Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil mengatakan, pihaknya melengkapi penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan) dengan sarana perbengkelan untuk menunjang mekanisasi pertanian.
Dia menyebutkan, perbengkelan tersebut direalisasikan untuk memperbaiki dan merawat Alsintan. Bengkel Alsintan juga digunakan untuk menyediakan spare part sehingga dapat membantu petani dalam proses budidaya pertanian.
“Ketika terjadi kerusakan, perbengkelan dapat dengan sigap memperbaiki Alsintan, sehingga tidak mengganggu kinerja petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Perbengkelan Alsintan ini juga melakukan servis atau perawatan Alsintan untuk mengantisipasi kerusakan yang terjadi,” jelasnya.
Di sisi lain, kata Ali, perbengkelan Alsintan dimaksudkan untuk terus menjaga produktivitas pertanian dan meningkatkan pendapatan petani.
Dia menjelaskan, program perbengkelan Alsintan juga sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor.
“Sejauh ini, Kementan telah menyalurkan Alsintan ke daerah-daerah sentra produksi pangan untuk mendukung budidaya pertanian mereka,” terangnya.
Ali mengatakan, dukungan yang diberikan dalam bentuk perbengkelan Alsintan agar keberlanjutan mekanisasi pertanian dapat terus berlangsung. Sebab, Alsintan memerlukan layanan pemeliharaan, perbaikan, dan penyediaan suku cadang.
Dia berharap, dengan bantuan perbengkelan di bawah pengelolaan Unit Pelayanan Jasa dan Alsintan (UPJA), ada dua keuntungan yang didapat, yakni jaminan keberlanjutan penggunaan Alsintan serta menjadi sumber pendapatan UPJA selain dari usaha jasa sewa Alsintan, jasa olah tanah, dan jasa perbengkelan.
“Bantuan sarana perbengkelan dilakukan melalui pembangunan workshop yang berfungsi sebagai tempat kerja operasional bengkel dan penyimpanan suku cadang Alsintan, juga kantor administrasi, alat perbengkelan dan fasilitas lainnya,” kata Ali.
Direktur Alat Dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP, Muhammad Hatta menambahkan, bantuan tersebut merupakan percontohan agar petani di daerah lainnya turut membuat perbengkelan.
Sebab, kata dia, prospek bisnis bengkel Alsintan bagus dan membuat petani tidak ragu membeli Alsintan.
“Bisnis perbengkelan Alsintan ini bagus. Bengkel bantuan dari pemerintah ada yang digratiskan biaya servis, tapi tidak dengan spare part-nya. Bengkel yang swakelola kelompok pertanian (poktan) tidak gratis,” ujarnya
Selain itu, Kementan juga meluncurkan taksi Alsintan dalam rangka membantu menyediakan Alsintan secara mandiri oleh pelaku usaha di sektor pertanian melalui fasilitasi bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Saya kira akan banyak sekali daerah-daerah, desa-desa, provinsi, dan kabupaten dengan banyak petani yang mau beli Alsintan, baik itu apa rice mill unit (RMU), dryer, combine harvester, traktor dan lain-lain dengan pola program Taksi Alsintan,” ujarnya.
Hatta menyebutkan, program tersebut merupakan inovasi Kementan untuk mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) dan melatih kemandirian petani.
“Taksi Alsintan itu inovasi kita untuk mengurangi beban APBN. Program ini berkaitan langsung dengan layanan KUR sehingga petani bisa lebih mandiri,” jelasnya.
Positif, Taksi Alsintan
Kepala Dinas (Kadin) Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Bambang Pramono mengatakan, program Taksi Alsintan telah memberikan dampak positif bagi para petani di wilayahnya.
Progres Taksi Alsintan di Provinsi Sumsel, kata dia, telah berjalan pada beberapa kabupaten, yaitu Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur).
“(Kami melakukan kegiatan) pemanenan padi secara bersamaan menggunakan Taksi Alsintan pada lokasi panen dan bergerak antarkabupaten sesuai jadwal panen,” ujarnya.
Untuk diketahui, Taksi Alsintan merupakan program yang diinisiasi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo agar petani dan pelaku usaha di sektor pertanian bisa melakukan pengadaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) secara mandiri melalui fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Tujuan dari program tersebut adalah memperkenalkan teknologi pertanian kepada petani dan mendorong pemulihan ekonomi sektor pertanian.
