Lebih dari 1.700 perusahaan dari 80 negara akan ambil bagian dalam pameran tiga tahunan Anuga Food Tec 2018 yang digelar di kota Cologne, Jerman, 20-23 Maret 2018. Pameran yang difokuskan ke Resource Efficiency (efisiensi sumber daya) itu akan memamerkan mesin-mesin proses pengemasan produk makanan dan minuman paling mutakhir.
“Pameran ini bisa menjadi ajang bisnis pelaku industri makanan dan minuman Para pebisnis di sektor ini bisa bertemu muka, bertukar ide dan gagasan dan menelurkan sejumlah kontrak kerja sama bahkan transfer teknologi industri pengolahan makanan dan minuman,” ujar Kepala Operasional Koelnmesse GmbH, Katharina Hamma, di Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Pameran tersebut akan menampilkan kemajuan industri pengemasan saat ini dari berbagai negara di dunia. “Produk makanan dalam kemasan dan siap pakai bukan hal baru, tapi peserta pameran Anuga FoodTec 2018 menunjukkan versi baru, ukuran kemasan dan format segar yang cerdas. Misalnya, pasta lengkap dengan saus dan bahan pelengkap lainnya,” papar Katharina.
Menurutnya, Koelnmesse GmbH selaku penyelenggara, optimis kalau pameran tersebut akan mengulangi kesuksesan pemaran serupa yang digelar tahun tahun sebelumnya. “Pameran ini kemungkinan akan meraih rekor dalam jumlah peserta,” ujarnya.
Dia mengharapkan agar para produsen makanan dan minuman Indonesia untuk bisa memanfaatkan pameran tersebut guna meningkatkan kualitas produk makanan dan minumannya.
Direktur Pengembangan Bisnis Federasi Pengemasan Indonesia, Ariani Susanti mengakui kalau industri pengemasan memiliki potensi besar untuk berkembang di dalam negeri.
Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, peningkatan jumlah penduduk klas menengah serta perkembangan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu pemicu besarnya potensi industri pengemasan.
“Saat ini, masyarakat kita lebih suka makanan yang ready to eat atau ready to drink,” katanya.
Selain itu, ungkapnya, masyarakat juga lebih menyukai makanan dan minuman yang dikemas dalam volume yang kecil. “Ini tentunya menjadi peluang besar bagi industri pengemasan,” tuturnya.
Sementara Direktur Industri Pangan dan Furniture Kementerian Perindustrian Sudarto, mengakui kalau penggunaan kemasan memiliki peran penting bagi kemajuan suatu produk, terutama produk dari industri kecil dan memengah.
“Hal ini telah dibuktikan dengan kemampuan produk kopi asal Lampung yang bisa diekspor ke Korea Selatan,” jelasnya. Menurutnya, hal itu ditopang oleh penggunaan kemasan yang telah memenuhi persyaratan yang diterapkan oleh pemerintah Korea Selatan.Buyung.