Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu kinerja industri furnitur rotan agar semakin memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional. “Indonesia punya potensi besar dalam pengembangan industri rotan yang berdaya saing global, karena didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang kaya dan sumber daya manusia yang terampil,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika saat meninjau PT. Aida Rattan Industry di Cirebon, Kamis (26/08/2021).
Putu menegaskan, selama masa pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pihaknya bertekad menjaga aktivitas industri furnitur rotan, yang termasuk dalam sektor esensial. Sebab, industri ini merupakan sektor yang berorientasi ekspor sehingga menghasilkan devisa.
“Saat ini, sejumlah industri esensial sedang melakukan tahap uji coba penerapan protokol kesehatan, dengan beroperasi dalam kapasitas 100% karyawan yang dibagi minimal menjadi dua shift,” tuturnya. Hal ini sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, 3, dan 2 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali.
Guna memastikan uji coba tersebut berjalan baik, Kemenperin terus aktif melakukan monitoring dan evaluasi. “Misalnya, kami melakukan kunjungan kerja untuk memantau pedoman atau fasilitas yang dimiliki perusahaan dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu juga melihat langsung penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang lebih memudahkan dan efektif,” paparnya.
Putu memberikan apresiasi kepada PT. Aida Rattan Industry yang telah siap menjalankan operasionalnya kembali secara penuh, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan disipilin. “Bahkan, pabrik yang memiliki total tenaga kerja 144 orang ini, sebanyak 122 karyawannya (85%) telah divaksin,” ungkapnya.
Pada Januari-Mei 2021, ekspor furnitur berbasis rotan menembus 67,67 juta dolar AS atau naik 31% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 51,62 juta dolar AS . Adapun negara tujuan utama ekspor furnitur nasional, di antaranya Amerika Serikat, Italia, Jerman, Jepang, Belanda, Inggris, dan Perancis.
Sementara secara kumulatif, ekspor yang dikontribusikan oleh industri furnitur mencapai 1,91 miliar dolar AS sepanjang tahun 2020. Sektor ini terdapat 1.114 perusahaan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan jumlah kapasitas produksi sebesar 2,9 juta ton per tahun dan total tenaga kerja yang terserap sebanyak 143.119 orang.
Kerek daya saing
Selama ini, Kemenperin telah menginisiasi berbagai program dan kebijakan dalam mengerek daya saing industri furnitur di tanah air. Misalnya, menjaga ketersediaan bahan baku, memberikan insentif fiskal dan nonfiskal. “Kami juga mengapresiasi PT. Aida Rattan Industry yang mempunyai program penanaman kembali rotan sehingga kesinambungan bahan bakunya terjaga. Selain itu atas upaya meningkatkan ekspornya sehingga memberikan kontribusi besar terhadap devisa,” terangnya.
Putu menambahkan, dampak pandemi membawa perubahan terhadap belanja rumah tangga, seperti peralihan dari biaya untuk hiburan atau pariwisata menjadi kebutuhan untuk menata atau merenovasi rumah. Salah satu produk yang cukup banyak diserap adalah furnitur dan kerajinan.
“Hal ini memberikan peluang terhadap industrinya, terlebih dengan adanya pola belanja online yang juga ikut mendongkrak penjualan produk furnitur dan kerajinan,” imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT. Aida Rattan Industry, Prayitno mengaku berterima kasih kepada Kemenperin selaku pembina industri, yang telah memberikan perhatian penuh untuk menjaga sektor furnitur dapat beroperasi selama masa pandemi. Selain itu, berbagai kebijakan yang telah diinisiasi guna memacu daya saing sektor industri.
“Kami berkomitmen untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. Kami sudah implementasikan aplikasi PeduliLindungi, selain juga melakukan self-assessment, serta membentuk gugus tugas dalam upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19,” ungkapnya.
Prayitno menyatakan, perusahaan terus berupaya memacu utilisasinya guna memenuhi kebutuhan para buyers potensial. Selain itu, perusahaan aktif melakukan riset untuk menciptakan inovasi baru terhadap produknya agar semakin kompetitif di kancah global.
“Saat ini, kami punya produk unggulan, yaitu balok rotan dan vinil rotan yang diekspor ke Jerman. Salah satunya dijadikan komponen interior mobil untuk diekspor lagi ke industri otomotif China. Lima tahun ke depan, kami akan pasok ke industri otomotif di Eropa,” ujarnya.
Pada tahun lalu, ekspor PT. Aida Rattan Industry menembus lebih dari USD1 juta. “Diperkirakan, dengan adanya ekspor balok rotan dan vinil rotan bisa mencapai USD2 juta pada tahun 2022,” imbuhnya, Sementara itu, perusahaan telah menggelontorkan nilai investasi sebesar Rp30,5 miliar. Buyung N