Cargill menandatangani kerja sama dengan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH) untuk mendukung produksi minyak sawit berkelanjutan oleh petani swadaya di Indonesia.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sekitar 16.600 hektare perkebunan petani di provinsi Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan sehingga bermanfaat bagi lebih dari 8.900 petani swadaya.
Ketua Eksekutif Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH) Fitrian Ardiansyah, mengatakan pihaknya mendukung transformasi keberlanjutan melalui pembiayaan bersama dan melaksanakan rencana aksi berkelanjutan karena merupakan komponen penting untuk pertumbuhan jangka panjang.
“Komitmen ini memastikan bahwa semua kegiatan yang akan dilakukan akan berkontribusi untuk meningkatkan dampak sosial dan lingkungan yang positif di yurisdiksi di Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan. Cargill memiliki nilai yang sama, dan ini sangat penting bagi kami karena memungkinkan kami untuk berkolaborasi untuk menjaga kelestarian lingkungan,” katanya, Rabu (30/9/2020).
Kemitraan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen petani swadaya dari rata-rata panen tahunan saat ini 14 ton tandan buah segar (TBS) per hektare menjadi paling sedikit 20 ton/ hektare, dengan tetap menjunjung tinggi persyaratan lingkungan untuk sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan.
Perkebunan tersebut berlokasi di desa-desa sekitar PT Poliplant Sejahtera (PSA) Cargill dan PT Harapan Sawit Lestari (HSL) di Ketapang, Kalimantan Barat, serta PT Hindoli di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Selama dua tahun ke depan, Cargill dan YIDH akan bekerja sama dengan mitra pelaksana mereka yaitu Bentang Kalimantan dan Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI) untuk memberikan pelatihan tentang Praktik Pertanian yang Baik dan Prinsip-Prinsip Keberlanjutan.
Richard Low, Managing Director of Cargill Tropical Palm, mengatakan, praktik pertanian yang baik selalu menjadi landasan operasi perkebunan Cargill.
“Kami menerapkan praktik ini di semua aktivitas operasional kami dan memperluasnya ke pemangku kepentingan terkait, seperti mitra petani plasma,” katanya.
Cargill telah menjalankan kemitraan serupa dengan 22.000 petani plasma di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat serta akan membawa pengetahuan dan pengalamannya ke dalam inisiatif baru ini.
Selain Praktik Pertanian yang Baik, program ini juga akan memberikan pelatihan di bidang-bidang yang penting seperti pemetaan partisipatif, pengelolaan kawasan konservasi tinggi dan stok karbon tinggi serta pengelolaan limbah. Para mitra akan memastikan bahwa pembukaan lahan baru tidak dilakukan dengan pembakaran dan tidak dibuka di kawasan hutan atau lahan gambut.
Sugiharto