Satu ekor Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) berjenis kelamin betina, berhasil ditemukan dan diselamatkan di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Badak tersebut diketahui masuk ke dalam pit trap (lubang jebakan) nomor 4, yang berada dekat aliran anak sungai Tunuq, Minggu pagi (25/11/2018) pukul 07. 30 WITA.
“Pada pukul 09.00 WITA seluruh tim penyelamatan berangkat menuju lokasi pit trap, dan dalam waktu kurang dari 24 jam, badak tersebut dipindahkan dari pit trap ke boma atau kandang angkut,” jelas Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur, Sunandar, Rabu (28/11/2018).
Sunandar juga menginformasikan, pemindahan badak yang kemudian diberi nama Pahu, dari lokasi penangkapan ke Suaka Rhino Sumatra (SRS) Hutan Lindung Kelian Lestari, dilakukan keesokan harinya pada pukul 16.50 WITA (27/11/2018), dan tiba di SRS Kelian pada pukul 06.15 WITA (28/11/2018).
“Berdasarkan hasil pemantauan, kondisi kesehatan badak Pahu tersebut stabil dan baik,” lanjut Sunandar.
Pemindahan badak Pahu ke SRS Hutan Kelian dilakukan berdasarkan rekomendasi dari tim dokter dan sesuai dengan Peraturan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.01/KSDAE/SET/KSA.2/2/2018 tentang Prosedur Operasi Standar Translokasi Badak Jawa, Badak Sumatera dan Badak di Kalimantan.
Badak Sumatera merupakan jenis satwa langka yang termasuk kategori critically endangered menurut IUCN. Berdasarkan data Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) tahun 2016, populasi satwa ini diperkirakan kurang dari 100 individu di alam. Selain di Sumatera, satwa ini dapat ditemukan di Kalimantan dalam jumlah yang sangat terbatas.
“Badak Sumatera yang hidup di Kutai Barat, habitatnya terdesak oleh konsesi tambang, dan terisolasi, sehingga kemungkinan reproduksinya hampir tidak ada, dan terancam punah,” terang Sunandar.
Sugiharto