholder, karena kita ingin benar-benar membantu masyarakat dan mengubah pandangan masyarakat tentang teknologi. Ditambah konsep membangun dari desa juga sesuai dengan Nawacita pemerinta yang ingin mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektvitas dan kematiriman,” jelas Putu.
Genjot Penjualan
Sementara itu Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reza Treistanto menuturkan, melalui AMMDes produktivitas petani dan juga industri kecil menengah (IKM) bisa semakin terdorong. Pasalnya terdapat 63 perusahaan lokal yang terkait dalam proses pembuatan AMMDes, ditambah efek dominonya yang juga bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
“AMMDes dijual juga beserta aplikasinya. Nah Aplikasinya ini dibuat oleh anak bangsa, mulai dari mesin pengolahan beras,
pengolahan jagung, pengolahan kopi dan masih banyak lagi. Jadi multiplier effect-nya dapat dirasakan oleh semua,” jelasnya dalam kesempatan yang sama.
KMWI selaku produsen dari AMMDes mulai berencana menggenjot penjualan AMMDes di berbagai wilayah. Tingginya potensi penjualan dan juga banyaknya efek positif yang bisa dihasilkan dari hadirnya AMMDes di pedesaan menjadi salah satu alasan perusahaan untuk memaksimalkan ragam jalur pemasaran yang dimilikinya.
Terkait produksi, saat ini KMWI memiliki kapasitas produksi sebanyak 3.000 unit per tahun. Rencananya perusahaan akan meningkatkan kapasitas terpasangnya menjadi 12 ribu unit per tahun di 2020.
Perseroan membagi segmen pemasarannya menjadi dua bagian. Pertama adalah melalui pemerintah dan kedua adalah dengan menjualnya secara perorangan kepada masyarakat di desa. Untuk target penjualan di segmen pemerintah, pada bulan ini KMWI berencana mendaftarkan produk AMMDes-nya dalam katalog elektronik atau e-catalogue, sehingga Kementerian ataupun Lembaga pemerintah lainnya yang ingin membelinya dapat mengaksesnya melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Sedangkan untuk penjualan langsung kepada masyarakat, KMWI melalui salah satu entitas usahanya, PT Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD). Puji menambahkan, di Indonesia terdapat 74 ribu desa, jika setiap desa melakukan pemesanan sebanyak 2 unit, tentu jumlahnya akan sangat signifikan.
“AMMDes merupakan solusi untuk mengurangi kesenjangan dari desa. Jika perusahaan swasta juga memikirkan hal yang sama dan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membeli AMMDes, maka masyarakat desa bisa menjadi lebih sejahtera,”ungkapnya.
AMMDes sendiri saat ini baru tersedia dalam model off road, namun KMWI juga tengah berencana untuk meluncurkan AMMDes untuk on roadB.Wibowo