Bantuan Alsintan Fokus Wilayah Perbatasan NKRI

Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mewujudkan pertanian modern secara merata di semua wilayah Indonesia. Karenanya, mekanisasi harus berkembang hingga ke wilayah terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Selain fokus pada penyediaan alsintan mendukung program #SERASi juga memfokuskan program mekanisasi pertanian di daerah pinggiran atau wilayah perbatasan dan terdepan dari NKRI,” tutur Direktur Alat Mesin Pertanian sekaligus Ketua Tim Kerja Pertanian 4.0, Andi Nur Alam Syah.

Hal tersebut merupakan langkah dalam mempercepat pembangunan pertanian Indonesia berbasis pertanian 4.0. Selama ini kan mekanisasi pertanian lebih difokuskan di daerah di Jawa dan sentra produksi.

“Kini, kita ubah dikit,  kemajuan mekanisasi pertanian difokuskan dari daerah pinggiran sehingga sektor pertanian ke depan benar-benar modern,” tutur Andi Nur Alam di Jakarta, Rabu (19/6).

Dia mengataku optimis untuk mewujudkan modernisasi pertanian di daerah terdepan. Pasalnya, Kementan telah memiliki modal atau fondasi yang kuat, tinggal dimantapkan organisasinya melalui Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) sehingga modernisasi benar-benar bisa terwujud,” katanya.

Pemantapan tersebut bukan hanya dari sisi kuantitas, tapi fokus kepada kualitas dari bantuan. “Ke depan, fasilitasi kita harap sekali sehingga bisa berkelanjutan karena sudah untung. Nah kalau sudah untung, kita tak usah nyiapin alsintannya. Makna pembangunan kan, pemberdayaan karena petani itu diberi fasilitasi supaya bergerak,” ujarnya.

Andi Nur Alam menjelaskan pemantapan alsintan dari sisi kualitas dipastikan dapat mengurangi tindak penyelewengan bantuan alsintan itu sendiri. Kemudian, alsintan tidak lagi dimiliki atau dikuasai oleh ketua kelompok.

“Sehingga ke depannya yang kita bangun adalah alsintan itu dalam satu pengelolaan melalui UPJA. Saya pikir, Pak Menteri luarbiasa, tinggal kita lanjutkan. Ke depan pertanian modern sudah jalan, apalagi beliau dikasih kesempatan tetap jadi menteri pertanian,” tandasnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Selatan, Ramlawaty mengatakan program mekanisasi pertanian telah memajukan pertanian hingga ke daerah kepulauan, salah satunya Banggai Kepulauan.

“Luas lahan sawah kami ada 1.000 hektar. Daerah kami merupakan daerah kepulauan, masyarakatnya mengandalkan sektor pertanian. Jadi kami dukung sekali program Kementan,” katanya.

Untuk diketahui, pada 2019 ini, Banggai Kepulauan akan diberikan bantuan traktor roda 2, kultivator, traktor roda 4, dan pompa. “Kami yakin daerah kami walau di kepulauan, tapi pertaniannya modern,” imbuh Ramlawaty.

Alsintan Buat Kabupaten Wajo

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wajo Muhammad Ashar mengatakan untuk mengoptimalkan penggunaan alsintan bantuan Kementan. Sebelumnya Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan untuk Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang terendam banjir bandang.

Muhammad Ashar mengatakan, pihaknya telah membentuk brigade yang dikelola langsung oleh dinas pertanian setempat. Kondisi lahan pertanian di sekitar lokasi lahan rawa yang terendam, masih dalam kondisi banjir dan menunggu waktu olah tanah, sehingga 30 unit traktor roda dua tersebut belum bisa dioperasikan.

Dengan bantuan alsintan tersebut, dia mengatakan petani merasa terbantu dan untuk secepatnya mengolah lahan pertanian yang sebelumnya dilanda banjir. “Jadi kerugian petani akibat banjir dapat diatasi cepat,” kata Ashar dalam keterangan pers, Jumat (14/6).

Menurut dokumen Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Bantuan Traktor Roda Dua antara penyedia dengan Dinas Pertanian Wajo, 30 unit traktor roda dua tersebut baru tiba dan diserah terimakan oleh penyedia pada tanggal 25 april 2019. Kemudian, dibutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk perakitan dan running test sampai alat tersebut bisa disalurkan dan digunakan.

Terkait informasi bahwa alat tersebut bertumpuk sudah lama dan tidak disalurkan, kata dia, adalah tidak benar dan hasil pengecekan fisik pada traktor roda dua tidak ditemukan karat. Tentunya, kata Ashar, pihaknya membutuhkan waktu dan tahapan sampai alat tersebut dapat difungsikan untuk pengolahan tanah.

Andi Nur Alam Syah menjelaskan, sebanyak 30 unit traktor roda dua tersebut baru tiba di Kabupaten Wajo pada tanggal 25 April 2019 dan membutuhkan waktu perakitan hingga bisa dioperasikan selama dua pekan. Pemanfaatanya dikelola dalam bentuk brigade yang dalam pengoperasiannya oleh kelompok tani.

“Nah karena kondisi Wajo di pertengahan puasa kemarin dilanda banjir, traktor tersebut tidak dimungkinkam digunakan alias beroperasi. Kondisi traktornya pun hingga saat ini masih bagus, kami sudah cek tidak berkarat. Banjir surut, siap digunakan,” katanya.

Andi Nur Alam mengatakan, program mekanisasi pertanian yakni alsintan dipastikan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani dan tingkat produksi tanaman pangan Indonesia.

Dia mengklaim, bantuan sintan dapat menekan biaya operasional sebesar 35%-48% dalam produksi petani. “Dulu tanpa kemajuan mekanisasi ini, petani bisa membajak sawahnya satu hektare berhari-hari, tapi ini cukup dua hingga tiga jam saja,” ujarnya.

Andi menambahkan, dengan penggunaan alsintan modern pun, penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10% pun dapat diselamatkan. Selain itu alsintan dapat meningkatkan nilai tambah dan penanaman padi yang dulunya hanya 1 kali setahun, kini menjadi 2 kali atau 3 kali setahun. “Pendapatan petani juga ikut naik,” katanya. PSP