Bisnis agrokimia, seperti pestisida dan pupuk, masih menjanjikan. Tidak mengherankan, kini banyak berkembang industri pupuk maupun pestisida di tanah air.
Hal itu dikatakan Muhrizal Sarwani, Direktur Pupuk dan Pestisida, Ditjen Prasarana dan Sarana, Kementerian Pertanian saat membuka Training of Trainer (TOT) yang diselenggarakan oleh Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (ALISTHER) di Bogor, Selasa (19/2/2019).
“Untuk memenuhi kebutuhan sendiri, banyak perusahaan perkebunan, membangun industri pupuk atau pestisida,” katanya. Namun, Muhrizal mengakui meski industri herbisida dan pestisida berkembang, ada juga produk-produk yang hilang.
“Jadi, industri ini dinamis ada yang tumbuh ada juga yang hilang, semuanya mengalir,” terang Muhrizal. Produk yang hilang, baik pupuk maupun pestisida, terjadi karena pasarnya hanya tergantung dari proyek pemerintah.
Mulyadi Benteng, Ketua ALISTHER mengungkapkan, TOT ini penting mengingat herbisida dan pestisida harus digunakan tepat sasaran dan kedua ini dihadiri oleh 71 orang yang berasal dari 30 perusahaan di 22 provinsi.
“Jadi, TOT ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas lapangan dalam rangka melaksanakan pelatihan kepada petani pengguna herbisida paraquat diklorida di daerah masing-masing, baik yang dilaksanakan oleh ALISTHER maupun dilaksanakan oleh internal masing-masing perusahaan,” papar Mulyadi.
Atas dasar itulah, Mulyadi berkomitmen agar ALISTHER bisa melaksanakan pelatihan secara konsisten dan berkesinambungan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya wilayah penggunaan herbisida paraquat diklorida.
Mulayadi berharap, melalui pelatihan ini para peserta dapat menggunakan herbisida paraquat diklorida dengan baik, sehingga dampak negatif dapat dihindari.
Sepanjang tahun 2018, aliansi ini telah berhasil melatih 4.260 petani dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di 41 kabupaten dari 25 provinsi serta melengkapi mereka dengan sertifikasi kecakapan. Tahun 2019, ALISTHER menargetkan 46 pelatihan di Indonesia. Jumlah ini naik sekitar 12% dari tahun sebelumnya.
Bulan Februari ini akan dilaksanakan pelatihan petugas lapangan yang mewakili 27 provinsi sebagi pelatih di setiap provinsi tempat pelatihan.
Mulyadi mengapresiasi pemerintah c.q. Kementerian Pertanian yang sudah melakukan penelitian soal paraquat, yang bisa dijadikan sebagai bahan untuk Conference of Parties (COP) IX tahun 2019 Basel, Rotterdam, Stockholm Convention di Rotterdam.
Pada COP 2017 di Jenewa, Indonesia menolak paraquat masuk annex III. Karena itu, COP 2019 harus menyampaikan hasil penelitian, dan hal ini sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Jamalzen