Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Mahmud mengungkapkan, Profesor Bungaran Saragih sebagai tokoh nasional yang selalu mendorong sektor pangan dan agribisnis Indonesia menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
“Pemikiran Prof Bungaran Saragih terkait sistem dan usaha agribisnis didasari pada karakteristik berdaya saing, berkerakyatan, terdesentralisasi dan berkelanjutan. Ini merupakan prinsip-prinsip dasar utama untuk mewujudkan pembangunan pertanian bagi peningkatan kesejahteraan petani serta memenuhi kebutuhan industri pangan Indonesia,” ungkap dia pada Webinar Bedah Buku Suara Agribisnis : Kumpulan Pemikiran Bungaran Saragih, berdasarkan rilis yang diterima Rabu (21/4/2021).
Dia menjelaskan Bungaran Saragih menciptakan paradigma baru soal pembangunan pertanian melalui pendekatan agribisnis.
“Agribisnis merupakan paradigma baru pembangunan ekonomi berbasis pertanian,” ujar dia.
Kemudian unsur utama pembangunan agribisnis meliputi dunia usaha skala mikro, kecil, menengah, besar. “Pemerintah merupakan fasilitator dalam mewujudkan pembangunan agribisnis tersebut,” jelas Musdalifah.
“Pemikiran Prof Bungaran Saragih sangat relevan dengan kebijakan pembangunan pertanian Nasional saat ini dan masa mendatang, terkait sistem dan usaha agribisnis melalui peran aktif stakeholder,” ungkap dia.
Menurut dia, pangan dan agribisnis menjadi salah satu motor penggerak dalam perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.
Di tengah sektor lain berkontraksi negatif pada masa pandemi Covid, justru sektor pangan dan pertanian berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional. “Sehingga kita bisa menyakini aktivitas perekonomian sangat tergantung dengan sektor pertanian,” jelas Musdalifah.
Dia mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor penyelamat perekonomian Indonesia. Pasalnya sektor ini dapat menahan laju kontraksi ekonomi nasional yang lebih dalam lagi, ujar dia.
Bayu Krisnamurthi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University menambahkan, strategi pembangunan ekonomi nasional agribisnis atau tepatnya sistem dan usaha agribisnis memang sangat melekat dengan sosok Bungaran Saragih.
Hingga kini, selama lebih dari 25 tahun, pak Bungaran tetap konsisten menulis, menjawab wawancara, mengajar, memberi seminar dan berkotbah tentang agribisnis, kata Mantan Wakil Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Perdagangan.
Bungaran Sarahih pada periode tahun 2000 2004 mendapat kesempatan menjadi Menteri Pertanian. “Jadilah pengembangan sistem dan usaha agribisnis resmi menjadi strategi pembangunan pertanian dan coba dijalankan sepenuhnya oleh Kementerian Pertanian RI,” jelas Bayu.
Prof Bungaran Saragih menceritakan bahwa pertanian tak hanya dibuat alat oleh pengusaha maupun pemerintah. “Pertanian itu jauh lebih besar dibayangkan oleh kita pada waktu lalu. Untuk itu kita perlu paradigma baru yakni sistem usaha agribisni,” ujar dia.
Atiyyah Rahma