Arifin Panigoro dan Modal Ventura

Wafatnya founder Medco Group Arifin Panigoro di Amerika Serikat (AS) cukup mengejutkan banyak pihak, terutama kalangan pengusaha, baik pengusaha skala besar, menengah dan kecil.

Bagi pengusaha kecil dan menengah, Arifin Panigoro dikenal sebagai pengusaha yang punya perhatian besar untuk mendorong UKM-UKM di negeri ini terus maju, terutama lewat program vodal ventura.

Soal program modal ventura ini, Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI)  Abdul Sobur punya kenangan  “Saya punya kenangan banyak dengan mendiang Arifin Panigoro karena saya adalah salah seorang kader atau model pertama yang digagas, dibentuk oleh mendiang dalam program Modal Ventura Indonesia awal rintisan di Indonesia. Paling tidak ini  menjadi contoh paling  awal dari gagasan modal ventura dan dinilai berhasil menurut Bahana Artha Ventura sebagai salah satu stake holders dalam kegiatan pembiayaan melalui Modal Ventura di Jawa Barat,” katanya, Selasa (01/03/2022).

Sobur menceritakan, waktu itu dimulai pas berbarengan dengan krisis moneter 97, mendiang Arifin Panigoro  bersama Marie Muhammad, Menkeu masa akhir pemerintahan Suharto, telah menentukan program Modal Ventura Indonesia, dimana sejumlah pengusaha nasional menjadi fasilitator guna menjalankan program tersebut.

“Saya sebagai pemilik PT. Kriya Nusantara lolos seleksi dari ribuan pelamar yang mengharap dukungan usaha dengan modal ventura yang dibantu tanpa harus memberikan kolateral atau jaminan. Cukup kelayakan usaha yang menjadi garansinya,” paparnya.

Waktu itu, ungkapnya, usahanya masih dalam rintisan dapat suport awal modal Rp 50 juta. Kemudian karena memasuki krisis guncangan dan situasi ekonomi tidak menentu, rupiah anjlok pada titik nadir sampai 17 ribu per 1 dolar AS, mendapat suntikan lagi Rp  50 juta, kemudian Sobur mengubah arah mencari pasar ekspor.

SJV ( Sarana Jabar Ventura ) yang didirikan Arifin Panigoro dan keluarga, kembali memberikan dukungan kepada perusahaan untuk mengembangkan pasar ekspornya. Sobur mendapat suntikan Rp 275 juta lagi sehingga  total penyertaan modal ventura menjadi Rp 375 juta.

“ Cukup signifikan sampai perusahaan bisa leading ekspor awal ke Saudi Arabia, itu terjadi sejak tahun 2004,” kenangnya.

Menurutnya, dari 250 pasangan usaha Jabar Ventura saat itu hanya 9 pelaku usaha yang berhasil survive dan mampu kembalikan penyertaan modal  SJV Aventura sampai tahun 2008. perushaaan yang dipimpinnya bisa kembalikan dana 100% berikut bagi hasilnya.

Bahkan, karena dinilai berhasil, saat itu Sobur  dinobatkan menjadi PPU terbaik menengah besar versi Bahana Vebtura dari puluhan ribu ribu PPU seluruh provinsi di Indonesia yang di nilai dalam 3 kategori usaha kecil, menengah dan menengah besar.

Sebagai penghargaan, dia mendapat  apresiasi tertinggi dari Kementerian BUMN 2008 yang di serahkan Mentei BUMN Sofyan Djalil dan mendapat peluang loan ( pinjaman lunak ) Rp2 miliar sebagai hadiah pemenang dari Bahana Artha Ventura ( BUMN sama seperi PNM )

Di luar  dugaan, sayangnya karena modal ventura indonesia ini dinilai sedikit yang berhasil dalam kembalikan penyertaan modalnya sebagian besar, yakni  94% mangkrak hanya 6% yang berhasil, artinya modal tidak kembali, kemudian OJK masuk dan PPU wajib kolateral, sejak saat itu spirit ventura mati.

Padahal di Amerika Serikat,  ungkapnya, rintisan awal yang berhasil lebih kecil hanya 2 persen  saja namun menjelma menjadi Apple, Kompac, Microsoft dan sebagainya  yang menjadi perusahaan raksasa global.

“Kemudian ventura yang ada saat ini hanya tinggal nama. Tinggal kenangan, kembali menjadi bank konvensional seperti bank pada umumnya,” papar Sobur.Buyung N