APHI Memilih Pemimpin Baru

Bisnis kehutanan yang lesu sudah saatnya bangkit dan butuh kekompakan untuk mengoptimalkan potensi besar kawasan hutan nasional. Peluang itu jadi tantangan buat pengusaha kehutanan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI). Mampukah APHI melahirkan pemimpin baru dalam Munas pekan ini untuk membawa kembali kejayaan sektor kehutanan Indonesia?

Hampir 20 tahun sejak reformasi bergulir, sektor kehutanan nasional benar-benar terpuruk dan tak kunjung bangkit. Isu lingkungan dan kampanye negatif secara gencar terus menghantam. Ditambah ekonomi biaya tinggi, illegal logging serta regulasi yang tak mendukung membuat usaha ekstraktif di hulu ini, hutan, makin tengkurap.

Apakah bisnis kehutanan, terutama bisnis hutan tanaman industri (HTI) dan pembalakan kayu (HPH), sudah habis? Jelas tidak. Terbukti, sampai kini dua raksasa industri pulp dan kertas nasional, Asia Pulp & Paper dan APRIL, mampu berkibar berkat sokongan hutan tanaman. Industri kayu olahan lainnya, seperti panel kayu maupun kayu pertukangan, juga masih eksis, terutama di Jawa berkat dukungan hutan rakyat.

Jadi, bisnis kehutanan masih mampu bertahan. Persoalannya hanya sanggupkah sektor ini kembali menjadi andalan devisa di tengah kesadaran lingkungan yang makin tinggi? Mampukah kehutanan meningkatkan sumbangan PDB yang signifikan dari kontribusi per 2014 hanya 0,60%? Ini yang akan dijawab oleh ratusan pengusaha hutan yang tergabung dalam wadah APHI saat menggelar Musyawarah Nasional di Jakarta, 19-20 Oktober 2016, termasuk memilih ketua umum baru periode 2016-2021. Maklum, Ketua Umum APHI, Letjen (Purn) Sugiono memastikan tak lagi maju setelah dua periode memimpin.

Yang jelas, Sugiono mengaku pengurus baru sudah memiliki bekal untuk mengembalikan kejayaan sektor kehutanan dalam bentuk “Road Map Pembangunan Hutan Produksi Tahun 2016-2045”. Peta jalan ini disusun berdasarkan arahan Presiden Jokowi dan akan resmi diluncurkan saat Munas digelar. “Road map tersebut merupakan masukan APHI periode 2011-2016 kepada Permerintah untuk mendorong optimalisasi pengelolaan hutan produksi sebagai sumber bahan baku industri kehutanan nasional,” kata Sugiono di Jakarta, Kamis (13/10/2016).

Peta jalan ini yang akan jadi pedoman ketua umum baru nanti. Sejauh ini, ada tiga kandidat ketua umum yang menyatakan siap bertarung, yakni Rahardjo Benyamin, Indroyono Soesilo dan Bambang Supriyambodo. Dua nama terakhir adalah figur menarik. Jika Indroyono adalah mantan Menko bidang Maritim kabinet Jokowi, Bambang Surpiyambodo malah “orang” kepercayaan dan teman kuliah Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM. Selain itu, Bambang juga orang dekat Luhut Binsar Pandjaitan, yang dalam perjalanannya sukses menggandengkan Jokowi membentuk perusahaan furnitur patungan PT Rakabu Sejahtera tahun 2009, di mana putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, tercatat sebagai pemegang sahamnya.

Terkait majunya dalam persaingan ketua umum, Bambang enggan dikait-kaitkan dengan Presiden Jokowi maupun Menko Maritim Luhut Pandjaitan. Dia menyatakan bersedia dicalonkan karena ingin meneruskan hasil kerja Ketua Umum APHI saat ini, Sugiono. “Pak Sugiono berhasil memimpin APHI. Apa yang sudah dicapai perlu diteruskan agar semakin baik,” kata Bambang. Ah, baiklah, selamat bermunas. AI