Bank-bank besar AS bersatu menyuntik dana 30 miliar dolar AS (sekitar Rp460 triliun) untuk menyokong posisi keuangan First Republic Bank dan menahan agar bank tersebut tidak ambruk, menyusul tumbangnya dua bank besar sebelumnya pada pekan lalu.
JPMorgan Chase, Bank of America, Citigroup dan Wells Fargo masing-masing akan menyetor dana 5 miliar dolar AS untuk First Republic, bank yang berpusat di California. Sementara Goldman Sachs dan Morgan Stanley masing-masing akan menempatkan dana 2,5 miliar dan BNY Mellon, PNC Bank, State Street, Truist dan US Bank masing-masing memasukkan dana 1 miliar dolar AS.
“Aksi bank-bank terbesar AS ini mencerminkan tingkat keyakinan mereka dengan sistem perbankan AS. Secara bersama-sama, kami mengerahkan kekuatan keuangan dan likuiditas kami ke sistem yang lebih besar, yang paling membutuhkan,” demikian pernyataan bank-bank tersebut pada Kamis (16/3).
Hanya saja masih pertanyaan yang tersisa adalah, apakah tindakan itu akan mampu memulihkan kepercayaan investor terhadap First Republic, juga kesehatan sektor perbankan secara umum? Saham First Republic, setelah mengalami rebound pada Kamis, anjlok lebih dari 20% dalam perdagangan after-hours atau perdagangan di luar jam bursa normal.
Penurunan itu terjadi setelah pihak bank mengumumkan untuk menangguhkan pembagian dividen “selama periode ketidakpastian ini.” Bank juga mengatakan akan mengurangi pinjamannya, serta besaran serta komposisi operasional mereka secara keseluruhan.
Dalam tanda-tanda terjadinya tekanan yang lebih luas di sektor perbankan, perbankan AS menyerbu The Fed (Bank Sentral AS) untuk minta dukungan menyusul bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB), di mana bank sentral AS ini sudah meminjamkan 160 miliar dolar AS selama akhir pekan sampai 15 Maret dengan diskonto dan fasilitas darurat yang baru.
Data yang dirilis The Fed pada Kamis menunjukkan penggunaan jendela diskonto telah membengkak mencapai rekor 152,85 miliar dolar AS, melonjak 148,3 miliar dolar AS dalam 5 hari sampai Rabu (15/3). Ketentuan fasilitas ini dilonggarkan sebagai bagian dari langkah darurat untuk perbankan yang diumumkan pada Minggu (12/3).
Pihak perbankan juga telah meminjam 11,9 miliar dolar AS dari fasilitas Bank Term Funding Program The Fed, skim baru yang diluncurkan pada Minggu. Secara terpisah, bank sentral AS juga telah mencairkan dana 142,8 miliar dolar AS untuk menjamin seluruh simpanan di SVB dan Signature Bank.
Kepala ekonom di JPMorgan, Michael Feroli mengatakan, lebih dari 300 miliar dolar AS pinjaman yang disalurkan The Fed kepada lembaga-lembaga keuangan “(jumlahnya) sekitar setengah dari yang diberikan” saat terjadi krisis keuangan 2008.
“Namun itu tetap saja angka yang besar,” tambahnya, seperti dikutip Financial Times. “Pandangan bahwa gelas setengah kosong adalah (artinya) bank membutuhkan banyak uang. Gelas yang diambil setengah isinya artinya sistem bekerja sesuai yang diinginkan.”
JPMorgan, yang juga penasehat First Republic, sudah menyuarakan kepada perbankan saingan untuk menyusun solusi buat First Republic yang didukung industri keuangan. Dia juga sudah mengimbau beberapa bank Wall Street pada Rabu malam untuk mencari pendanaan, kata dua orang sumber yang mengetahui masalah ini.
Perbankan AS mendapat tekanan dari pemerintah AS untuk membantu First Republic, setelah saham bank ini rontok dan peringkat utangnya mengalami penurunan menyusul kebangkrutan SVB, kata seorang sumber yang ikut dalam pembicaraan.
Sementara Menteri Keuangan Janet Yellen, Gubernur The Fed Jay Powell dan pejabat senior keuangan mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Dukungan yang ditunjukkan sebuah kelompok bank besar ini disambut baik, dan memperlihatkan ketahanan sistem perbankan.”
“Seperti biasa… (bank sentral) siap memberikan likuiditas melalui jendela diskonto kepada semua institusi yang memenuhi syarat,” tambah The Fed.
Saham First Republic naik lebih dari 10% menyusul keluarnya pengumuman itu. Saham mereka sudah anjlok 64% selama sepekan lalu sejak Federal Deposit Insurance Corporation mengambil alih SVB, yang memicu ketakutan terjadi efek beruntun yang menyebar luas ke bank-bank regional lainnya.
Guna memperkuat posisi keuangannya, First Republic meminjam dana dari The Fed dan JPMorgan pada Minggu, yang memberikan likuditas sekitar 70 miliar dolar AS, di luar dana yang tersedia dari fasilitas baru The Fed: Bank Term Funding Program.
First Republic berjuang keras memulihkan kepercayaan investor setelah ambruknya SVB pada Jumat, disusul Signature Bank pada Minggu.
Pada Selasa, Moody menempatkan seluruh peringkat jangka panjang First Republic dalam pengawasan untuk diturunkan, seraya mengatakan hal itu mencerminkan ketergantungan First Republic pada simpanan yang tak diasuransikan serta kerugian yang belum terealisasi pada sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo. Lembaga pemeringkat Fitch dan S&P Global memangkas peringkat kredit First Republic pada Rabu.
Kesulitan First Republic mencuat meski ada jaminan kembali dari Presiden Joe Biden bahwa regulator akan melakukan “apapun yang diperlukan” untuk melindungi nasabah penyimpan uang dan melakukan langkah-langkah pendanaan darurat dari pemerintah AS untuk mendorong likuiditas. AI