Bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang diberikan Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), mendorong petani untuk memaksimalkan potensi pertanian di daerah setempat. Sebagai contoh petani di Malaka, Nusa Tenggara Timur, yang menerima bantuan Alsintan, akan memaksimalkan lahan pertanian dengan menggunakan Alsintan.
Bantuan Alsintan yang diberikan Ditjen PSP Kementan untuk mendukung pertanian di Malaka berupa traktor tangan (hand tractor) dan mesin semprot hama (hand sprayer). Bantuan ini diterima 4 kelompok tani, yaitu Etu Wain, Manuhare, Sinar Au Mutin, dan Karya Maju.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bantuan Alsintan diberikan untuk memaksimalkan potensi pertanian di Malaka. Salah satu program Kementan adalah meningkatkan produktivitas.
Dukungan untuk peningkatan produksi bisa dilakukan dengan memaksimalkan Alsintan. Oleh karena itu, bantuan Alsintan diberikan buat petani.
Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, Alsintan bisa mendukung aktivitas pertanian dari hulu sampai hilir. Alsintan sangat membantu petani untuk menjalani aktivitas.
“Mulai dari olah tanah dengan menggunakan traktor, menanam dengan transplanter, panen dengan combine harvester, bahkan hingga packaging. Semua bisa didukung Alsintan,” katanya.
Sarwo Edhy menegaskan, Alsintan juga bisa mendukung peningkatan produktivitas pertanian.
“Dengan Alsintan, losses (kehilangan panen) bisa ditekan. Selain itu proses pertanian menjadi jauh lebih cepat dan efisien. Faktor-faktor ini yang bisa mendukung peningkatan produksi,” tegasnya.
Di Malaka, NTT, komoditi unggulannya adalah tanaman padi, jagung, dan ubi. Berdasarkan data BPS 2019, total produksi padi di seluruh Kecamatan di Malaka hingga tahun 2018 mencapai angka 40.962,01 ton.
Malaka juga memanen jagung seluar 26.066 ha, memproduksi ubi kayu sebanyak 59.428,55 ton, dan ubi jalar sebesar 14.249,6 ton
Efisien
Pemanfaatan Alsintan bukan hanya memberikan dampak pada peningkatan produksi padi, tapi juga pekerjaan petani juga lebih efisien. Makarom, misalnya. Dia tidak pernah menyangka lahannya yang seluas 0,5 ha akan dipanen dengan menggunakan alat canggih.
Selama ini dia hanya melihat alat canggih tersebut ada di negara maju melalui media elektronik. Tapi kini alat itu ada dihadapannya. Mukarom memperhatikan dengan cermat cara kerja operator yang mengoperasikan combine harvester, memotong rumpun padi secara otomatis.
Lalu, memasukkannya ke dalam mesin untuk selanjutnya tertampung di karung yang telah dipersiapkan. Alat itu berjalan di atas lahan miliknya yang hanya seluas 0,5 ha untuk mengasilkan 2,9 ton padi miliknya.
Mukarom bersyukur menjadi anggota dari Kelompok Tani (Poktan) Sumber Rejeki Desa Menilo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Luas lahan yang dimiliki Poktan Sumber Rejeki totalnya sekitar 18 ha, produktivitasnya mencapai 5,7 ton/ha, sehingga total panen yang dihasilkan sebanyak 102,6 ton.
Dengan harga yang diterima petani sebesar Rp4.200-Rp5.200/kg gabah kering giling (GKG) setelah dikurangi dengan segala pembiayaan usaha tani, petani masih tetap akan menikmati hasil yang fantastis.
“Untuk bisa menggunakan jasa combine harvester, petani hanya membayar Rp45.000/kuintal. Hitungannya, masih jauh lebih murah dibandingkan panen secara konvensional,” kata Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Soko, Titin Agustiningsih saat pertemuan dengan kelompok tani di Desa Menilo.
Menurut dia, penggunaan Alsintan akan jauh lebih efektif dan efisien, apalagi ketika panen terjadi secara serentak yang menyebabkan kekurangan tenaga panen. Panen dengan cara konvensional akan banyak kehilangan hasil, sehingga menggunakan combine harverster adalah solusi yang sangat tepat.
Selain itu, menurutnya, panen secara konvensional membutuhkan lebih kurang 40 hari orang kerja (hok)/ha/musim tanam. Sementara menggunakan mekanisasi hanya membutuhkan 7,5 hok/ha/musim tanam. “Jika dihitung secara finansial, maka dengan mekanisasi memperoleh efisiensi sebesar 20%/ha/musim tanam,” ujar Titin.
Selain itu, ungkap Titin, adanya lembaga unit pelayanan jasa alat mesin pertanian (UPJA) juga sangat membantu petani. Sebab, lembaga ini mengelola alat-alat mekanisasi yang dibutuhkan petani.