Menurut Bambang, Taksi Alsintan memberikan banyak manfaat bagi para petani. Program ini, sebut dia, dapat mendorong kemandirian petani dan mengenalkan petani dengan penerapan mekanisasi pertanian.
“Dengan pertanian modern, petani dapat mempercepat waktu panen dan olah lahan sehingga bisa segera melakukan tanam kembali. Program ini juga dapat memaksimalkan produksi sehingga pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani di Sumsel,” paparnya.
Selain itu, lanjut Bambang, program Taksi Alsintan dapat menghemat biaya usaha tani dan waktu pada saat panen, serta dapat mengurangi kehilangan hasil atau loses.
Pihaknya pun terus melakukan berbagai upaya agar semakin banyak petani tergerak untuk memanfaatkan program Taksi Alsintan.
Adapun upaya yang dilakukan adalah terus mendorong penyedia untuk membuka perwakilannya di Sumsel .PRP
Genjot Produksi Padi Melalui Intervensi Mekanisasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan puas dengan panen raya di Desa Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, di mana hasilnya terbilang tinggi. Padahal, areal ini sempat dua kali terkena banjir yang menyebabkan produktivitas turun di angka 5,5 ton/hektare (ha).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, produksi masih bisa ditingkatkan pada musim tanam berikutnya mengingat bibit yang digunakan merupakan bibit hibrida Inpari 32.
Pihaknya juga akan konsentrasi melakukan mitigasi cuaca agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan turunnya produksi melalui intervensi teknologi mekanisasi.
“Upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif. Kita telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana dan prasarana. Silakan pemda koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika masih terdapat genangan di sawah,” kata Mentan usai mendampingi Presiden Jokowi panen raya, Kamis (30/3/2023).
Dikatakannya, dalam peningkatan produksi pangan, salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan percepatan pengolahan tanah dan penanaman serentak hingga panen yang dilaksanakan melalui penerapan modernisasi pertanian dengan penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
“Perubahan iklim adalah kendala yang sering terjadi, yang menyebabkan jadwal tanam tidak menentu. Maka salah satu upaya untuk mengatasinya diperlukan intervensi teknologi, salah satunya dengan percepatan tanam yang dimulai dengan pengolahan tanah menggunakan Alsintan,” jelasnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil menambahkan, pengelolaan dan penggunaan Alsintan ini juga diharapkan dapat melibatkan kaum muda turut bekerja dibidang pertanian untuk mengatasi kurangnya tenaga kerja di bidang pertanian. Selain itu juga untuk effektivitas waktu yang diperlukan untuk pengolahan tanah.
“Tujuan utamanya tentu untuk meningkatkan produksi. Tetapi untuk memastikan ada regenerasi petani, anak muda harus diberikan sesuatu yang menarik minatnya. Yaitu dengan mekanisasi pertanian,” katanya.
Ali Jamil mengungkapkan, bantuan Alsintan pra-panen dari Ditjen PSP yang telah dialokasikan ke Kabupaten Maros pada tahun 2022 sebanyak 126 unit, yang terdiri dari 52 unit cultivator, 10 unit handsprayer, 40 unit pompa air, 9 unit traktor roda 2 dan 6 unit traktor roda 4. Sementara di tahun 2023 Alsintan yang diberikan berupa 3 unit traktor roda 4 dan 5 unit traktor roda 2.
“Kami berharap bantuan ini bisa termanfaatkan dengan baik dan untuk selanjutnya bantuan yang dialokasikan bisa turut mendorong supaya generasi muda bisa kembali tertarik di sektor pertanian,” ujarnya.
Sebagai informasi, panen padi di Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2023 ini mencapai 139.622 ha dengan prakiraan produksi sebanyak 692.911 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 399.085 ton beras.
Sedangkan untuk perkiraan panen padi di bulan April mendatang mencapai 174.609 ha dengan prakiraan produksi mencapai 869.113 ton GKG atau setara 500.839 ton beras. Adapun untuk bulan Mei perkiraannya mencapai 85.576 ha, dengan produksi mencapai 422.188 ton GKG atau setara 243.481 ton beras.
Secara umum, gambaran padi Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas Baku Sawah seluas 654.818 ha dengan luas panen mencapai 1.038.084 ha dan produksi padi mencapai 5.360.169 ton GKG atau setara beras 3.075.860 ton. SW