“Penggunaan Alsintan bisa menurunkan biaya produksi usaha tani, meningkatkan produksi dan pendapatan petani serta meningkatkan minat kaum milenial dalam berusaha tani,” tuturnya. Karena itu, untuk mendorong mekanisasi pertanian, kata Titin, peran Kostratani melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sangat penting.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo) dalam berbagai kesempatan juga mendorong petani menggunakan Alsintan untuk mengolah tanah, masa tanam, hingga panen. Pasalnya, Alsintan bisa membantu menggenjot produktivitas hasil panen.
“Kita harus menggenjot produksi pangan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Karena itu, petani harus turun ke lapangan. Terus tanam sesudah panen. Manfaatkan Alsintan untuk mempermudah kerja di lapangan dan untuk memaksimalkan hasil panen,” katanya. PSP
Dinas Pertanian Diimbau Adakan Pelatihan Alsintan
Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong Dinas Pertanian dan Pemerintah Daerah (Pemda) melakukan pelatihan alat mesin pertanian (Alsintan) kepada para petani, seperti yang dilakukan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Pelatihan tersebut dinilai penting untuk menjawab tantangan lingkup pertanian, yang kedepan dimungkinkan serba bercorak teknologi canggih.
“Pelatihan atau sosialisasi yang dilakukan kepada petani, Poktan maupun UPJA sangat positif untuk mendorong petani agar bisa memanfaatkan alat tersebut dengan optimal,” kata Sarwo Edhy, Kamis (5/11/2020).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan itu menambahkan, pelatihan atau sosialisasi soal Alsintan memang penting untuk meningkatan pengetahuan petani.
Petani diharapkan menjadi lebih terbiasa dengan teknologi, sehingga pemanfaatan alat tersebut menjadi maksimal. Melalui kegiatan tersebut, lanjut Sarwo Edhy, petani bisa lebih optimal menggunakan Alsintan, mulai dari olah tanah sampai panen.
Belakangan ini, UPJA di beberapa daerah rutin memberikan sosialisasi pentingnya memanfaatkan Alsintan kepada anggota Poktan maupun Gapoktan.
“Perkembangan teknologi mekanisasi pertanian sudah sangat pesat, sehingga mau tidak mau Gapoktan melalui UPJA harus dapat memenuhi kebutuhan petani melalui pelayanan Alsintan,” ujarnya.
Dalam pelatihan, petani mendapatkan pengetahuan atau pengenalan fitur dan komponen Alsintan dan dilanjutkan praktik langsung di lapangan.
“Materi bisa meliputi perawatan dan penggunaan alat. Dengan materi dan praktik yang dilakukan bisa diaplikasikan di lapangan,” kata Sarwo Edhy.
Pelatihan yang berlangsung pekan lalu di Desa Klorogan, Kecamatan Geger, itu diikuti puluhan petani. Peserta yang hadir tidak sabar ingin segera mendapat pengarahan, sekaligus praktik mengoperasikan Alsintan berupa Combine dan Rice Transplanter tersebut.
Dalam acara pelatihan itu Dispertan setempat menghadirkan pihak terkait, yakni Direktorat Kementan dan PT Rutan selaku penyedia Alsintan. Selain itu, penyelenggara juga mendatangkan sebanyak 20 orang dari Kecamatan Dolopo dan Kebonsari, selaku tenaga operator Alsintan yang sudah terlatih sebelumnya.
Pemaparan materi dilakukan secara kombinasi oleh Achmad Syuhada, Staf Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Dispertan Madiun, Afrison Bartolomeus, Direktorat Kementan dan Dwi serta Puguh selaku penyedia Alsintan.
“Perkembangan teknologi pertanian dirasakan bergerak cepat. Karenanya harus diimbangi kompetensi para petani, agar sinergis antara teknologi dan kemampuan bercocok tanam,” katanya.
Dia menambahkan, bantuan Alsintan dari pemerintah merupakan terobosan percepatan, sekaligus jalan keluar para petani dalam memberdayakan bidang kerjanya. Para petani diharapkan bukan saja sanggup mengoperasionalkan Alsintan, melainkan juga menjaga dan merawat peralatan pertanian itu dengan baik.
Sementara Afrison Bartolomeus meminta agar para petani memanfaatkan peralatan itu semaksimal mungkin. Jangan sampai alat yang sudah dibeli mahal tapi tidak dimanfaatkan.
“Jangan sampai dibiarkan mangkrak ya. Nanti malah cepat rusak. Mengingat mesin bantuan dari pemerintah ini harganya mahal. Jadi harus dimanfaatkan dan dirawat betul,” pintanya.
Para ketua Poktan dan operator yang hadir dalam acara itu memperoleh buku petunjuk pengoperasian dan video tutor, untuk dipelajari di rumah. PSP